Part 22

107 2 0
                                    

Marc, Zarra pulang sendiri?" Tanya Alex di sambungan telepon.

"Madre mia santa, Alex! Dia gadis Indonesia, bukan Eropa. Jelaslah, bakal gue anter balik ke Cordoba," jawab Marc sambil berjalan ke kamar.

"Marc, besok pagi gue nyampe Barcelona terus pulang. Eh, gue beli makanan nih enak banget, rekomendasi Jose. Ini kue enak banget sumpah!"

"Oh. Kue apaan?"

"Gatau,  gue belom pernah liat kue beginian,  ini inovasi baru katanya. Yang bikin masih anak kuliahan gitu. *#*€-%*7#/£$^£…"

"Hah, apa, Lex?  Kagak jelas. Que dices?"

"Marc..." tut tut tut...

"Masa abis pulsanya?  Boros amat sih Alex," gerutu Marc.

Aku sayup-sayup mendengar percakapan Marc di telepon. Tapi hanya sedikit yang kunengerti karena pengucapannya terlalu cepat.

Saat itu, aku belum bisa tidur, sama seperti malam-malamku yang biasa, termenung sendirian, aku selalu memikirkan Papa. Di mana dia sekarang? Sedang apa dia? Kenapa Papa gak pernah muncul di hidupku? Kenapa gak ada nama Papa di akta kelahiranku, tapi hanya dinasabkan nama Mama aja? Aku seakan gak punya keberanian buat nanya Mama nama lengkap Papa dan di mana dia sekarang.

Rasanya, aku ingin mengulang kembali kebiasaanku dulu, cutting. Dulu aku suka melakukannya, menikmati rasa sakit itu, mengulangnya seperti sebuah siklus jika aku sedih dan tertekan. Tapi,  bukannya dilarang menyakiti diri sendiri?

Aku langsung mencabut charger-an dan menyalakan ponselku. Aku harus ceritain semua yang ngeganjel perasaanku ke sahabat-sahabatku.

Aku kirim VN di Line dan setelahnya menangis dan melamun. Aku kembali berdoa kepada Allah dan menangis lagi. Mungkin kalian akan menyimpulkan kalau aku ini cengeng, tapi untuk masalah beginian, siapa yang gak bisa berhenti dari kesedihan.

Papa, aku punya puisi untukmu...

Semasa aku termenung
Kau menghentak kalbuku
tapi yang ada hanya kesunyian
di atas ketiadaan
yang tak kunjung berhenti
senyampang kesenyapan menggelayut
di pundakku, dan engkau
pergi
entah ke mana

Papa, dekaplah daku
Sapalah diriku
Tidakkah kau rindu akan
kehadiran putrimu ini?

Satu hal lagi harus
kusampaikan kepadamu, Pa
ada satu kutipan dari Rumi
"Somewhere beyond right and wrong,
there is garden.
I will meet you there"

I will meet you there, Papa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puente Romano de CordobaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang