"Kak.."
"Kak Jungkook.."
Untuk pertama kalinya, rumah sederhana itu dipenuhi kekacauan begitu matahari turut terbangun bersama dua penghuni rumah yang sedang sangat dimabuk asmara.
Untuk pertama kalinya, Kim Yerim bangun dengan linglung--tak memahami dimana ia terlelap semalam. Debaran yang menderu kencang serta seluruh tubuh yang memanas, reaksi itulah yang seketika muncul begitu matanya menangkap sosok bongsor yang dengan pulasnya tertidur di lantai. Persis dibawah sofa dimana tempat Yeri semalam tidur.
Dengan mulut menganga lebar dan tubuh yang terjulur kesana kemari, sudah dapat dipastikan pemuda itu terlampau lelah dan membangunkannya pasti akan jadi pekerjaan yang bukan main sulitnya.
Menatap dada bidang Jungkook yang nyaris tampak sempurna dibalik kaus oblong putihnya, Yerim mendengus bingung namun tak punya pilihan, ia harus menyadarkan Jungkook dari tidurnya sebelum jarum jam menyentuh angka enam.
"AW! KIM YERIM!"
Gadis itu tak bisa menahan tawanya, sekaligus menatap jijik tangannya yang baru saja berbuat hal yang tidak senonoh.
Jeon Jungkook hanya bisa dibangunkan dengan mencubit puting dadanya.
Dan baru saja, Yeri melakukan itu.
"Kau sungguhan mencubitku? DISITU?" Masih mengusap-usap area sensitifnya yang terus terasa panas dan pedas, Jungkook tak mempercayai gadis yang ada dihadapannya itu baru saja memperlakukannya keji.
"Ya habisnya Kak Jungkook belum bangun.." Memasang gaya andalan berupa memanyunkan bibir, Yeri justru mendapati tindakan bodohnya barusan terlihat menggelikan untuk dirinya sendiri. "Kita 'kan harus berangkat jam delapan. Kak Jungkook mau bolos kerja?"
"Ah iya." Menepuk jidatnya sendiri, Jungkook menyumpahi dirinya yang terlelap begitu pulas.
Siapa suruh tangan Yerim terlalu terlalu hangat semalam, sampai-sampai membuat pemuda itu langsung tidur hitungan detik.
"Aku mandi duluan."
"Kak!"
Sadar waktu tetap berputar sekalinya puting Jungkook masih perih, keduany kini berdesakan setelah berlari menuju daun pintu kamar mandi.
"Kak! Aku ingin kencing sebentar!" Bujuk Yeri, dengan Jungkook yang sudah menguasai 50% pintu--nyaris menjadi pengguna pertama kamar mandi.
"Kencing saja 'kan?"
"Iya! Kak Jungkook kan mandinya juga tidak lama, lebih baik kau duluan." Kini wajah gadis itu dipenuhi senyum kemenangan begitu mendapat space didepannya meluas, Jungkook akhirnya mengalah beberapa menit. Dan benar saja, gadis itu hanya menyelesaikan urusan pribadinya kurang lebih lima menit. Mendorong tubuh mungilnya, Jungkook segera masuk dan membanting pintu rapat-rapat.
"KIM YERIM SUDAH KUBILANG SEMALAM JANGAN MAKAN TELUR KEBANYAKAN! ASTAGA, KENTUTMU BUSUK SEKALI!!!"
"Taruhan, siapa yang bakal sampai duluan ke halte?"
"Oke!"
Rutinitas pagi yang biasanya Jungkook dan Yerim habiskan selama nyaris satu jam, hari ini bisa dilalui lancar meski dalam durasi lima belas menit.
Menimbulkan rambut yang masih kacau layaknya sarang burung hinggap di kepala keduanya, meski tubuh mereka sudah terpasang pakaian formal rapi seperti biasanya. Berjalan santai karena mereka masih mempunyai waktu satu jam ke tujuan masing-masing, Jungkook tiba-tiba melepas rangkulannya dan membuat taruhan bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Do You Know
Fanfiction"Tinggal dengan seorang yang tak seharusnya tahu soal rahasiamu, tentunya kau juga harus jadi pribadi yang lain 'kan?"