TIH(14)

63 17 1
                                    

Setelah hari itu, aku selalu yakin bahwa kebahagiaan tidak ada yang sempurna.

Dulu, aku selalu yakin semua yang aku pikirkan selalu menjadi kenyataan. Aku terlalu terobsesi untuk itu semua. Namun, sejak Arga pergi aku tidak ingin dia kembali.
R A L A T, aku ingin dia kembali namun aku tidak memaksakannya.

Aku munafik jika saat ini aku mengatakan bahwa aku tak mencintainya. Karena, udara selalu jadi saksi bisu bahwa aku tak pernah absen untuk menyebut namanya.

Kehilangan harus selalu berakhir dengan tragis? Andai aku bisa menghentikan semuanya.

--

Gue gabisa gini terus. Gue gabisa nangis setiap hari. Ini udah bulan ke 6 semenjak hari itu. Gue gabisa dimainin sama Arga terus-terusan. Gue sama dia sering vidcall. Sering ketemu untuk sekedar memberi sesuatu. Tapi kami tak pernah baikbaik. Entahlah. Ini takdir atau hanya permainan dia saja? Aku ingin menghentikan semua ini. Ingin sekali.

Arga : Ping!!

Oke aku harus segera membalasnya. Pasti dia akan marah jika aku lama membalasnya

Laaa: Iyaa?

Arga : Lu dimana?

Laaa: emg knp?

Arga : Lu dimanaaaa?

Laaa: Dirumah. Adapasi?

Arga : Engga😋 lo gapengen kaya dulu ?

Laaa: Pertanyaan yang gaperlu dijawab

Arga : Jawab aja

Laaa: Ya mau. Tapi gue tau itu semua ga mungkin , karena bagi gue lo udah ga sayang sama gue lagi

Arga : makanya bikin gue sayang lo lagi😋

Laaa: Tau ah ga. Gamungkin

Begitu seterusnya. Chattan sampai larut malam. Sampai-sampai aku harus kesiangan sekolah.

Kalian salah jika kalian mengira Arga menyakitiku. Karena bagiku Arga sebetulnya menyayangiku walaupun hanya sedikit. Ah aku memang selalu seperti itu. Terlalu positif thinking.

Aku rindu sosoknya, aku rindu ucapan selamat pagi darinya. Bahkan aku rindu saat aku dimarahi karena ulahku yang dia tak suka. Aku rindu bermalam dengan celotehan-celotehan itu. Aku rindu pelukmu.

Andai saja rasa bosan tidak ada di dunia ini. Pasti sekarang dia masih menjadi miliku.

^Syla ngayal mulu yaallah^

Karena hari ini hari minggu jadi aku memutuskan untuk dirumah saja. Aku tidak ingin menghabiskan waktu weekand ku untuk bermain. Karena, ketika bermain semuanya muncul.

Tiba-tiba aku teringat tentang kejadian sebelum ulangtahunku. Saat ituu..

"Mamahhh? Kok tv mati sih? "

Mamah Yani sedang di dapur, jadi aku harus sedikit berteriak agar suaraku terdengar olehnya.

"Hari ini mati listrik , ya kemungkinan sampe malem. Tadi mamah denger pengumumannya"

Sumpah ini gawat. Aku tidak bisa jika tanpa handphone, apalagi battereku sisa sedikit. Powerbank hilang pula.

Arga punya pb, chat Arga ajadeh.

Sylafio: Arga? Gue minjem pb dong. Rumah gue mati listrik sampe malem. Dan battere gue low. Minjem yaaa, baik kek elah

Arga : Yaudah nanti gue kesana

Sylafio : Nah okedeh. Gue tunggu.

Arga : iyaiyaa. Gue otw

Arga : Gue udah sampe. Cepetan keluar

Aku tidak seperti gadis lain, saat bertemu Arga malah aku ingin terlihat sangat jelek. "Mana pb nya?" Aku melihatnya. Melihat wajah Arga. Sungguh dia tak berubah.

"Nih"

"Makasih ga"

Aaaaaaaaaa stopppppp. Syla selalu histeris saat mengingat semua itu. Itulah alasan mengapa dia selalu ingin tidur. Karena hanya dengan tidur dia bisa melupakan Arga walaupun sejenak.

-gue nulis cerita ini bukan karena gue jago nulis, tapi cuma dengan cara ini gue bisa selalu inget tahap pertahap gimana susahnya gue keluar dari kesedihan itu.

This is hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang