Jeongguk centric;
Putar Media ya biar lebih masuk feelsnya.
.
.
Dimanakah rumah?
Dimanakah pulang?
Jeongguk; nama laki-laki itu. Ia pernah berujar bahwa akan mengelilingi dunia, untuk mencari rumah. Mencari pulang. Bukan sekedar tempat singgah. Bukan sekedar gubuk yang hadir untuk ditiduri. Jeongguk ingin rumah, untuk beristirahat di penghujung hari ketika ia lelah menghadapi takdir. Tempatnya bernaung ketika tidak sanggup lagi menentang dunia. Tempatnya pulang, untuk dirindukan.
Jeongguk mencari, dimanakah rumah?
Dimanakah ia harus tinggal dan melepas lelah?
.
.
Sore itu hujan, tepat ketika pesawat yang ditumpangi Jeongguk telah membumi. Mungkin hujan sore itu ingin menyambut kedatangan Jeongguk, yang sengaja membawa getir kerinduan tanpa tuan di hatinya. Setiap tahun; Jeongguk akan kembali kesana, kota dingin—mereka menyebutnya demikian, tepat di pertengahan Desember hingga tahun baru menjelang.
Jeongguk bilang kota ini penuh kenangan, yang tidak terhapus oleh waktu, sekalipun raganya melalang buana mengelilingi dunia. Jeongguk tidak lahir disini, namun ia dibesarkan di kota ini. Kota dingin, sama seperti bagaimana kota itu mengasuh Jeongguk yang kini tumbuh dengan hati sedingin malam-malam hujan.
Jeongguk akan selalu kembali kemari; bersama dengan hujan yang menghiasi penghujung tahun dan hawa dingin yang menggerogoti kulit. Sebab Jeongguk mencari jawaban, atas rindu tak bertuan yang mengisi kekosongan hatinya.
Jeongguk masih mencari dimanakah rumah tempat ia akan melepas lelah.
.
.
Mungkin; itu Taehyung. Seorang kawan yang merangkap dengan tetangga Jeongguk tiap kali ia datang. Mereka kawan, sejak dahulu ketika rumah masih menjadi tempat huni untuk Jeongguk. Taehyung disini, memberi pelukan sehangat mentari dan senyuman secandu kopi.
Taehyung bilang ia bisa jadi rumah; tapi Jeongguk bilang, lelaki itu mungkin sekedar room untuk tempat singgah. Taehyung ada disana, menjumpainya kala ia kembali mencari dimana rumah. Memberi tumpangan menginap, dan manisnya kenangan untuk diingat di setiap sudut kota yang dijelajah.
Bagi Jeongguk, rumah ini hanyalah sekedar bangunan. Bukan pula rumah untuk tempatnya pulang di penghujung hari. Terlebih ketika kedua orangtuanya saling melepas diri, rumah bukanlah sebuah tempat penuh kehangatan untuk bersinggah di rongga kehidupan.
"Aku tidak mengerti mengapa engkau selalu kembali," ujar Taehyung. Ketika mereka mendengar hujan menari di atas langit yang berwarna kelam. Dengan secangkir kopi susu dalam pelukan.
"Sebab aku mencari rumah,"
Taehyung tersenyum jenaka, "disinilah rumahmu. Sebab itu kau pulang setiap tahun,"
Tapi Jeongguk, dengan pendiriannya, menggeleng. Meletakkan cangkir kopi yang mulai mendingin, lalu netranya mengeja jauh ke awang-awang. Ada getir kerinduan disana, membaur dengan kelimut kehidupan keras yang mengajak laki-laki itu berlari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Soif de Vivre!
CerpenCover by @reepetra [Private Acak] [Hiatus] V x Jungkook. Contain (s) : Au, Kinks, Wild Imagination