'hyung, bagaimana menurutmu?'
Jungkook mengacungkan sebuah sweater berkerah turtle kepada Taehyung. Taehyung menggeleng, membuat kerutan tidak suka muncul di wajah Jungkook.
"jangan sweater lagi—sweatermu sudah banyak, Kook"
Jungkook merengut, meninggalkan Taehyung di ruang ganti dengan gerutuan yangmengambang di udara. Taehyung terkikik. Lelaki bersurai liliac itu menempatkan dirinya di bangku yang berada di depan ruang ganti. Memainkan ponselnya sembari menunggu pemuda manis itu memilih pakaian. Hari ini jatahnya menemani Jungkook berbelanja—setelah kemarin jatahnya Jungkook menemaninya bergulat di tempat tidur.
'hyungie—'
'bagaimana jika yang ini?'
Jungkook mengacungkan sebuah kemeja putih di hadapan Taehyung. Kainnya terlihat begitu halus dan lemas—seolah menyenangkan sekali ketika dikenakan. Taehyung mengernyit, mencoba membayangkan Jungkook mengenakan kemeja putih tersebut.
"coba saja Kook, bisa tegang aku membayangkanmu"
'dasar bedebah mesum—'
Taehyung tergelak ketika melihat Jungkook mengomel-ngomel di dalam kamar ganti. Untung hari ini toko pakaian yang mereka kunjungi sedang sepi—mungkin karena ini masih hari kerja dan tergolong jam kerja. Hanya ada beberapa gadis berseragam sekolah yang sibuk cekikikan di deretan lain.
Jungkook membuka tirai ruang gantinya—dengan senyum berbinar menunjukkan dirinya sudah mencoba pakaian yang dipilihnya.
'hyung, bagaimana?'
Sialan.
Taehyung meneguk ludahnya susah payah. Melihat kerah kemeja yang dikenakan Jungkooknya sedikit mengekspose perpotongan leher dan dada Jungkook. Yang dipenuhi bercak merah—keungungan bekas keganasan Taehyung semalam.
Bayangan tentang Jungkook yang menungganginya semalam membuat pikiran Taehyung mendadak kotor sekali. Apalagi bahan kainnya terlihat jatuh—menerawang jika tubuh Jungkook basah oleh keringat.
'hyung—'
Double sialan.
Jungkook dengan sengaja membuat wajahnya merengut, membuat pikiran Taehyung yang semula baik-baik saja menjadi liar. Hormonnya menjadi tidak terkendali begitu saja—dengan segera mengkalkulasi keadaan di sekeliling mereka.
Aman.
"jangan Kook—"
Belum selesai Taehyung berucap, Jungkook sudah membalikkan badan. Memutus bayangan liar dalam benak Taehyung yang sedang meronta untuk direalisasikan. Taehyung meremas jemarinya sendiri, beradu dengan hormonnya yang mulai mendidih karena bayangan-bayangan kotor tentang Jungkook semalam semakin naik kepermukaan.
'eh hyung—'
Jungkook tersentak ketika Taehyung mendadak masuk begitu saja. Mendekapnya dan meniupkan nafas hangat ke tengkuknya yang sensitif. Membawa aura lain dalam ruang ganti yang sempit itu. Tangan Taehyung meraba pinggangnya yang telanjang—ia belum sempat memakai pakaiannya kembali.
"ingin kau—"
Taehyung menggigit cuping telinga Jungkook pelan. Memancing gairah Jungkook dengan sentuhan-sentuhannya. Kemudian beralih menggesekkan hidungnya di tengkuk Jungkook—meninggalkan satu kecupan halus.
'hyung—hh—jangan macam-macam'
Jungkook menggeliat dalam pelukan Taehyung. Mereka memang sering melakukan quicky—terkadang di tempat umum. Tapi bukan tempat yang rawan seperti ruang ganti seperti ini. Tapi hormon Taehyung mana peduli, jemari panjangnya bahkan merambat meremas dada Jungkook. Mengusap kedua nipplenya pelan, sebelum mencubitnya dan memancing suara Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soif de Vivre!
Short StoryCover by @reepetra [Private Acak] [Hiatus] V x Jungkook. Contain (s) : Au, Kinks, Wild Imagination