PROLOG

11.1K 371 16
                                    

ADRIAN

"Abi sama Umi nonton apa?" Aku ikut duduk di salah satu sofa sambil memerhatikan tayangan televisi yang menarik minat kedua orang tuaku.

"Sini, ikut nonton. Jarang-jarang pagi hari kamu ada di rumah," jawab Umi yang dengan lirikan matanya telah mengisyaratkan bahwa intensitas kehadiranku di rumah memang tidak bisa dikatakan sering. Aku menanggapi dengan cengiran singkat kemudian melihat layar persegi yang mengeluarkan gambar dan suara dari suatu sumber yang dinamakan listrik. Sebenarnya aku tidak suka melihat televisi.

" ... seperti dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah : 21, Allah telah menegaskan ; Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. Dari ayat tersebut kita dapat ...." Kata-kata Ustadz yang menggema sudah tidak lagi kuhiraukan saat terdengar dering ponsel-ponselku-. Aku beranjak kemudian pamit kepada Abi dan Umi dengan sopan untuk menuju kamar.

Mengingat ucapan Pak Ustadz, aku menjadi terkekeh. Siapa yang tidak tahu bahwa hukum menikahi seorang non-muslim adalah haram? Aku juga tahu, dan aku memang tidak berminat mendebat atau membantah. Lagipula dengan banyaknya gender wanita di muka bumi ini, tidak akan membuat Allah kesulitan untuk memberikan jodoh kepadaku seorang muslimah.

Lalu apa yang aku permasalahkan?



ALLONA

Aku membenarkan dudukku setelah selesai menyanyikan lagu Haleluya dengan khidmat. Dari ujung mataku, aku bisa melihat pergerakan Penatua di atas altar yang berdiri sambil membawa Alkitab di kedua tangannya. Tidak ketinggalan, satu kitab suci juga sudah berada di atas pangkuanku.

Gereja terlihat ramai dengan bangku-bangku yang terlihat penuh. Banyak tanaman hias baru yang tidak pernah aku lihat dalam kunjungan terakhirku. Sangat cantik, mengingat aku adalah pengagum warna hijau. Selain sebagai unsur estetika, fungsi yang lain dari tanaman hias juga sebagai pembersih udara. Jadi sangat salah jika ada orang yang mengatakan bahwa ruangan menjadi semakin pengap dengan adanya banyak tanaman hijau. Justru hal ini sangat membantu saat Gereja sedang penuh seperti ini.

"Pembacaan firman pada ibadah pagi hari ini terambil dari Kitab 2 Korintus 6:14-15, Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimana terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? ...." Senyumku mengembang tipis saat ayat itu selesai dibacakan. Kebenaran dan kedurhakaan? Terang dan gelap? Beruntung sekali diriku yang tidak pernah merasakan hal seperti itu.

Tangan kananku meraba jari manis yang lainnya. Tidak halus seperti orang kebanyakan, karena di sana sudah terikat lingkaran emas dengan berlian kecil di atasnya, sebuah cincin.

Kemudian mataku melirik ke sebelah kiri. Orang yang dipersiapkan Tuhan sudah berada di sampingku. Dia adalah Mike, seorang pengikut Kristus sepertiku. Laki-laki yang merupakan tunanganku dan akan menjadi satu denganku saat kami dipersatukan oleh ikatan suci di depan pendeta 5 bulan lagi.

Lalu apa yang aku permasalahkan?

EfemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang