bitter

2.2K 263 4
                                    

Malam itu, Seulmin, Vrene, dan Jungri diminta untuk bertemu dengan manager mereka.

Taehyung dan Irene sudah datang lebih dahulu dari Yeri dan Jungkook.

"Jimin kapan datang?"tanya Manager bangtan pada tangan kanannya.

"Sebentar lagi katanya,"jawabnya.

Krek

Pintu terbuka dan muncul lah dua kepala itu. Jimin nampak kesulitan membawa Seulgi di punggungnya.

"Seulgi! Ommo—,"Irene langsung mendekat dan menangkap Seulgi agar tidak jatuh dari tubuh Jimin. Begitu juga Yeri.

"Apa dia mabuk?"tanya manager Red velvet.

"Hanya minum sedikit tadi,"jawab Jimin takut di tuduh kalau ia yang membuat Seulgi mabuk.

"Kau, tolong bawa dia ke kamar yang kosong dahulu,"perintah manager bangtan pada tangan kanannya.

"Tidak usah, aku saja yang bawa,"kata Jimin. "Tidak."

Baiklah, Jimin menyerah. Asisten itu membawa Seulgi ke kamar anak bangtan yang kosong.

"Dia kenapa?"tanya Jin.

"Mabuk,"jawabnya singkat lalu kembali keluar.

"Aigoo—, kasihan sekali orang ini tercampakkan karena Jimin,"gerutu J-Hope sambil membenarkan selimut yang menutupi tubuh Seulgi.

—❁❁❁

"Apa kalian sungguh berkencan?"manager bangtan memulai pertanyaan.

"Tapi kami nggak melewati batas,"jawab Taehyung.

"Iya atau tidak?"

"Iya."

Irene mencubit lengan Taehyung setelah Taehyung menjawab seperti itu.

"Jungkook, Yeri, kalian juga?"

"Iya—,"jawab keduanya pelan sambil merunduk.

"Kau juga, Jimin?"

"Ya—."

"Baiklah, kalian ku biarkan berkencan. Kalian tak batal ku promosikan. Dan Red Velvet, debut kalian masih pada jadwalnya."

"Jinjja?!"Yeri menjerit girang sambil menghadap Jungkook lalu memeluknya. Jungkook memberikan cengir kelincinya lalu membungkuk sebagai tanda terimakasih.

Irene malah memeluk Taehyung sambil menangis. Sedangkan Taehyung hanya terkekeh sambil membalas pelukannya.

Jimin tak kalah senangnya. Ingin ia mendekap erat gadisnya, namun ia sedang tak sadarkan diri. Sayangnya.

—❁❁❁

Setelah Seulgi siuman, ia kembali ke dormnya bersama dengan member Red Velvet lainnya diantar oleh sopir khususnya.

Dorm Red Velvet

Mereka keluar dari mobil dengan senyum yang sangat amat merekah tak mampu menampung kebahagian dalam hati masing-masing. Perasaannya jadi lebih lega, dan dunia seakan lebih terang  walaupun sudah malam.

Krek

Pintu terbuka dan mereka melihat Wendy yang sudah menggenggam koper di tangannya. Di belakang, terlihat Joy sedang menangis dan membalas tatapan bingung member yang baru datang. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaan sekarang.

"Seungwan-ah! , Eodiya?"tanya Irene memegang tangan Wendy.

"Wah, apakah kita kembali ke dorm lama?"Seulgi girang karena dugaannya.

Joy kembali makin tersedu-sedu dan member lain semakin bingung.

"Ini sepertinya jalan yang terbaik untuk kebahagian kalian. Ah— Hiks— eotteokhae— Hiks—,"jawabnya tak cukup menjelaskan yang lain.

Lagi-lagi joy hanya menangis deras lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya.

Apa tak ada jalan lain?

hello, bangtanvelvet.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang