[17] Step Brother

1.3K 165 33
                                        

Hal yang paling penting bukanlah siapa kamu.
Tapi, apa yang kamu lakukan.

***

Jongin menatap lelaki bermata rusa itu dengan tatapan bingung.

"Luhan? Siapa?"

Luhan tersenyum manis. "Ternyata benar, ya. Kau itu amnesia. Ckckck, kasihan sekali adik tiriku. Disaat ia pergi, suaminya sendiri malah melupakannya."

Jongin melihat namja bernama Luhan itu masih dengan pandangan bingung.

Luhan yang ditatap langsung mengulurkan tangannya.

"Kenalkan, aku Xi Luhan. Kakak tiri istrimu, Kyungsoo."

Dan Jongin melihat Luhan tersenyum kembali.

"Woah, ternyata kau lebih tampan dari pertama kali kita bertemu, adik ipar. Adikku benar-benar memiliki mata yang jeli."

***

Sehun merasa bahunya dicolek Baekhyun beberapa kali.

"Baek, berhenti. Aku sedang bekerja."

Dan Baekhyun masih saja terus mencoleknya. Akhirnya, dengan sangat terpaksa Sehun berbalik dan melihat Baekhyun.

"Ada apa, Baekki?"

Padahal, semua berkas yang ada di mejanya harus selesai hari ini juga. Sehun tidak ingin lembur.

Baekhyun menunjukkan jarinya pada suatu arah. Otomatis, mata Sehun langsung mengikuti kemana jari Baekhyun pergi.

Deg

Itu---kenapa Jongin dirangkul seorang namja dan masuk ke ruangan Jongin?

Sehun merasa hatinya mencelos. Ya Tuhan, cobaan apalagi ini.

"Sehun-ah."

"Sudahlah, Baek. Mungkin itu teman lama Jongin." Jawab Sehun. Tak yakin juga sebenarnya.

Sehun bahkan takut jika itu memang benar teman lama Jongin dan jika mereka satu sekolah---semua kebohongannya akan segera terbongkar.

Sehun tidak pernah pacaran dengan Jongin. Saat sekolah juga, Jongin lebih banyak mengabaikannya.

Sehun yang mengejar Jongin, bukan Jongin yang mengejar Sehun.

Ia mengejar, bukan dikejar.

Jadi, mana mungkin ia pernah berpacaran dengan namja tan itu disaat Jongin sendiri tak suka setiap kali ia dekati.

Untuk pernikahan---itu Sehun fikir karena ia memiliki sebuah keberuntungan.

Jadi, mana mungkin ia dan Jongin pernah berpacaran, kan?

Dan itu yang Sehun takutkan. Sehun takut namja yang merangkul Jongin tadi itu adalah teman satu sekolahan dengannya dan---

Sehun menggelengkan kepalanya. Tidak, tidak.

Wajah namja itu bahkan terlihat asing. Sehun yakin, ia mengenal semua siswa-siswi satu sekolahannya. Dan wajah namja itu tidak ada dalam wajah yang ia hafal.

"Sehun-ah"

Sehun mendongkak. Ia melihat Baekhyun sedang tersenyum padanya sambil berkata 'hwaiting' sebelah tangan terkepal ke atas.

Sehun balik tersenyum dan bergumam 'hwaiting' lagi.

Itulah gunanya sahabat disaat-saat seperti ini.

Baekhyun adalah sahabat Sehun yang terbaik.

Sehun sangat beruntung.

***

IGNORAMUS - KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang