Taehyung lapar. Pagi ia hanya sempat melahap sepotong roti- dan tidak kebagian jatah istirahat siang. Sedangkan tubuhnya diminta untuk mengikuti kuliah hingga sore.
Maka Taehyung tergesa ketika pulang ke apartemennya. Membayangkan bahwa lidahnya akan mengecapi ramyun instan- atau jika beruntung mendapati kekasihnya memasak untuk makan malam.
Tapi harapan tinggal harapan- Taehyung malah menemukan stock ramyun instannya sudah ludes. Dan Jungkook, kekasihnya sekaligus orang yang bertanggung jawab atas konsumsi Taehyung- malah asyik bergulat dengan game.
"Kook-" Taehyung mendesis sebal. Jungkook hanya mendengung menanggapi.
"Aku lapar-" Jungkook mengalihkan perhatiannya, mengernyit bingung. Sebelum akhirnya memilih mematikan gamenya.
"Tunggu sebentar hyung- aku mandi dulu."
Perempatan kasat mata tercetak di dahi Taehyung. Perutnya yang lapar terasa memberontak- mendesah protes. Tapi Taehyung tidak bisa menolak atau apapun- memilih menurut dan mengalah pada pemuda kelinci itu ketimbang harus berdebat panjang.
Taehyung beralih menuju kulkas, mengambil sebotol susu pisang untuk mengganjal perutnya. Sebelum berjalan gontai menuju kamar.
.
.
Taehyung mendecakkan lidahnya, kesal. Karena sudah beberapa menit semenjak suara gemericik air kamar mandi berhenti, ia tidak mendengar apapun. Hanya hening. Bukan suara dentingan peralatan dapur seperti yang Taehyung harapkan.Demi Tuhan, perut Taehyung benar-benar kelaparan. Dan itu membuat rasa toleransinya menipis. Taehyung ogah-ogahan menyeret kakinya menuju dapur, sekaligus berencana mengomeli kekasih kelincinya yang tidak kunjung membuatkannya makan malam.
Dan ketika sampai di dapur, Taehyung merelakan dirinya menganga. Terkejut bukan main karena ia tidak menemukan Jungkook bergulat dengan pelaratan dapur.
Melainkan tengah duduk di meja makan–
—dengan kemeja sinfull berwarna putihnya—dengan celana dalam warna hitam.
Tubuh berisi Jungkook terekspos begitu saja dengan ekspresi binalnya.
"Kupikir kau benar-benar lapar hyung—" Bagaimana bisa Jungkook mengatakan hal itu dengan nada tanpa dosa sedangkan wajahnya tampak binal?
"B-brengsek," Taehyung mendadak keras. Taehyung menyeret tubuhnya, mengisi space diantara kaki Jungkook yang tergantung- menghimpit tubuh kekasih kelincinya.
Jungkook melingkari pinggang Taehyung dengan kakinya, menariknya mendekat. Sedikit menggesekkan privasi mereka dan memancing lenguhan penuh dosanya.
"H-hyung katanya lapar–" Jungkook mengerling nakal ketika mendengar nafas Taehyung memberat. Taehyung melarikan wajahnya di perpotongan leher Jungkook- menggesekkan hidungnya dengan kulit kekasihnya yang lembab sehabis mandi. Luar biasa halus. Aroma sabun kayu manis yang dipakai Jungkook tercium samar."Tentu saja—" Taehyung beralih memberikan satu jilatan panas di kulit lehernya, membuat desisan Jungkook lepas begitu saja. Jungkook mendongak- mempersilahkan Taehyung menodai lehernya. Jilatan-jilatan panas itu beralih menjadi kecupan, tidak lama kemudian beralih menjadi hisapan erotis. Tangannya beralih ke rambut Taehyung, mengacaknya dengan gemas.
'N-ngh h–hyungh'
Jungkook melenguh ketika Taehyung menjubahi kulit lehernya dengan lebam ciuman. Yang kemudian menjadi sebuah jalur yang berlabuh pada bibirnya.
Ciuman Taehyung brutal. Tidak halus seperti yang biasa mereka lakukan. Bibir bawah Jungkook dilumati dan digigiti dengan gemas- hingga terasa kebas. Lidah Taehyung menyeruak begitu saja ketika belah bibir bawahnya dikoyak Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soif de Vivre!
Short StoryCover by @reepetra [Private Acak] [Hiatus] V x Jungkook. Contain (s) : Au, Kinks, Wild Imagination