[9] Pull Pay Out

1.8K 221 22
                                    

Bila memang berakhir, akhiri saja.
Bila memang kau pergi, lupakanlah aku.
Kenapa kau terus tarik ulur hatiku?
Bagaimana aku bisa pergi jika kau bersikap begini. :')

***

Sehun menatap Jongin yang berjalan masuk mendekati ranjang pesakitan yang ia tiduri.

"Kenapa kau disini?" Tanyanya heran.

Apa Jongin yang membawanya ke rumah sakit?

Tapi---kenapa? Apa lelaki itu tidak takut orang lain akan berfikiran yang tidak-tidak tentang mereka?

"Sudah baikan?" Tanya Jongin tanpa menjawab pertanyaan Sehun. Ia duduk di kursi yang telah disediakan di samping ranjang Sehun.

Sehun mengangguk. "Sudah lebih baik sekarang." Jawabnya.

Kepalanya juga sudah tidak berdenyut sakit seperti tadi. Hanya saja, lengannya kebas. Maksudnya---jarum infus itu membuat tangannya mati rasa.

"Ada yang sakit?" Tanya Jongin ketika melihat Sehun mendesis kecil.

"Ah, tidak-tidak. Aku sudah mend---" Sehun terlonjak kaget ketika Jongin memijit pelan area tangannya yang ditancapi jarum infus.

"Baru pertama kali diinfus, ya?" Tanya Jongin.

Sehun hanya tersenyum malu. Memang benar, ini baru pertama kali baginya. Karena, setiap sakit Sehun hanya akan berdiam diri di rumah tanpa melakukan apa-apa dan tidak ingin memeriksakan keadaannya ke Dokter.

Tapi, kemudian ia menggeleng.

"Ini bukan pertama kalinya." Ujarnya.

Benar. Dulu, saat menyelamatkan Jongin, ia juga terluka dan tangannya juga di infus.

"Eoh?" Tanya Jongin tak mengerti.

"Dulu, saat aku menyelamatkanmu aku juga diinfus. Jadi, ini bukan pertama kalinya." Ujar Sehun dengan senyuman.

Jongin memalingkan wajahnya dan berhenti memijat area tangan Sehun. Jantungnya berpacu cepat ketika melihat senyuman itu.

"Istirahatlah, Dokter bilang besok kau sudah boleh pulang." Ujarnya sembari berdiri.

Sehun mengangguk saja pertanda mengerti.

***

Baekhyun menatap Sehun khawatir. "Gwaencanha? Sehun, kau membuatku khawatir."

Mendengarnya, Sehun tertawa pelan. "Aku sudah tidak papa, Baekhyun-ah. Sudah pulang kerja?"

Baekhyun menganggukkan kepalanya. "Sudah minum obat?"

"Sudah."

Lalu, Baekhyun duduk di samping Sehun. "Sehun, sebenarnya ada hal mengganjal yang ingin ku tahu darimu."

Dahi Sehun mengerenyit. "Maksudnya?"

Baekhyun memandang Sehun. "Kau memiliki hubungan apa dengan Direktur Kim?"

Deg

Baekhyun meneliti raut wajah Sehun yang terlihat kaget.

"M-maksudmu apa, Baekhyun-ah? Kami teman SMA."

"Jujur." Ujar Baekhyun dengan penuh penekanan.

"Kami teman---"

"Sehun, kumohon jujur."

Sehun menghela nafas. Apa ia harus menceritakan ini pada Baekhyun?

Apa Baekhyun bisa menyimpan rahasia ini?

IGNORAMUS - KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang