TIH(22) Kuat ga ya

27 3 0
                                    

Kalau ga tahan ya bilang, jangan diem-diem nangis.

Setelah acara pertemuan tadi, Syla meninggalkan lobby, ia lebih memilih pergi dari pada terus-menerus melihat tingkah laku Arga yang bisa dibilang tidak memiliki hati. Yang ada jika terus-menerus melihat nya, Syla tidak tahan mengeluarkan umpatan atas kelakuan Arga.

Syla duduk di belakang sekolah, tempat ini bukanlah taman,bukan pula tempat nongkrong anak-anak smp, tapi ini adalah tempat nya saat bersama dengan Arga dulu. Nyaman, sepi, tidak banyak orang yang kesini karena ya memang tidak ada gunanya jika dilihat-lihat.

Syla menangis karena ia bingung harus melakukan apa lagi,ia bingung bagaimana perasaannya terhadap Arga. Ia bahkan selalu saja seperti ini jika melihat Arga dekat dengan wanita lain. Lemah atau bodoh? Hm entahlah, Arga terlalu pandai akting menjadi antagonis dan Syla ya memang selalu saja seperti ini.

Flashback.

"kamu tadi pegangan tangan sama siapa? Tadi aku liat lho dari bawah." syla melihat Arga sewaktu ia berada di depan ruang guru yang memang tidak terlalu jauh dengan kelas Arga yang di lantai dua.

"Oh itu,tadi temen ngajak salam gitu yang. Jangan mikir yang aneh-aneh. Lagian aku sayangnya sama kamu. Mau aku deket sama cewe cantik sekalipun juga aku gajawab Arga.

"Aku juga mau deh pegangan sama cowo-cowo"

"Yakin nih? Ga aku kabarin sebulan ya kalo kamu genit gitu" Arga menatap mata Syla,tatapan yang selalu membuat Syla tenang.

"Tanpa kamu suruh juga aku emang ga akan lakuin hal itu,kalau sama kamu aja aku udah bahagia ya ngapain deketin orang lain?" Arga tidak menyangka Syla mengucapkan kalimat itu, bahkan keduanya memang bukan pasangan romantis tetapi entah kenapa mendengar Syla mengucapkan itu Arga tertegun.

"Romantis banget si tumben pacar aku ini"

'"

"Hey ngapain disini?"

Sebentar,sepertinya aku mengenali suara ini. Lho?Arga

"Eh itu, apaya ngapain ya gue disini?"
Syla menghapus air matanya tanpa sepengetahuan Arga dan kembali memasang wajah flat.

"Alah gausah sosoan gatau. Gue tau lo abis nangis Syl. Gue tau lo masih cemburu kan?" Arga tertawa hambar padahal tidak ada hal yang harus di tertawakan.

Syla masih terdiam. Tentu saja omongan Arga memang betul. Ah hanya saja dia tidak mungkin mengucapkan secara terang-terangan padanya.

"Kok lo diem? Jangan pura-pura kuat padahal diem-diem lo nangis. Jangan nangis lagi, gue gakan bisa balik sama lo." Lagi, mata itu menatap Syla lagi. Syla diam tak bergeming saat Arga menatap matanya,dalam.

"Lo tuh aneh ga, lo buat gue bingung. Kadang lo bersikap baik sama gue,tapi kebesokannya lo selalu blok semua sosmed yang berhubungan sama gue,selalu aja kaya gitu. Dan sekarang lo datang dan bersikap seolah-olah lo peduli sama gue. Lo jahat, gue benci." Tidak ada air mata yang mengalir, Syla hanya menatap sendu ke arah bola mata itu. Ah mengapa harus serumit ini.

"Gue punya alasan, jangan nangis, gue  harap nanti lo bakal ngerti."

"Dan gue berharap lo ga muncul didepan mata gue lagi ga." Syla pergi meninggalkan Arga. Ya,kali ini dia yang meninggalkan Arga.

Syla kembali ketempat berkumpul teman-temannya. Karena cukup lama ia meninggalkan teman-temannya tadi. Dan ia langsung berpamit untuk pulang. Karena mood nya benar-benar sudah tidak baik jika harus tetap disana.

Terkadang kita butuh waktu sendirian untuk menerima segala hal yang terjadi secara tiba-tiba.

This is hurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang