[20] I Don't Believe

1.6K 181 22
                                    

Memori itu menipu, karena diwarnai peristiwa saat ini.

***

Luhan baru saja ingin pulang, saat sebuah tangan menariknya ke sudut tembok dengan tiba-tiba.

"Ya!"

"Stt!!! Aku bukan orang jahat, hyung."

Luhan terdiam kala jari telunjuk orang di depannya menutup bibirnya.

Dengan perlahan, namja bermata rusa itu mendongkak dan dengan dada berdebar matanya membulat sempurna.

***

"Kau sudah boleh pulang, Sehun-sii. Jangan lupa minum obatnya."

"Terima kasih, Dok."

Kris mengangguk. Lalu, diarahkan kedua bola matanya ke arah seorang namja tan yang sedang menunduk di sudut ruangan.

Jongin menunduk dengan pandangan tertuju pada satu titik di lantai berwarna putih itu.

"Ada apa?"

"Kyungsoo curiga."

"Benarkah?"

"Kumohon, berhenti Sehun."

"Aku tidak ingin---"

"Membuat Kyungsoo terluka."

"Kau sudah tahu. Tapi, kenapa kau masih melakukan hal bodoh itu?"

"......."

"Kenapa kau lakukan itu, Sehun? Kau---"

"Aku ingin mereka tahu!"

"Kau tahu, itu tidak mungkin."

"AH, SHIT!"

Sehun dan Kris sama-sama terlonjak kaget saat namja tan itu berteriak sembari menjambak rambutnya kasar.

"Kau kenapa, Jongin?" Tanya Kris.

Sehun memandang Jongin dengan khawatir. Dan beberapa saat kemudian, namja milky skin itu tersentak saat Jongin menatapnya dengan mata tajam.

"Kris, bisa kau keluar dulu?" Tanua Jongin. Terkesan sebuah bentuk pengusiran yang mutlak.

"Kenapa---"

"Ku mohon."

Kris berjalan keluar ruangan dengan menggedikan bahunya. "Oke."

Meninggalkan Sehun dengan bibir bergetar gugup kala Jongin masih saja setia menatapnya dengan tatapan tajamnya.

"J-jongin---"

Jongin mengusap wajahnya frustasi. Berjalan mendekati ranjang pesakitan Sehun dengan mata merahnya.

"Jawab dengan jujur. Apa saat aku sudah dengan Kyungsoo, kau dan aku mempunyai sebuah hubungan?"

Deg

***

Luhan menghela nafas gugup saat orang yang di depannya menatapnya dengan tatapan kesal.

"Ck. Kenapa kabur, eoh? Kau kan belum sembuh, Luhan hyung."

Luhan menampilkan gigi putihnya diselingi mata rusanya yang menyipit.

"Hehe. Aku rindu Korea, Tao."

Tao tersenyum dan mengusak surai coklat namja manis di depannya itu.

Lihatlah mata rusa itu, bukankah tadi mata itu menatapnya gugup seakan takut? Tapi, lihatlah sekarang?

IGNORAMUS - KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang