"—kita adalah sepasang kekasih yang pertama, bercinta di luar angkasa.
Seperti tak 'kan pernah pulang;"
.
.
Taehyung bergerak dalam, terlalu intim untuk membubuhkan ciuman di sepanjang bahu Jungkook yang memerah—mengkilau karena keringat. Dan membuat Jungkook kembali mendesah riuh, sebab Taehyung terlalu dalam menghujamnya.
Setaip desakan di bawah sana, membuat punggung Junngkook membusur indah—ekspresi kenikmatan yang telak terukir di wajahnya yang elok. Bibir merah Jungkook meracau nama Taehyung dengan tersendat. Tidak terlalu terburu, Taehyung selalu membawa atmosfer intim dengan caranya sendiri. Yang membuat Jungkook semakin tidak terkendali dalam meracau, meremas helai rambut pirang Taehyung.
Satu ruam bekas ciuman dibubuhkan lagi pada bahu Jungkook; sama seperti beberapa bekas lainnya yang tidak terlalu kentara. Taehyung berhenti, membenahi tungkai Jungkook yang lemas—sebelum kembali menghujam terlalu dalam.
Jungkook melepaskan desahan penuh cerita.
"Jungkook," Taehyung berujar halus. Sebelah tangannya merambati abdomen Jungkook yang mengencang sebab kenikmatan. Terus memberikan sentuhan pasif, menikmati bagaimana Jungkook mendesah merengek untuk disentuh.
"Hei, Jungkook." beralih dengan ciuman ringan pada pipi Jungkook yang memerah. Taehyung melingkarkan tangannya pada pusat tubuh kekasihnya, memberikan sentuhan seirama dengan gerakannya di dalam sana. "Lihat aku,"
Kesusahan untuk menatap Taehyung sebab pandangan Jungkook memburam dengan air mata. Bibirnya melantunkan alfabet yang tidak mampu dieja. Ada panas berkumpul di bagian bawah perutnya, seiring dengan tusukan Taehyung yang tajam menghujam syaraf nikmat Jungkook.
"T-taehyung,"
Jungkook menyerukan nama Taehyung dan ucapan-ucapan yang tidak jelas artikulasinya ketika tubuhnya menyentuh orgasme. Taehyung menggigit kulit bahu Jungkook, menyerukan geraman dalam ketika dinding dalam Jungkook meremasnya erat.
Dan menyusul Jungkook meraih orgasme, membuat Jungkook mengerang sekali lagi.
Taehyung mengistirahatkan diri, agar tidak menindih Jungkook. nafas mereka beradu, dan tangan Taehyung meraih tubuh Jungkook dala dekapan. Memberi keningnya kecupan halus.
"Hey, Jungkook."
"Hm," Jungkook memejamkan mata. Menyamankan diri pada pelukan. Membiarkan dirinya masih terhubung dengan Taehyung. Terasa begitu intim.
"Jangan tidur," Taehyung mencubit pipi Jungkook yang lembab. Perlahan menarik diri, meninggalkan Jungkook mengerang sebab bagian bawahnya terasa sedikit aneh. Taehyung sibuk mengaduk-aduk jaketnya yang tergolek tidak berdaya di bawah tempat tidur.
"Heh, Jungkook."
"Hmmm,"
Taehyung meraih jemari Jungkook. menciumnya sebentar. Lalu membiarkan benda dingin menyentuh kulitnya, membuat Jungkook sedikit membuka matanya. Melihat Taehyung dan jemarinya yang tersemat cincin keperakan secara bergantian.
"Satu bulan," Taehyung tersenyum. Mengecup jemari Jungkook lagi.
"Satu bulan lagi. Setelah aku pulang, aku akan menemui Seokjin hyung."
"T-taehyung," cincin perak itu sederhana. Tapi mata Jungkook membasah karena haru. Satu bulan lagi, ia menggelar konser tunggal dan Taehyung meminta izin kepada hyungnya. Kebahagiaan Jungkook lengkap sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soif de Vivre!
Short StoryCover by @reepetra [Private Acak] [Hiatus] V x Jungkook. Contain (s) : Au, Kinks, Wild Imagination