Kebahagian yang dirasakan Kang Seulgi lenyap begitu saja karena tragedi yang merenggut setengah dari dirinya, membuat sikapnya berubah dari dirinya yang dulu.
Hingga ia bertemu dengan pria yang membangun kembali kepingan hatinya yang hancur akibat...
⚠tulisan ini mengandung muatan dewasa, bagi yang tidak nyaman dengan konten tersebut silakan di skip part ncnya. happy reading♥♥
Ding dong
"jimin? seulgi masih tidur. Ayo masuk" ajak seokjin membukakan pintu untuk jimin. Ia menuju ruang tengah dengan jimin mengekor di belakangnya.
"mau minum apa?" tawar jin.
"gausah repot hyung" jimin menolak.
"yaudah klo butuh apa-apa ambil aja di dapur, gue berangkat dulu" jin mengambil jasnya di atas sofa.
"ngapain kamu kesini?"
Keduanya menoleh ke arah dapur, seulgi berdiri sinis dengan tangannya terlipat di depan dada.
"seul.." gumam jimin pelan.
Jin meloleh ke arah jimin dengan tatapan 'ada apa dengan kalian?'
"cuma salah paham hyung" ucap jimin seolah membaca pikiran seokjin. Ketiganya terdiam. Jin meloleh ke arah seulgi lalu jimin, mereka saling pandang dengan wajah serius.
"hmm" seokjin memecah keheningan "Oppa berangkat dulu seul, daah" ucapnya lalu pergi setelah menepuk bahu jimin.
Seulgi berlalu begitu saja, tidak memperdulikan jimin yang tengah berdiri canggung menatapnya.
"seul" jimin menangkap lengan seulgi saat gadis itu berlalu di hadapannya.
"lepas" pinta seulgi tanpa perlawanan.
Jimin terdiam namun tidak melepas tangan seulgi.
"aku bilang lepasin" kini seulgi menghentakkan tangannya.
"dengerin aku dulu" jimin mengeratkan cengkramannya.
"aw aww" seulgi merintih memegangi kepalanya.
"seul? ada apa?" tanya jimin panik
Seulgi lari ke kamarnya setelah cengkraman jimin melemah akibat panik tadi, ternyata itu hanya akal-akalan seulgi agar jimin melemah.
"gimana aku mau jelasin kalau kamunya ngehindar terus seul" gumamnya kecil sambil menatap pintu kamar seulgi yang tertutup rapat.
Seulgi mondar mandir di hadapan cermin, ia lapar. Seulgi tidak bisa keluar kamar, diluar pasti masih ada jimin.
Gadis itu melirik jam dinding, jarum jam menunjukkan pukul 10, seulgi sudah telat kuliah, ia terjebak diapartemennya sendiri karena seorang Park Jimin.
Ngomong-ngomong sedang apa orang itu? suaranya tidak terdengar lagi semenjak seulgi selesai menangis barusan, apa dia sudah pergi? tapi tidak ada bunyi pintu terbuka sedari tadi.
Seulgi membuka pintu perlahan, sepi. Jimin tidak ada disana, seulgi tersenyum lega namun hatinya juga sakit disaat yang sama, mengetahui jimin sudah pergi begitu saja membuat hatinya sedikit terusik. Ia sedikit menyesal, siapa suruh tadi pergi meninggalkan pria itu? bodoh.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.