Semua siswa dan siswi yang diterima di SMA Negeri 5 ini tengah berkumpul di tengah lapangan. Banyak diantara mereka yang mengeluh karena sinar matahari yang cukup menyilaukan pagi ini.
Bagas yang berdiri di samping (namakamu) berdecak, "Dasar cabe-cabean. Ada matahari ngeluh, gak ada matahari ngeluh juga. Gak bersyukur banget," cibirnya.
"Kalau baju sama celananya udah kurang bahan palingan lo tergoda juga," ucap (namakamu) sinis.
"Wih, sorry-sorry nih (nam). Di bulan Ramadhan ini, paha ayam lebih menggoda dari pahanya cabe-cabean," jawabnya lalu tersenyum menang.
"Cabe-cabean direbutin. Dasar!" ujar Steffi.
"Ih, (namakamu) noh yang rebutin cabe-cabean," jawab Bagas
"Lo yang mulai duluan!" jawab (namakamu) tak mau kalah.
"Kalau lo gak jawab gak bakal panjang (namakamu) Zivanna Hakim!" jawab Bagas lagi.
"Kalau lo gak bahas cabe-cabean, gue gak bakal nimbrung Bagas Rahman Dwi Saputra!"
"Emang kalau gue bahas cabe-cabean kenapa lo harus nimbrung? Belain teman?" jawab Bagas sinis.
"STOP! Bisa gak sih gak berantem sehari aja?" ucap Steffi melerai. (Namakamu) dan Bagas hanya mendengus kesal.
"Yaudah minta maaf!" perintah Steffi.
"Ih mana mau gue, orang Bagas yang salah!"
"Lo yang salah!"
"Lo yang salah! Cewek selalu benar!"
"Enak aja! Lo yang salah!"
"Lo!"
Steffi memutar bola matanya kesal, selalu seperti ini. Akhirnya ia menarik tangan kanan Bagas dan (namakamu) lalu mengaitkannya.
"Minta maaf! Atau lo semua gue musuhin!" ancam Steffi.
Akhirnya mereka berdua pun meminta maaf, Steffi tersenyum lalu menepuk pelan kepala Bagas dan (namakamu), "Anak pinter,"
"Waa! Cogan!"
"Smala banyak cogannya coy!"
"Gila! Kalah saing kita!"
"Itu yang pakai sweater abu-abu ganteng banget!"
"Gila! 4 cogan lewat bruh!"
"Buat gue satu dong!"
"Itu yang pakai baju seragam terus pake jaket hitam salamnya gue!"
(Namakamu), Steffi, dan Bagas langsung mengedarkan pandangannya ke segala arah saat mendengar teriakan teman-temannya yang mengatakan cogan.
"Eh namanya itu Iqbaal tau,"
"Yang mana?"
"Yang itu yang pake sweater abu-abu!"
"Gila gila! Jomblo gak ya?"
(Namakamu) melirik Steffi yang rupanya tengah menatap ke 4 remaja lelaki yang dibahas remaja perempuan tadi.
"Aa Aldi," ucap Steffi tak berkedip. (Namakamu) dan Bagas saling tatap melihat kelakuan sahabatnya itu.
Bagas menaruh punggung tangannya di dahi Steffi, "Aman Bu Dokter, dia tidak demam,"
"Baik Pak Arsitek, sepertinya anda harus membuat bangunan di dalam tanah agar ia tak bertemu lagi dengan sosok bernama Aldi dan tak akan seperti ini lagi," jawab (namakamu) mengikuti alur yang dibuat Bagas.
"Baik Bu Dokter, saya akan menghubungi rekan-rekan saya untuk membahas rencana tersebut,"
Steffi mengernyitkan dahinya ketika mendengar ocehan kedua sahabatnya, "Kalian ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sibling Relationship
Fanfic(Namakamu) Zivanna Hakim, gadis remaja berusia 15 tahun yang lahir di keluarga sederhana. Dia tidak disukai oleh kakaknya sendiri, Iqbaal Dhiafakhri Hakim sehingga membuatnya diasingkan oleh Iqbaal. Tetapi, selalu ada 2 insan berbeda aliran darah ya...