[16] Acting

1.4K 167 18
                                    

Tak hanya kerja keras.
Tapi juga, kerja cerdas.

***

Jongin mengantar Sehun sampai ke depan rumah. Ke depan pintu.

Sehun menggaruk tengkuknya canggung---hal ini masih baru baginya.

Jongin malam ini tersenyum manis sambil berkata. "Sampai bertemu besok, Sehun. Selamat malam."

Dan Sehun membalasnya dengan senyuman juga. "Selamat malam kembali, Jongin."

Lalu, Jongin pergi. Meninggalkan setitik luka bagi namja yang memiliki kulit seputih susu itu.

Jongin bersikap baik padanya. Sehun harusnya bersyukur akan hal itu---tapi, hatinya berkata lain.

Ya, Jongin memang sudah tak sedingin dulu. Tapi, bukankah itu terjadi hanya karena namja tan itu hilang ingatan?

Sehun terkekeh pahit. Ya Tuhan, hidupnya memang sangat menyedihkan.

Ting

Sehun merogoh handphonya.

0822xxx
Sehun? Benar?

***

Seungri baru saja berniat akan mandi, saat tiba-tiba pintu rumah terbuka. Menampilkan sepupunya yang tengah mengerutkan dahinya bingung.

"Sehun-ah, wae?" Tanyanya. Namja itu menghampiri Sehun yang masih berdiri di depan pintu.

"Hei, ada apa?"

Sehun hanya menampilkan senyum tipisnya lalu masuk ke dalam rumah.

Kepalanya menggeleng. "Tidak papa, hyung."

Seungri melangkahkan kakinya mengikuti langkah Sehun.

"Kau diantarnya pulang?"

Sehun mengangguk. "Hm"

"Ck. Aku tak tahu pesonamu bahkan sebesar ini, Sehun. Di hari pertama kalian bertemu lagi, dia bahkan sudah berani mengantarmu pulang. Kemana saja dia selama ini, eoh? Dulu bahkan dia membuatmu seakan tak diinginkan. Giliran hilang ingatan, dia memperlakukanmu dengan lembut. Menyebalkan."

Sehun tersenyum kecil. Namja milky skin itu membuka jaketnya dan menyimpannya di atas tempat tidur.

"Hyung?"

Seungri menoleh. "Hm?"

"Aku lapar. Hehe"

Dan Seungri tertawa. "Untung saja aku sudah buatkan makan siang untukmu. Sudah sana makan, aku mau mandi dulu."

"Gumawoyo~"

"Iya, sana makan. Agar tubuhmu tidak sekurus sapu lidi---hehe, bye!" Seungri langsung berjalan ke luar kamar ketika melihat tatapan tajam Sehun.

Sehun yang melihatnya hanya tertawa. "Aigoo~ Dia memang takut padaku." Gumamnya.

Lalu, namja manis itu melangkahkan kakinya menuju dapur.

Matanya membulat sempurna ketika melihat semua hidangan di atas meja.

"Apa ini? Kenapa banyak sekali makanan? Dia benar-benar menganggap tubuhku seperti sapu lidi?" Gumam Sehun tak percaya.

***

Jongin menyetir dalam keadaan hening. Hatinya bingung.

Kenapa ia merasa familiyar dengan rumah yang ditempati Sehun?

Kenapa ia merasa bahwa ia pernah tinggal disana?

Jongin menghela nafas. "Sebenarnya apa yang terjadi padaku di masa lalu." Gumamnya.

IGNORAMUS - KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang