"Allona ... tunggu."
"Ayo sini."
"Jangan berlari seperti itu, nanti jatuh." Dia tidak mendengarkan aku dan malah tertawa terbahak-bahak, dengan satu sentakan akhirnya aku bisa meraih tubuhnya dan meraihnya dalam perlukanku.
"Lepaskan aku ayah, aku ingin berenang di pantai."
"Nanti ya, setelah ada ibu. Kita makan dulu, oke?" Allona kecil memberengut dan aku gemas dengan tingkahnya, segera saja aku cium pipi gembulnya.
"Ibu ...." Teriakan melengking itu membuatku telingaku ngilu, Allona bergerak gelisah dan melepaskan diri dariku, dia berlalri ke arah ibunya.
"Ayah, ayo makan dulu. Mike sama istrinya udah nungguin." Aku mengangguk dan berjalan ke arah mereka. Jilbab biru yang berkibar tertiup angin membuat cetakan senyum di bibirku. Aku menyelipkan tangan ke pinggang istriku dan berjalan memasuki hotel.
"Abi dan umi udah datang?"
"Udah barusan. Enak ya liburan bareng kaya gini." Aku mengangguk sambil mencium keningnya, tidak memedulikan Allona kecil yang menatap kami berdua.
Pandanganku tertuju kepada pantai yang menguarkan warna biru terang, menyambut pagi hari yang sudah terlewati beberap menit yang lalu.
Terimakasih Allona, untuk semuanya, dan pembelajarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Efemeral
RomanceAku seorang yang biasa, dan dia sempurna. Kami mempunyai jalan yang berbeda tapi kedua garis berliku itu akhirnya dipertemukan di simpangan kecil yang merupakan satu dari sekian banyak takdir Tuhan. Nyatanya tidak semua hal akan terus berjalan baik...