Mereka sampai di apartement seulgi, jimin mendudukkan seulgi di sofa merah ruang tengah sedangkan dirinya duduk dilantai sambil mengompres kaki seulgi.
Melihat jimin yang sangat menghawatirkan dirinya membuat seulgi merasa terenyuh, diam-diam ia memperhatikan jimin yang sedang mengobatinya, senyumnya merekah melihat keseriusan pria itu, sesekali ia meringis karena merasa sakit saat diobati.
"bisa gerak?" tanya jimin sambil mencoba menggerakkan telapak kaki seulgi.
"wah daebak! udah sembuh jim" kata seulgi terpukau dengan kehebatan jimin yang dapat membuat kakinya lebih baik.
"aku mah udah sering kek gini klo lagi latihan" jelasnya sambil duduk di sebelah sofa. "maaf ya harusnya aku gak maksa kamu" sesalnya.
"gapapa jim. Makasi yaa"
Jimin mengangguk.
Suasana hening menyelimuti ruang tengah, seulgi dan jimin tak berbicara. Akhirnya jimin berdeham agar mereka tak menjadi canggung.
"hm, aku pulang ya? udah malem. Kamu udah bisa jalan kan?" jimin sebenarnya ingin menginap disini, ia takut terjadi apa-apa dengan seulgi, feelingnya tidak enak. Namun ia juga malu untuk meminta ijin pada gadis itu.
Seulgi terdiam, ia menginginkan jimin untuk tetap disini bersamanya, tapi terlalu canggung untuk memintanya menginap, karena jimin sendiri ingin pulang, seulgi bingung bagaimana caranya agar jimin tetap tinggal disini.
"kamu..." seulgi berfikir ragu melanjutkan kata-katanya.
Jimin menunggu kelanjutan kalimat seulgi dengan penasaran.
Ahh persetan dengan gengsi, seulgi benar-benar membutuhkan jimin sekarang, ia tak bisa tinggal sendiri malam ini selain kakinya yang sakit seulgi juga merasakan kepalanya mulai pusing lagi, entah apa yang terjadi dengan kepalanya belakangan ini.
"jim kamu mau nemenin aku gak? aku kayaknya gak bisa sendiri deh" pinta seulgi sambil tersenyum canggung.
"bisa lah, aku gak akan pulang kalau gitu, aku bakal jaga kamu sampe jin hyung pulang" jimin tersenyum puas.
"jim sebenernya kepalaku sering pusing belakangan ini"
"jinja? kok bisa? sekarang sakit?" tanya jimin kawatir.
Seulgi mengangguk lalu jimin dengan sigap menggendong seulgi tanpa persetujuan darinya, otomatis seulgi mengalungkan lengannya di leher jimin agar tidak terjatuh.
"jimin! kamu ngapain" jimin tidak menjawab tetap memandang lurus, ia menidurkan seulgi di tempat tidur kemudian memgambil ponsel.
"mau ngapain?" gerakan jimin berhenti ketika seulgi meraih tangannya.
"nelpon dokter lah"
"gausah jim, liat jam berapa" seulgi menunjuk jam kecil diatas mejanya, jarum jam menunjukkan pukul setengah 12. "gini deh, besok kamu anterin aku ke dokter ya? sekarang kita tidur" seulgi menepuk-nepuk sisa tempat tidur yang kosong di sebelahnya.
Jimin mengerutkan dahi tidak percaya "tidur... disini?" tanya jimin memastikan.
"iya kan tadi siang kamu juga tidur disini sama aku" senyum seulgi sambil menggigit bibir bawahnya.
*glek
Jimin menelan salivanya "jangan mulai deh seul, kamu lagi sakit"
Seulgi tertawa "aku mau ganti baju dulu, kamu keluar ya" suruhnya.
"gamau dibantu? kan kamu sakit" goda jimin.
Seulgi memukul lengan pria itu agar berhenti menggodanya
KAMU SEDANG MEMBACA
MOVE ON [COMPLATE]
FanfictionKebahagian yang dirasakan Kang Seulgi lenyap begitu saja karena tragedi yang merenggut setengah dari dirinya, membuat sikapnya berubah dari dirinya yang dulu. Hingga ia bertemu dengan pria yang membangun kembali kepingan hatinya yang hancur akibat...