➖Dear Sersan;

32.2K 1.4K 161
                                    

Di kamar mandi barak yang kotor dan udara malam yang dingin mencekat—Jungkook berdiri dengan kedua lututnya. Mengoral alat vital lelakinya dengan pandangan sayu,dan kepala yang bergerak begitu pelan. Memberikan afeksi menyiksa sekaligus menikmat;

Membuat suara erangan yang terdengan begitu jantan lolos dari kerongkongan lelakinya,

—sersan mayor Kim Taehyung.

Helai rambutnya dicengkeram, diremas sesekali diacak-acak ketika lidah panas Jungkook menyusuri urat batang privasi Taehyung. Sesekali bibirnya menyedot daging keras itu, membuat suara kecipak kotor yang tersamar dengan suara tetesan dari kran air yang rusak. Begitu pengab—menggairahkan, ketika mata polos Jungkook berbinar—mendongak menatap Taehyung, sedangkan mulutnya melakukan pekerjaan penuh dosa dengan alat vital kekasihnya.

s-shit—Jeon, bangsat mulutmu.”

Taehyung mengerang lagi ketika jemari Jungkook meremas bola kembarnya pelan, sedangkan gerakan mulutnya tidak berhenti. Sesekali Jungkook melepaskan kulumannya, berganti menjilati batang privasi Taehyung dan menggosokkan telunjuknya tepat di atas lubang urethra Taehyung. Memberikan sengatan ngilu—nikmat luar biasa.

Tubuh Jungkook ditarik, dihempaskan hingga punggungnya menabrak tembok dan bibirnya kembali dicumbu habis-habisan. Jungkook meremas surai hitam Taehyung ketika bibirnya terkuak untuk menerima serangan gesit lidah Taehyung yang menginvasi mulutnya,membuat akal sehatnya buyar dan menjadikannya mengerang hanya dengan satu ciuman panas.

Jemari kapalan Taehyung menemukan muaranya—dada sekal Jungkook yang selalu menjadi favoritenya untuk diremas. Nipplenya yang menegak dipilih, ditarik dan dimainkan secara bar-bar.

“n-nghh—s-sersan—“

Jungkook mengerang bebas ketika ciumannya terlepas, membiarkan bibir tebal Taehyung menjubahi kulitnya yang lembab dan meninggalkan bekas ciuman yang serupa lebam. Kakinya terbuka—reflek, ketika jemari Taehyung menyusuri paha dalamnya, memberikan usapan halus yang memabukkan. Sedangkan dadanya kembali dijajah dengan mulut Taehyung—sial, Jungkook bisa keluar hanya dengan mulut Taehyung yang bermain pada puncak dadanya.

“berbalik sayang—“

Suara berat itu membuat Jungkook patuh membalik tubuhnya, bertumpu pada dinding yang dingin. Taehyung mengagumi setiap jengkal kulitnya—hangat, halus dan sangat disayangkan jika tidak dijelajahi dengan lidah.

“a-ahh—s-sersan—hhh”

Suara Jungkook itu indah;

Taehyung mengaguminya setiap kali Jungkook bernyanyi untuk menghibur mereka di medan perang. Tapi Taehyung lebih mengagumi jika suara Jungkook digunakan untuk mendesahkan namanya, memohon untuk disetubuhi habis-habisan di bawah dominasinya.

“oppa—“

“—aku ingin mendengarmu memanggil oppa,”

Taehyung berbisik, mencuri satu jilatan panas pada telinga Jungkook yang memerah. Tangannya meremas bongkahan padat Jungkook, menguleninya gemas.

“ahh—o-oppa,”

Nakal.

Jungkook sengaja mendesah begitu needy ketika Taehyung menyerukan titahnya. Menggoda lelakinya untuk segera meluruhkan warasnya menjadi serpihan. Desah nafasnya menderu, bersahutan dengan desau nafas Taehyung yang berkobar dalam nafsu.

Maka Taehyung mengabulkan desahan Jungkook, kembali menurunkan kepalanya dan menggigit bokong bulat Jungkook begitu keras hingga pekikan Jungkook menggema. Menyesapnya dan menyisakan satu tanda lebam diatas kulit halus itu. Kaki Jungkook memisah secara reflek, memberikan celah pada Taehyung untuk kembali memakan bokongnya.

Soif de Vivre!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang