Chapter 22

1.8K 165 9
                                    

__ooOOOoo__

==Author Side==

__ooOOOoo__

Kremasi kepergian Taehyung berlangsung dengan deraian airmata mereka yang datang, baik dari keluarga, sahabat teman dan semua yang ada di sana. Tak ada satupun dari mereka yang tak menangis, yang paling menyakitkan adalah saat mereka mendengar teriakkan dari Baekhyun yang sama sekali tak ingin adiknya itu pergi.

Mereka yang tak tau apa yang terjadi dibalik semua itu memandang iba pada Baekhyun. Bahkan disaat semua telah selesai, Mereka yang datang masih enggan untuk menghapus butiran airmata yang jatuh.

Cahaya matahari berubah warna menjadi oranye terang menandakan senja tiba, pantulan cahaya matahari menyerbak ke penjuru bumi dan terbiaskan oleh kristal-kristal salju yang turun perlahan. Orang - orang yang tadi memenuhi rumah keluarga Byun kini telah beranjak kembali ke rumah masing-masing, menyisakan Min Seok, Jung Mi dan Baekhyun di sana.

Jika Jung Mi sang Eomma masih ada tempat berpegang yaitu Min Seok, Lain halnya dengan Baekhyun. Namja itu seperti tak mempunyai pegangan lagi, tatapan kosongnya serta butiran bening yang mengalir menjadi ekspresi kesedihan yang begitu mendalam.

Perlahan, kaki - kaki lemah nan gemetar itu berjalan menaiki satu persatu anak tangga menuju tempat yang ingin ia lihat. Walau hati Namja itu belum sanggup, tapi ia menguatkan tekad untuk melihat dan mengetahui apa yang tersimpan di balik tempat itu.

Namja itu terus melangkah hingga kaki lemah itu berhenti saat melihat pintu coklat yang tertutup rapat tanpa penghuni, di tangan Baekhyun sudah bertengger benda yang akan membuka pintu tempat itu. Kunci yang pernah ia simpan untuk melarang Dongsaengnya agar tak pergi, tapi kini berada di tangannya untuk membongkar sebuah rahasia yang tersimpan.

Cieeettttt

Pintu itu terbuka, menampakkan sebuah kamar yang rapi dengan cat biru tua serta koleksi-koleksi kesukaan Dongsaengnya - Taehyung - , Kumpulan poster yang tertempel, buku pelajaran yang rapi, CD band Rock favoritenya serta sebuah ranjang yang rapi dengan nuansa hitam menyambut Baekhyun.

Langkah Namja itu bergerak memasuki ruangan yang mengingatkan kembali kenangan terhadap Namja yang paling ia sayangi, Mata liarnya menatap intens seluruh tempat hingga pandangannya terhenti pada meja kecil Taehyung yang pernah ia lihat.

Foto keluarga yang berjejer rapi, jam weker bermotif singa, lampu belajar, sebuah kalender yang penuh dengan coretan serta foto Selcanya dengan Taehyung dulu. Namun, terlihat kerutan kecil di dahi Baekhyun saat melihat sebuah kunci terletak di atas fotonya bersama Taehyung.

"Taehyung, apa ini?" gumam Baekhyun.

Baekhyun mengambil kunci itu, kunci laci yang selama ini tak pernah ia ketahui isinya. Baekhyun menarik nafas dalam setra menguatkan diri untuk membuka laci kecil dengan kunci yang sudah bertengger di tangannya. Mata Baekhyun membulat tatkala semua benda yang ada di laci itu terlihat tersusun rapi dengan berbagai benda milik Taehyung yang tak pernah Baekhyun ketahui.

Sebotol pil putih, amlop yang berisi surat-surat penting, berkas-berkas, 2 buah buku serta sebuah Smartphone. Gerakkan kecil tangan Baekhyun meraih botol pil putih yang tersisa beberapa butir di dalamnya, kerutan dahi Baekhyun semakin bertambah saat tertera di botol itu peringatan dan kegunaan obat itu.

Baekhyun menggeleng pelan dan berusaha untuk mengelak dengan apa yang ia lihat, tapi kini tangan Baekhyun mengambil sebuah amplop surat - surat penting, terlihat pada bagian surat terdapat simbol Seoul Hospital, Baekhyun membaca isinya yang telah kusut akibat remukkan tangan Taehyung.

Tale Of MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang