Biasakan vote sebelum membaca! 😊
***
Aku layaknya seorang pengemis yang tanpa malu meminta balasan cinta darimu.
***
Jongin memakai baju tidur yang Sehun berikan dan menatap dirinya di cermin. Kemudian, mengerenyit heran ketika melihat baju yang ia pakai sangat pas di tubunya. Maksudnya, tidak kebesaran dan juga tidak kekecilan.
"Kapan kau membeli baju ini?"
Sehun yang saat itu sedang membereskan tempat tidur menoleh. "Sudah lama. Dan akhirnya kau memakainya juga." Jawabnya sambil tersenyum.
Jongin terdiam.
Sehun menepuk-nepuk tempat tidur di sebelahnya. "Ayo kesini, kenapa kau hanya diam, Jongin?" Ajak Sehun.
Jongin pun duduk di tempat tidur, tapi masih menjaga jarak dengan Sehun.
Sehun tersenyum miris.
"Ada apa?" Tanya Sehun to the point.
Ia tahu, jika Jongin kesini pasti ada sesuatu. Walaupun begitu, ia senang. Cukup Jongin disini, di sampingnya. Bahkan itu lebih dari cukup untuknya.
Jongin merebahkan badannya dengan tangan sebagai alasnya. "Kyungsoo curiga." Jawabnya dengan nada sedih.
Sehun manatap Jongin yang kini sedang memejamkan matanya. "Benarkah?"
"Kumohon, berhenti Sehun."
Lalu, Jongin duduk kembali dan menatap Sehun. "Aku tidak ingin---"
"Membuat Kyungsoo terluka." Potong Sehun seolah tahu dan hafal apa yang akan Jongin katakan.
"Kau sudah tahu. Tapi, kenapa kau masih melakukan hal bodoh itu?"
"......."
Sehun tak menjawab. Ia hanya menunduk diam.
Jadi, Jongin kesini hanya untuk memarahinya seperti ini?
"Kenapa kau lakukan itu, Sehun? Kau---"
"Aku ingin mereka tahu!"
Jongin menatap datar Sehun. "Kau tahu, itu tidak mungkin."
Sehun mengangguk-nganggukkan kepalanya. "Ya, aku tahu. Oleh karena itu, aku akan membuatnya mungkin."
"Berhenti, Sehun! Itu semua tidak akan pernah terjadi." Jongin menatap Sehun tajam.
Sehun tersenyum kecil. "Kenapa kau sangat yakin bahwa itu takkan pernah terjadi?"
Mendengarnya, Jongin berdecak kesal. "Aku akan memastikan itu sendiri."
Sehun menatap Jongin sendu. "Bagaimana jika mereka tahu?" Tanyanya lirih.
"Sudah kubilang itu takkan pernah terjadi. Kau sebenarnya kenapa, huh? Bukankah dulu kita sudah sepakat untuk tidak membeberkan tentang hubungan ini?" Tanya Jongin marah.
Sehun menunduk. "Maaf." Ujarnya.
"Aku mencintaimu, Jongin. Aku---"
"Aku tahu!" Potong Jongin.
"Aku tahu kau mencintaiku. Tapi, bukan begini caranya. Dulu, jika kau tidak menyelamatkan hidupku aku tidakkan menikah denganmu. Kita menikah karen paksaan."
Jongin memegang pundak Sehun yang bergetar. "Aku tidak mencintaimu. Dan sampai kapanpun, kita tidak akan pernah bisa bersama."
Jongin menghela nafas. "Aku tidak ingin hubungan kita sampai diketahui oleh orang lain. Maaf, tapi aku benar-benar tidak ingin Kyungsoo bersedih."
Dan Jongin pun merebahkan dirinya. Membalakangi Sehun.
Sehun menghapus air matanya kasar. Mendengarnya langsung dari bibir Jongin, ternyata lebih menyakitkan.
Sehun memandang punggung tegap suaminya.
Suami? Sehun rasanya ingin menjadikan kata itu sebagai hak paten.
"Jongin?"
Tak ada jawaban. Tapi, Sehun tahu Jongin belum tidur.
"Jongin?"
Jongin masih tak menjawab panggilan lirih Sehun.
Sehun merasa air matanya keluar lagi. "Jaljayo." Ujarnya, kemudian melangkah keluar kamar.
Ia tahu, Jongin takkan pernah mau tidur dengannya.
Mendengar pintu tertutup, Jongin membuka matanya.
"Apa aku keterlaluan?" Gumamnya merasa bersalah.
***
Sehun memasuki kamarnya dan mulai menangis.
Ia kira, malam ini akan menyenangkan. Tapi nyatanya, ia malah mendapat kata-kata yang membuat luka di hatinya semakin melebar.
Jongin menjaga perasaan Kyungsoo. Tapi, kenapa Jongin tidak bisa menjaga perasaannya barang sedikit saja?
***
Ctarrrr
Sehun menarik selimutnya sampai kepala. Ia takut suara petir.
Brakkk
Tiba-tiba, seseorang membuka pintu kamarnya kasar dan langsung masuk ke dalam selimut----ah maksudnya memeluk---Sehun.
Sehun terdiam kaku. Jongin memeluknya?
"Jong---"
"Tetap seperti ini. Aku tahu ini memalukan, tapi aku takut petir."
Mendengarnya, Sehun tersenyum dan memeluk Jongin balik.
Untuk pertama kalinya, Sehun merasa bersyukur ketika petir datang.
"Biasanya aku memeluk Kyungsoo, tapi sekarang tidak ada. Jadi, maafkan atas ketidaksopananku ini." Ujar Jongin seraya memeluk Sehun lebih erat.
Sehun terkekeh. "Kenapa kau meminta maaf? Bukankah kau suamiku?"
Ia menatap Jongin. "Kau boleh memelukku kapan saja kau mau."
Jongin balik memandang Sehun. Dan tanpa ia sadari, ia menepis jarak diantara mereka.
Chu~
Sehun dan Jongin sama-sama menggeser tempat duduk mereka. Terlihat sekali jika mereka kini sedang dilanda kecanggungan setelah insiden tadi.
"Hm." Jongin berdehem.
"Maaf, Sehun. Aku kelepasan."
Sehun mengangguk canggung. "Tidak papa." Jawabnya pelan.
Berbeda dengan hatinya yang berteriak kegirangan. Aaaaaa, my first kiss. ><
Jongin menggaruk lehernya kikuk. "Petirnya sudah berhenti. Aku akan kembali ke kamar." Ucapnya. Kemudian, mulai pergi dari kamar Sehun.
Dalam perjalanan, ia merutuk dirinya sendiri. "Kenapa kau lakukan itu, eoh? Pabbo!"
Di dalam kamar, Sehun memegang bibirnya sendiri.
"Ya Tuhan." Ujarnya yang tak bisa menahan senyumnya.
Kenpa ia bahagia sekali? ^^
***
-To be continued-
Cukup sekian dan terima kasih. 😁😁😁
Voment yo guys 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNORAMUS - KAIHUN
FanfictionKAIHUN ~ YAOI Aku layaknya orang bodoh yang mengharapkan hadirmu untukku The only things that I want is you But, we are like dominoes. I fall for you, you fall for another. Karya: @anitadesi11