Chapter 16

1.4K 148 15
                                    



__ooOOOoo__

==Author side==

Dingin, begitu sulit untuk dijelaskan keadaan sebuah ruangan yang sunyi nan sepi, tumpukkan kertas bertebaran di meja serta sebuah Laptop yang masih terlihat bercahaya pertanda masih ada seseorang yang tengah menggunakannya. Suara kesunyian terpecahkan dengan bunyi ketukan serta ketikkan dari seorang yang berada di dalamnya. Deruan nafas tak sabar serta gemertak permohonan keluar dari bibir orang itu. Dengan kemeja biru serta sebuah stetoscop yang terlegeletak di mejanya, Orang itu seolah tak peduli dengan dentingan waktu yang berjalan semakin cepat tanpa ia sadari.

"Bagaimana bisa? Ck, ini tak bisa ku biarkan, tak akan pernah!" gumamnya berulang-ulang.

Jemari Namja itu terus bergerak lincah mengetik dan mencari segudang ilmu pengetahuan mengenai dunia medis, dia – Jongdae- Sedang mencari solusi dari sebuah penyakit untuk menyelamatkan seseorang. Jongdae terus memperhatikan layar datar di depannya, mencari dan meneliti apapun itu untuk membantu pasien kesayangannya yang bernama Byun Taehyung.

"Ppalli, aku tak punya waktu untuk menunggu"

Jongdae terus mengetik dan mencari, ia tak peduli dengan mata yang lelah serta tubuh yang juga lelah. Sudah beberapa gelas Kopi pahit ia minum untuk menghilangkan rasa kantuk yang selalu menyerang tatkala malam menyapa. Jongdae terus berusaha keras untuk Taehyung, tak peduli kelelahan, rasa kantuk dan kegiatan yang terkadang menyiksa. Ini adalah usaha dokter Jongdae untuk membuktikan jika ia berhasil menyelamatkan seorang pasien yang mengidap penyakit parah.

'Taehyung, bertahanlah. Hyeong masih ingin melihat tawa polos dan senyuman darimu'

__ooOOOoo__

==Jongdae POV==

Tumpukkan berkas hasli uji laboratorium terus menumpuk di meja kerjaku, benda-benda tajam, aroma karbol menyengat, tumpukkan buku serta alat-alat kedokteran lainnya telihat memenuhi ruangan ini. Ku hela nafas panjang berulang-ulang saat membaca hasil uji laboratorium, Selalu dan tetap sama, kenapa harus aku yang memiliki kemampuan untuk menangani penyakit ini? Yah, Tuhan memberikanku sebuah keahlian sebagai dokter ahli penyakit dalam baik itu kanker, tumor dan penyakit ganas lainnya.

"aku akan melihatnya lagi"

Ku letakkan hasil uji Laboratorium di meja sembari merapikan semuanya, sebentar lagi akan ada seseorang yang akan menjemput hasil ini. Aku tak berani mengatakan apapun mengenai ekspresi mereka saat mengetahuinya nanti, tapi jelasnya, itu semua sudah menjadi hal biasa yang selalu membuatku terluka.

Tok,, tok,, tok..

"masuk"

Cieeett

"Annyeonghaseyo dokter jongdae" ucap seorang pasien, wajahnya datar tanpa senyum, tapi jelas dari ekspresi itu memberikan isyarat jika dia tengah gugup.

"Masuklah, dan kau boleh duduk" ucapku datar.

"Gamsahamnida" Dia mulai duduk, segera aku memberikan berkas hasil uji lab untuknya. Yah, ini sudah menjadi hak pasien untuk mengetahui kondisi tubuh mereka.

"Ini hasil uji lab yang ku terima dan sudah ku pelajari" ucapku saat dia mulai membaca hasil pemeriksaannya. "Perkembangan sel darah putih yang berada di tubuhmu terlalu banyak, bahkan telah melebihi batas normal. Akibatnya, sel darah putih dapat menyerang sel darah merah yang ada di dalam tubuhmu." Aku menarik nafas dalam. "Kau terkena Kanker darah, atau yang biasa disebut Leukimia" jelasku.

"J-Jinjayo?" ucapnya dengan ekspresi sakit,bibirnya terpaut dengan airmata yang siap tumpah.

"Ne, dan penyembuhnya hanya operasi dengan pendonoran HLA (Human Leukocyte Antigen)" Dia mulai menatapku intens. "Tapi hanya 0.4% seseorang bisa memiliki HLA (Human Leukocyte Antigen) yang sama sepertimu, baik itu dari keluarga sendiri atau bahkan saudaramu. Jadi.." Oh tuhan, kini ekspresinya semakin berubah."Yang kita bisa lakukan sekarang hanya chemotheraphy"

Tale Of MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang