Chapter 18

1.5K 161 17
                                    

__ooOOOoo__

==Author Side==

Dentingan suara piano memenuhi keseluruh sudut ruangan kediaman keluarga Byun. Alunan melodi lembut penuh makna terdengar jelas di setiap telinga yang mendengar. Walau berada di sebuah ruangan musik yang letakknya di sudut ruangan, tapi musik indah itu merambat melalui udara dan menyebar dengan melodi yang indah. Seorang Namja paruh baya yang duduk di depan sebuah piano bermain lembut bersama seorang Namja yang berusia belasan tahun duduk disampingnya.

Namja paruh baya yang sering dipanggil Master of composer bernama Min Seok, terus memainkan melodi indah dari pianonya. Jemari Namja itu menari indah memainkan nada demi nada untuk menghasilkan musik yang ia inginkan, sedangkan Namja berusia belasan yang duduk di sampingnya, hanya diam mendengar alunan lembut itu. Dia - Baekhyun - menikmati permainan lembut dari sang Appa - Min Seok - sang Master of composer.

Selesai memainkan sebuah lagu, Min Seok menatap putra Sulungnya. Manik mata coklat itu bertemu, walau tatapan itu terlihat kebanggaan tapi ada sesuatu yang mengganjal disana. Mata Coklat Min Seok menatap dalam mata Coklat milik Baekhyun, mata indah yang tadi sempat basah dengan uraian airmata dan menampakkan sesuatu yang tersimpan.

"Baekhyun-ie," Panggil Min Seok lembut.

"Ne, Appa" Baekhyun menatap sang Appa yang sedari tadi menatap bola mata coklatya.

"menurutmu, Musik itu apa?" satu pertanyaan sederhana untuk keluarga musik.

"Musik?"Baekhyun mengerutkan dahi dan berfikir kecil, "Bagiku musik adalah penghibur untukku Appa. Musik adalah tempatku untuk mengungkapkan semua yang ku rasa" Min Seok tersenyum

"Hanya itu?" Baekhyun terlihat mengangguk.

"Ne, memang hanya itu" Min Seok menghela nafas dalam.

"Untuk menjadi seorang Violinist, kau harus tau makna dari musik yang kau hasilkan. Musik bukan hanya sekedar melodi, nada, tempo dan ketukan. Musik juga bukan hanya perasaan, tapi musik menggambarkan pemainnya." Baekhyun tertegun. "Percuma jika kau memainkan sebuah musik tapi perasaanmu tak tersalur di dalamnya, tak hanya perasaan, gambaran dirimu tak masuk dalam sebuah musik. Jika perasaan dan bagaimana dirimu tak tergambar dari musik yang kau hasilkan, kau sama seperti mereka yang hanya memainkan musik untuk sekedar bersenang-senang atau hanya sekedar bermain."

"........" Baekhyun diam.

"Jadikan musik bagian dari dirimu, jadikan musik sebagai gambaran dirimu yang sesungguhnya. Dan jadikan kompetisi yang kau ikuti sebagai caramu menyampaikan apa yang kau rasakan dan menggambarkan dirimu dihadapan penonton" Baekhyun menatap lurus manik mata coklat yang penuh kebanggaan itu.

"jadi maksud Appa, musik yang selama ini ku mainkan tak menggambarkan diriku? Tak pernah menggambarkan bagaimana perasaanku?" Min Seok tersenyum tipis

"Awalnya memang seperti itu, tapi setelah melihatmu di kompetisi Nasional. Kau mengeluarkan perasaan dalam melodi indah dari biolamu, perasaanmu yang ingin membuat orang terlupa akan segala hal. Kami yang mendengar turut larut dalam permainanmu, tapi gambaran dirimu tak bisa kami cerna melalui musik yang kau hasilkan. Kau harus berlatih untuk membuat musikmu menggambarkan dirimu, tanpa harus melihatmu berdiri di atas panggung. Penonton akan tau jika itu dirimu yang tengah memainkan musik"

"Bagaimana caranya Appa, bagaimana caraku untuk menunjukkan jika sebuah musik terdengar, orang-orang akan langsung mengetahui jika aku yang tengah memainkan musik itu" Min seok menyentuh pundak Baekhyun.

"Kau harus membuat musik yang sesuai dengan karaktermu. Appa akan membantumu untuk menciptakan sebuah lagu yang menggambarkan itu dirimu"

"Jinja? Keunde, bukankah aku harus membuat musikku sendiri?" Baekhyun menatap heran ke arah Min Seok.

Tale Of MelodiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang