Aku layaknya orang bodoh yang mengharapkan hadirmu untukku.
***
Terlihat seorang namja manis berkulit seputih susu sedang menunggu seseorang disebuah teras rumah sederhana tapi nyaman miliknya.
Hari sudah menunjukan pukul 10 malam, tapi ia masih enggan untuk masuk ke dalam. Tangannya dimasukannya ke dalam saku mantelnya dengan terburu-buru, pertanda bahwa ia kedinginan.
Namanya Sehun. Dan ia sudah berada di luar selama 3 jam lebih dan penantiannya belum juga berakhir sampai sekarang.
Sehun mulai beranjak ke arah pintu. Sepertinya ia sudah menyerah untuk menunggu.
Menunggu seseorang yang belum pasti akan datang.
Ya, belum pasti akan datang. Karena, seseorang yang Sehun tunggu itu memiliki orang lain yang harus ia jaga perasaanya.
Dan Sehun mengerti. Berusaha untuk mengerti.
Sehun menutup pintu dan langsung pergi ke kamarnya tanpa mengunci pintu.
Selalu seperti itu. Ia hanya berharap seseorang yang ia tunggu itu bisa leluasa untuk masuk ke rumahnya---ke rumah mereka.
Sehun bukannya tidak takut pada pencuri yang memungkinkan akan masuk ke rumahnya tanpa harus bersusah payah untuk membuka kunci, tapi karena seseorang itu ia melakukannya.
Seseorang yang ia sayang, tapi tidak bisa ia miliki seutuhnya.
Sehun tersenyum miris ketika mengingat itu. Seutuhnya, ya? Itu benar-benar tidak mungkin.
Tapi Sehun dengan bodohnya malah mengharapkan itu terjadi.
Sehun menyamankan posisinya di tempat tidur. Kemudian, memejamkan matanya setelah berdoa agar seseorang itu selalu ada dalam lindungan Tuhan.
Sekiranya, hal inilah yang selalu ia lakukan selama 6 bulan ini.
***
Jongin tersenyum kecil ketika melihat Kyungsoo---isterinya---yang masih tertidur pulas seperti seorang bayi.
Tapi, senyumnya luntur dan berubah menjadi mimik wajah serius ketika ia menggenggam sebuah benda pipih berwarna hitam miliknya.
Diketiknya beberapa digit dial number dan seketika sambungan pun terhubung.
Pip
"Yeobseyo--h? Hoam--mmm." Terdengar suara seseorang di sebrang sana yang seperti baru bangun tidur.
Jongin meringis. Ia menelepon pukul 2 dini hari.
"Kau sudah bangun?" Tanya Jongin. Sekedar basa-basi.
"Hm."
Jongin memejamkan matanya. "Kenapa kau lakukan itu?" Terdengar nada frustasi dari pertanyaan yang ia lontarkan.
"Itu apa?" Seseorang yang Jongin hubungi sepertinya sedang kebingungan.
Jongin menghela nafas pelan. "Kumohon, hentikan itu sekarang. Jangan membuat sesuatu dan melakukan hal bodoh yang bisa menyakiti perasaan Kyungsoo." Mohonnya.
Dan hening
"Kau masih di sana, kan?" Tanya Jongin memastikan.
"Ya"
"Kau bisa menghentikannya, kan?"
"Ya"
"Bagus. Jika kau melakukan itu lagi, atau lebih dari itu yang bisa menyakiti hati Kyungsoo dan jugs merusak hubungan kami, aku benar-benar tidak akan memaafkanmu, Sehun."
Tidak ada jawaban lagi
"Yaa, kenapa diam saja? Kau keberatan?"
"Tidak"
"Lalu, kau akan melakukannya, kan?"
"Baiklah"
Jongin tersenyum. "Jadilah isteri yang baik, ne. Aku menyayangimu."
Pip
***
Drrt... drrt... drrt...
Sehun menggeliat dari tidurnya. Siapa sih yang menelepon dini hari seperti ini?
"Hoam" Sehun menguap lalu mengambil handphone nya dari atas nakas.
Direktur Kim's Calling
Melihatnya, mata Sehun membulat. Ia terdiam.
Pip
"Yeobseyo--h? Hoam--mmm." Sehun merutuki dirinya sendiri karena telah menguap sembarangan.
"Kau sudah bangun?" Tanya Jongin.
"Hm." Jawab Sehun.
"Kenapa kau lakukan itu?" Terdengar nada frustasi dari pertanyaan yang Jongin lontarkan.
Dahi Sehun berkerut bingung. "Itu apa?"
Jongin terdengar menghela nafas pelan. "Kumohon, hentikan itu sekarang. Jangan membuat sesuatu dan melakukan hal bodoh yang bisa menyakiti perasaan Kyungsoo." Mohonnya.
Sehun terdiam. Ia tahu kemana arah pembicaraan ini.
"Kau masih di sana, kan?" Tanya Jongin memastikan.
Sehun tersadar. "Ya"
"Kau bisa menghentikannya, kan?"
Sehun memejamkan matanya. "Ya"
"Bagus. Jika kau melakukan itu lagi, atau lebih dari itu yang bisa menyakiti hati Kyungsoo dan jugs merusak hubungan kami, aku benar-benar tidak akan memaafkanmu, Sehun."
Sehun merasa matanya memanas. Apa salah jika ia meminta Jongin untuk datang ke rumahnya? Rumah mereka?
"Yaa, kenapa diam saja? Kau keberatan?"
"Tidak" Bohong!
"Lalu, kau akan melakukannya, kan?"
"Baiklah" Dan cairan bening itu lolos dari pelupuk matanya.
"Jadilah isteri yang baik, ne. Aku menyayangimu."
Pip
"Aku lebih menyayangimu, Jongin."
Sehun menutup mata dengan kedua telapak tangannya. Kemudian, mulai menangis.
Ini menyakitkan, Tuhan
***
Semua karyawan membungkukkan badannya ketika sang Direktur datang.
Direktur yang memiliki nama lengkap Kim Jongin itu tersenyum dan berkata.
"Selamat bekerja."
Lalu memasuki ruangannya.
Menyadari tatapan rindu seseorang tapi berusaha untuk mengabaikannya.
***
-To be continued-
Ada yang minat?
Entah kenapa suka liat Sehun sengsara 😂😂😂
If you like, vote and comment oke 😘 Biar gue semangat buat lanjutinnya 😳😳😳 Yayaya 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNORAMUS - KAIHUN
FanfictionKAIHUN ~ YAOI Aku layaknya orang bodoh yang mengharapkan hadirmu untukku The only things that I want is you But, we are like dominoes. I fall for you, you fall for another. Karya: @anitadesi11