Jungkook gelagapan ketika Taehyung secara tiba-tiba membanting tubuhnya di atas ranjang; menindihnya tanpa ampun sedangkan tangan Taehyung secara beringas menyobek kaos putih yang dikenakannya. Taehyung seperti kesetannya; netranya menyiratkan aura gelap lain selain nafsu yang berkabut.
Jungkook terlalu shock untuk meronta;
Ada kepribadian lain dari diri Taehyung yang ditemuinya malam ini. Sekalipun tubuh Jungkook lebih berotot—tapi lemah di bawah dominasi Taehyung yang terasa menyesakkan. Taehyung tidak banyak bicara; bibirnya mencari bibir Jungkook untuk dibenaman dalam satu ciuman menyakitkan.
"a-akh—"
Satu gigitan kasar mendarat di bibir bawah Jungkook, meninggalkan gelenyar nyeri luar biasa yang membuat matanya berair. Ada rasa besi menjalar di balik ciuman Taehyung yang belepotan—lidah panjang yang mengobrak-abrik rongga mulut Jungkook dan tangan Taehyung yang sekarang beralih melucuti boxernya.
"h-hyung—mmh-"
Rintihannya tertelan dalam ciuman kasar. Saliva melubar dari sisi bibir Jungkook sedangkan bibirnya terasa kebas karena terus digigiti dan dilumat secara bar-bar. Taehyung tidak bergeming—sekalipun tangan Jungkook meremas bahunya, kadang memukul dadanya kasar. Bahkan semakin menjadi-jadi dengan meraih privasi Jungkook, mengocoknya seiring dengan belitan lidah Taehyung yang tidak berhenti.
Ciuman brutal itu terlepas ketika Jungkook menjambak helai coklat Taehyung—merasakan beberapa helai rambut Taehyung terburai dalam jambakannya. Terengah dan merintih nikmat karena tangan Taehyung berhasil membuat privasinya yang lemas mendadak tegang.
"h-hyung—hh"
Bibir bengkak itu kembali merintih kesakitkan ketika Taehyung secara serampangan menggigit kulit selangkanya—menjejaki kulit itu dengan ruam merah; lecet karena gigitaan yang keras. Jungkook beralih meremas sprei—kebingungan antara perih yang mendera kulitnya atau kenikmatan pekerjaan tangan Taehyung di bawah sana.
Taehyung menyeringai ketika melihat Jungkook yang sedari tadi meronta—kini memejamkan mata, menangis kenikmatan ketika bibirnya menghisap pucuk dada Jungkook yang telanjang. Begitu kuat—meninggalkan sensasi ngilu sekaligus nikmat ketika pucuk dada Jungkook yang sensitif dimainkan dengan lidah Taehyung yang kasar.
"a-ahn—ahh—"
Taehyung memanja dua titik sensitifnya sekaligus; membuat Jungkook lupa karena keenakan. Jemari Taehyung mengelus kepala penisnya yang sensitif—atau kadang meremas bolanya lembut. Membuat testis Jungkook bekerja memproduksi sperma lebih banyak lagi. Taehyung menggigit—membuat Jungkook menjerit ngilu; punggungnya membusur ketika kulit sensitif aerolanya terkoyak oleh gigi Taehyung.
"A-akh—h-hyung—!"
Hanya beberapa saat Jungkook menjemput orgasmenya dengan mudah. Pinggulnya masih menyambut hentakan spermanya—seolah menyetubuhi kepalan tangan Taehyung. Sedangkan Taehyung; menyunggingkan seringai melihat Jungkook tidak berdaya di bawah kendalinya.
Katakan kepada dunia; bahwa hanya dia yang mampu membuat sang Golden Maknae terlihat begitu submissive.
"jalang—"
Jungkook membuka netranya; kaget. Taehyung tidak pernah mengatainya—hingga seperti itu. Taehyung sering mengumpat—memaki, dirty talk hingga membuatnya orgasme, tapi tidak dengan memanggilnya jalang. Ada kilatan lain yang tidak bisa Jungkook terjemahkan dari serigai remeh Taehyung.
Taehyung diliputi amarah.
Hal yang membuat Jungkook—yang katanya manly, berotot besar mengkerut di bawah Taehyung. Kemarahan itu yang membuat Taehyung mampu mengukung Jungkook di atas ranjang sempitnya; menodai tubuh Jungkook dengan koyakan-koyakan nikmat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soif de Vivre!
Storie breviCover by @reepetra [Private Acak] [Hiatus] V x Jungkook. Contain (s) : Au, Kinks, Wild Imagination