Bagian 9 : Mencari Tahu

247 166 0
                                    

***

Detik demi detik berlalu. Dari kering kerontang hingga basah mengguyur. Dunia ini akan terus berputar. Sekarang telah memasuki awal musim kemarau dan juga hari itu bertepatan pada hari Senin. Tampak banyak siswa siswa yang bergegas untuk menuju sekolah. Pakaian serba putih abu abu bak mejamuri trotoar dan jalanan sekolah. Pemandangan ini merupakan pemandangan yang biasa bilamana di hari senin. Karena akan diadakannya upacara setiap hari senin, beberapa siswa membawa topi untuk digunakan sebagai atribut wajib saat upacara tetapi ada saja siswa yang tidak membawa topi ke sekolah.

"Eh sekarang hari senin ya sil..."
"Iya raka, ngomong-ngomong kamu bawa topi kan?"
"Topiku ada disini... Ehhh HILANGG!!"

Tinggal mereka yang belum menyusul ke tempat lapangan upacara. Silvia menggenakan baju putih abu-abu dengan topi biru muda yang ada di kepalanya sedangkan Raka sedang mencari topi itu di tas yang ia bawa.

"Waduhh kok bisa , hilang atau ketinggalan nih?"

Mengapa barang saat dibutuhkan selalu menghilangg

"Tunggu-tunggu aku punya ide hehe..."

Raka menundukkan kepalanya melihat ke arah dalam tas. wajahnya berubah seperti sedang memikirkan sesuatu. silvi hanya bisa meraba-raba seperti apa yang dipikirkan oleh Raka.

"Apa itu .. Jangan-jangan..."
"Aku akan memunculkan topi dari buku itu "
"Yahh hal seperti itu kenapa harus memakai kekuatan sii "

Bibir silvia cemberut dan menghela nafas. rambut hitam panjangnya itu tetap lurus seperti biasa. 

"Tidak apa-apa aku mau coba"

Akhirnya buku ini dapat berguna!

Lelaki ini mengeluarkan buku usang dari tasnya dan membuka halaman selanjutnya serta menuliskan tulisan menggunakan pensil.

-Metu:Topi-
"NYATA!!"

Teriakan dari Raka memantul dalam suasana ruangan itu.

*blushh...*

Muncul Partikel Cahaya yang mengelilingi kepala Raka. Sekejab partikel itu bersatu dan membentuk suatu kesatuan. Munculah sebuah topi biru muda di kepala Raka.

"Ternyata buku ini bisa menjadi penyelamat juga yah.."
"Ya ampun raka... Ah sudahlah, sudah cepat pergi ke lapangan , mereka sudah menunggu siswa untuk memenuhi lapangan upacara"
"Okee aku duluan sil"

Raka perlahan melangkah melewati berbagai celah antar meja dan keluar dari ruangan kelas itu.

"Sebaiknya aku kembali ke buku itu..."

Tubuh gadis itu mengeluarkan Cahaya lalu beberapa saat kemudian terpecah menjadi bagian bagian cahaya dan pergi memasuki buku kuno itu.

Lapangan yang digunakan upacara sangatlah luas. lapangan ini seukuran 2 lapangan basket dan juga bisa digunakan untuk lapangan futsal. Terik panas memanah tiap kulit manusia yang ada di sana. Kerumunan orang yang berdiri tegap dan sebuah pembina upacara sudah siap di tempatnya masing-masing. Saat upacara telah dimulai dan kegiatan berjalan dengan lancar. Hampir semuanya berjalan seperti biasa hingga saat pembawa amanat dibicarakan.

"Jadi anak-anak sekolah kita baru saja memenangkan lomba juara satu...."
"Wah hebat bener ya... "

Teriak dari berbgai siswa yang terkejut atas hal itu. Semua terlihat sangat mengapresiasi tapi mengapa aku merasa perlombaan bukan lagi hal yang seru.

"Hei Raka, coba liat anak itu kan dari kelas sebelah, dia ternyata yang juara 1 nya"

Teriak salah satu gadis yang berdiri tegap di sampingku. karena baris sebelah laki-laki adalah perempuan kelas itu jadi aku bisa mendengarkan apa yang ia katakan. Dia menunjuk ke seorang yang sedang menaiki podium di joglo depan sekolah. 

Buku SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang