hello, bangtanvelvet.

don't leave us !

     -; 🌚 why can't i being love that never change .

Lagi-lagi, saat Joy akan naik lagi ke kamarnya, di dapatinya Wendy yang sedang keluar dari kamarnya.

Melihat Wendy tak keluar rumah, Joy kembali menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

Joy lagi-lagi tak jadi masuk ke kamarnya. Ia diam di tempat agar rencana mengupingnya tak ketahuan.

"Tolong biarkan member lainnya berkencan,"Wendy mengatakannya sambil menunduk.

"Apa maksudmu?"tanya Manager-nim sedikit tertawa.

"Tolong biarkan member lainnya berkencan dan kembalikan mereka ke dorm awalnya,"lanjut Wendy.

"Kau sudah tahu aku tak akan membolehkannya,"jawab manager-nim. Kini Wendy mendongakkan kepalanya.

"Aku akan keluar dari Red Velvet."

"Kau gila?!"jawab manager-nim berbalik tanya.

Joy langsung berlari ke lantai bawah. Tak membiarkan itu hal itu terjadi. Hatinya sudah berdegup kencang. Ini tak boleh terjadi.

"Eonni,"Joy memanggil Wendy berharap ia merubah keputusannya.

"Aku akan keluar dari Red Velvet agar rumor Bangtan dan Red Velvet berkencan teralih dengan berita keluarnya aku dari Red Velvet. Bayaran manager-nim juga akan bertambah seiring anggota yang semakin sedikit."

"Eonni!"Joy menjerit menahan tangis mendengar keputusan gila Wendy.

"Diam, Sooyoung-ah— Keputusanku sudah bulat."

"Baiklah, kalau itu maumu, siapkan barang-barangmu. Malam ini, kau akan ku pesankan kamar hotel. Akan ku siapkan tiket kembali ke Kanada untuk mu."

"Tapi berjanjilah padaku. Biarkan mereka kencan dan kembalikan dorm mereka,"kata Wendy memohon lagi.

Manager-nim mengangguk, "Baiklah. Aku akan bicara ini kepada atasan."

"Eonni!"Joy tak lagi sanggup menahan tangisannya. Ia berlari menuju Wendy dan memeluknya.

"Mianhae,"air mata Wendy menetes perlahan-lahan. Ada perasaan lega, dan ada rasa kecewa. Semuanya jadi berantakan.

"Ani— Hiks— Eonni— Jangan pergi."

"Mianhae—."

Wendy melepas pelukan Joy dan berjalan menuju kamarnya untuk kemas kemas.