Diantara udara dingin yang mulai menerpa mereka. Keraguan mulai muncul dari wajah keduanya. Seakan seperti ada yang tidak beres terjadi. Setelah berdiam diri di depan pagar besi, Risa mengucapkan sesuatu dengan gelisah. Melihat wajah lelaki yang ada disampingnya dengan perlahan.
"Raka... aku melupakan sesuatu..."
"Apa...?? jangan-jangan kamu tidak membawa kuncinya?"
"hehehe..."
Ekspresi wajah Risa seperti biasa, manis dan juga lucu. Seperti yang raka tahu bahwa Risa juga sedikit ceroboh. Karena sikapnya itu kadang membuat raka harus bersabar menghadapinya.
Hahh? Meninggalkan kunci saat pertama kali pindah loh inii.
Yang benar saja... Gadis ini...
"Ya ampun..."
"Yahh padahal sudah sejauh ini , bagaimana ini?"
Bibir Gadis ini mulai bergemetar. Mata hitamnya sedikit berair dan Dia hanya terdiam menunduk.
"Padahal kamu sudah menemaniku sejauh ini..., ukh... apa yang aku lakukan... ukh.."
"haaaa jangan nangis jangan nangiss"
"Aku punya ide. kamu masuklah kerumahku dulu"
"Ehh... kerumahmu?? hanya berdua??"
Gawat, Aku baru sadar apa yang aku ucapkan
Tidak tidak tidak! Aku harus mementingkan dirinya dulu.
"Ahh.. tidak tidak maksudku kamu istirahat di rumahku sebentar , aku tidak memikirkan hal-hal yang lain kok"
"Oalaaa maksudmu begitu toh, baiklah"
Pundak Risa sekarang menjadi rileks dan bibirnya tersenyum. Air yang mengalir dari air matanya sekarang sudah berhenti. Suasana sekitar situ remang-remang karena lampu pencahayaan jalan terdekat tidak mengeluarkan cahaya yang cukup terang hingga mendapat penglihatan dengan jelas. Bisa dilihat Disamping Raka Risa terlihat samar samar dengan baju batik miliknya.
"Kalau begitu yuk ke rumahku dulu"
Raka mulai berjalan melangkah ke depan, baru satu langkah terinjak ia lalu merasakan ada sesuatu yang menghambatnya berjalan. seperti bajunya tertarik.
"Eh Risa... ada apa?"
Raka membalik menoleh ke arah samping. pandangannya melihat wajah Risa hingga turun pada bagian tangan kanannya yang sedang memegang baju Raka.
"Raka... aku... takut... disini gelap"
Benar saja. Lampu yang menyala berwarna kuning ini tidak menerangi dengan cukup pada jalan antar rumah disini. Tapi apakah dia sebegitu takutnya?
"Ahh tidak ada apa-apa kok, tenang saja!"
"Gamau!!... aku gamau melepaskan ini... aku takut..."
Gadis ini merengek seperti anak kecil. walaupun sudah berumur 17 tahun, namun ternyata dia takut dengan hal ini?
Risa memegang baju raka dengan erat, semakin erat dan kakinya sedikit bergetar. Wajahnya yang melihat raka sekarang seperti sedang ketakutan. bibirnya bergumam dan lirikan matanya hanya bisa melihat kearah Raka.
"Baiklah baiklah... pegangan saja bajuku itu... jangan sampe lepas ya!"
"Ehh... Ehemm baiklah Raka"
Aku bisa melihat wajah manisnya itu, suaranya bisa terdengar jelas olehku karena disini termasuk sepi.
Hidup yang penuh dengan kejutan kah?...
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Sakti
FantasyLaksana kabut tebal meredam secercah cahaya menembus cakrawala, ketetapan hati dan pikiran Raka-Seorang siswa kelas 2 suatu SMA-tidak akan bisa tenang. Setelah menjalani hidup dengan normal, suatu insiden menyebabkan kedua orang tuanya meninggal. Se...