changes

4K 495 1
                                    

        -; 🌚 even when the night
                 changes, it will never
                 changes me and u.

Seminggu berlalu,

Keadaan Seulgi sudah lebih membaik. Ia kembali bolos pelajaran dan juga jajan donat bersama Irene, Joy, Wendy, dan Yeri. Dan tentu saja, ia sudah melupakan jauh tentang Jimin. Sudah lama juga sejak ia melihat teman-teman Bangtan lainnya.

"Hahaha ! Iya, aku juga nonton episode itu. Kocak banget,"kata Yeri sambil menyantap mi di depannya.

Kalau pulang sekolah, mereka memang biasa makan di restoran dulu karena malas masak.

"Eonni, kita udah nggak pernah lihat bangtan lagi ya?"tanya Joy pada Irene. Hati Seulgi tersentak, namun dia hanya diam saja.

"Iya,"Irene mengangguk,"Oh, ya! Seulgi aku punya pertanyaan untukmu."

"Apa?"Seulgi menoleh ke Irene yang duduk di sebelahnya.

"Kau kenal Jimin?"

Pertanyaan itu memutar di kepala Seulgi. Membuatnya bingung harus menjawab apa.

"Hm, nggak, kok !"

"Lalu waktu kau pulang bareng dia itu kenapa ?"tanya Wendy.

"Bukan ! Itu bukan Jimin, hahaha !"Seulgi malah menjadikannya seolah lelucon.

"Hahahah ! Burik, burik,"Yeri meledek eonninya.

"Aku dan Sooyoung eonni ada jadwal trainee sekarang. Aku duluan,"kata Yeri meninggalkan gerombolannya.

Irene menyambung, "Ayo karaoke!".

"Kajja!"Wendy langsung menggandeng lengan Irene, "Ayo, Seulgi!".

Seulgi menggeleng, "Nggak deh, aku pulang aja."

"Baiklah, hati-hati !".

Kaki Seulgi melangkah bukan ke arah rumahnya. Gadis itu berhenti tepat di depan sungai yang airnya berwarna oranye akibat ulah senja hari itu.

"Waaa, udah lama sekali sejak terakhir kali aku bisa jalan-jalan sendiri seperti ini,"Seulgi bergumam sendirian karena sungai itu memang baru ramai kalau malam.

dorm Bangtan

Seminggu berlalu,

Keadaan Jimin berbalik dengan Seulgi. Ia jadi sering bengong. Tak mau makan. Tidur tak teratur, dan masih banyak lagi.

Perihal apa ?

"Argh !"Jimin mengacak-acak rambutnya, "Bisa gila gue mikirin dia terus!".

Akhir-akhir ini, memang Jimin selalu saja memikirkan Seulgi. Ia merasa bersalah. Dan sejak kejadian itu ia jadi sering gelisah. Dia sering memperhatikan Seulgi diam-diam sebenarnya sejak sore itu.

Dari situ, wajah Seulgi terus terbayang-bayang dalam benaknya. Padahal ia sudah berusaha untuk tidak keluar kelas agar tidak melihat Seulgi. Tapi, semakin ia mencoba keras untuk melupakan dan menjauh,

Ia semakin mengaguminya.

"Jimin-ah ! Temani aku beli soda !"teriak Namjoon dari luar kamar.

"Wah, akhirnya minum soda,"Namjoon mendesah lega, "Ayo, pulang !".

"Duluan saja, aku mau cari udara segar,"Jimin berjalan berlawanan arah dengan Namjoon.

"Dasar Jimin ! Duh, takut lagi pulang sendiri,"Namjoon menggerakan badannya merinding dan berjalan pulang.

"Waw, sungai ini memang tak berubah !"kata Jimin sambil memutar matanya ke kanan dan ke kiri. Matanya berhenti berputar, tubuhnya berhenti bergerak, dunia ini terasa berhenti.

Ia mendapati Seulgi yang berada tak jauh dari arah kirinya.

Sangat bodoh jika ia tak menghampirinya, dan sangat memalukan juga jika ia mendekatinya.

"Sering ke sini juga ?"

Seulgi langsung menoleh mendapati suara itu. Seolah tak bisa diatur, detak jantung nya bergerak sangat cepat. Sekujur tubuhnya dingin. Ia benci dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Aku sering datang kesini sejak masuk SMA. Tiap kali kesini, aku merasa dunia sangat luas. Aku juga suka ke-,"belum selesai ocehan Jimin,

"Tapi, Jimin ssi, kenapa kau bicara seolah tak pernah terjadi apa-apa sebelumnya?"Seulgi menatap Jimin sebentar lalu memalihkan pandangannya lagi.

Benar juga. Jimin terdiam.

"Aku merasa bersalah,"kata Jimin mendekat satu langkah.

"Kalau kau merasa bersalah, pergilah, jebal...,"Seulgi seolah serius dengan ucapannya.

"Aku tak bermaksud melukai perasaanmu. Maafka-,"omongannya diputus lagi.

Ia menghadap Jimin,"Harusnya aku yang minta maaf. Aku harus pergi sekarang. Pacarku sudah menunggu, duluan, ya !".

Belom sempat Seulgi melangkah, lengannya sudah ditarik oleh Jimin, "Siapa orang yang kau maksud?".

Seulgi tak berani menatap wajah Jimin hanya dengan jarak wajah sedekat ini.

"Siapa orang yang kau maksud?!"Jimin berubah membentak.

Seulgi memberanikan diri menatap Jimin, "Kau kira kau siapa? Apa hak mu membentakku seperti ini ?!"matanya berkaca-kaca.

Duar !

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.

"Jangan berani kau jalan dengannya,"Jimin mengeraskan suaranya mengetahui suara hujan yang cukup berisik.

"Apa ?! Memangnya kenapa ? Apa aku harus tunduk padamu ? Setelah hal bodoh dan memalukan yang terjadi padaku. Kau tahu itu sa-,"

cuppp,

Jimin mengecup bibir Seulgi dan ia biarkan mendarat disana sebentar, "Aku menyukaimu, kali ini aku bersungguh-sungguh. Aku memikirkanmu tiap malam sampai aku merasa bisa jadi gila. Jangan pernah kau jalan dengannya,"lalu Seulgi jatuh dalam dekapan hangat Jimin.

hello, bangtanvelvet.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang