Beberapa janji, dibuat untuk diingkari.
***
Jongin mengelus pundak Sehun, berusaha menenangkan.
Kakak iparnya baru saja masuk ke dalam ruang ICU, saat ini sedang diperiksa oleh Dokter. Maksudnya, oleh Kris, Dokter perusahaanya.
"Tenang, sayang." Ujar Jongin saat melihat raut kekhawatiran yang benar-benar besar di wajah Sehun.
Sehun menggigit bibirnya. "Luhan hyung-hks---"
"Dulu kalian dekat?" Tanya Jongin.
Sehun mengangguk.
Jongin ikut mengangguk. Itu sudah lebih dari cukup atas pertanyaan yang selama ini ada di benaknya.
"Bagaimana jika nanti-hks---"
"Hei, berkatalah yang baik-baik." Peringat Jongin.
Sehun menatap namja tan itu dengan bibir melengkung ke bawah.
Jongin reflex menyentuh kedua sisi bibir Sehun dengan jari telunjuknya.
"Senyuman lebih pantas berada di wajahmu, Sehun."
Sehun tersenyum di tengah tangisnya.
Hatinya menghangat.
Jongin memeluk tubuh namja manis itu. "Luhan pasti akan baik-baik saja." Gumamnya.
***
Bruk
"Sayang!" Seru Jongin saat tubuh Sehun ambruk di pelukannya.
Sehun menatap lantai di bawahnya kosong.
Jongin menatap Kris. "Kanker katamu?"
Kris mengangguk. "Kanker paru-paru, dalam diagnosaku kankernya sudah termasuk stadium akhir, Jongin."
Jongin merasa Sehun meremas lengannya.
"Kau yakin?" Tanya Jongin.
Kris mengangguk. "Aku yakin."
Jongin memeluk Sehun ketika namja manis itu terisak hebat.
Hebat sekali.
"Tenang, sayang---"
"S-stadium akhir, Jongin." Lirih Sehun.
Sehun tak menyangka bahwa penyakit Luhan hyungnya sudah ada pada tahap itu.
"Hiks---kasihan Luhan hyung---"
Jongin mengelus surai Sehun sayang.
Diam adalah cara yang tepat untuk ia lakukan sekarang.
Kris melihat pemandangan Jongin yang memeluk Sehun itu dengan pandangan---entahlah.
Ia kira Jongin terlihat begitu menyayangi namja milky skin itu sekarang.
Sudah melupakan Kyungsoo kah?
"Jongin, aku pergi dulu. Luhan akan segera dipindahkan ke ruang rawat." Pamit Kris.
Jongin mengangguk. "Terima kasih, Kris."
"Sama-sama. Ini sudah tugasku."
***
Luhan membuka retina matanya perlahan. Dan orang yang ia lihat pertama kali adalah seseorang yang selalu ia banggakan sedari dulu.
"Sehun" Lirihnya.
Sehun menangis lagi. "Iya, hyung?"
Luhan tersenyum. "Aku sangat menyayangimu." Ujarnya.
Sehun tak kuat menahan air matanya yang terus saja keluar.
"Dari dulu, hingga sekarang."
Sehun menggenggam jemari Luhan lembut. "Aku tahu. Aku juga menyangi hyung."
"Kalau begitu, mari menikah."
Deg
Jongin yang sedari tadi duduk di sofa langsung berdiri.
"Hyung, Sehun isteriku." Ujarnya.
Luhan tersenyum. "Apa aku bisa mempercayakan Sehun padamu?"
Jongin mengerutkan dahi. "Tentu saja. Kenapa tidak?"
"Bagaimana dengan orang tuamu?"
Deg
Jongin terdiam.
Luhan terkekeh. "Sehun, lihat. Bahkan Jongin sendiri bingung dengan keadaan orang tuanya yang belum menerimamu. Bagaimana aku bisa mempercayakanmu padanya?"
Mendengarnya, Sehun menunduk sedih.
Jongin menatap Sehun. "Sehun, aku berjanji akan meyakinkan kedua orang tuaku." Janjinya.
Luhan mengeratkan genggamannya di tangan Sehun. "Janji dibuat hanya untuk diingkari. Itu yang kau lakukan padaku dulu." Ujarnya.
"Aku janji, aku takkan selingkuh dari Luhan hyung. Pokoknya, aku takkan pernah melupakan Luhan hyung."
"Benarkan?" Tanya Luhan.
Sehun menggigit bibir bawahnya.
"Sehun, hidupku takkan lama lagi."
Sehun melebarkan matanya. "Hyung, jangan bicara seperti itu."
"Di saat tekahirku nanti, aku ingin kau menjadi milikku."
Deg
"Kau bisa mengabulkannya, kan?"
Jongin menatap Sehun dengan pandangan.
'Kumohon jangan, Sehun. Kau hanya isteriku. Satu-satunya bagiku.'
Sehun memejamkan matanya. Langkah apa yang harus ia ambil?
***
-To be continued-
Kok gak ada yang nagih buat update, ya? Hehe 😅😅😅
Voment 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNORAMUS - KAIHUN
FanfictionKAIHUN ~ YAOI Aku layaknya orang bodoh yang mengharapkan hadirmu untukku The only things that I want is you But, we are like dominoes. I fall for you, you fall for another. Karya: @anitadesi11