***
Sekarang hari selasa, Raka dan buku kuno yang ia bawa bersama pergi sekolah, karena ada tugas piket hari ini, jadi Raka memutuskan untuk berangkat lebih awal.
Semerbak embun pagi menyelimuti udara yang sejuk nan nyaman. Hanya sedikit butiran cahaya yang menembus awan layaknya sedang tertidur. Bahkan pada waktu ini mungkin siswa lain masih belum banyak yang bangun dan berangkat menuju sekolah mereka masing-masing.
Menembus rentetan hawa dingin melewati tubuh mungil pria ini, sepeda angin itu terus ia kayuh melewati aspal. Hingga sesampainya pada gerbang sekolah ia memarkirkan sepedanya di tempat pemarkiran khusus sepeda yang ada pada sebelah gedung utama sekolah itu. terlihat hanya sedikit sepeda yang terparkir karena ini masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah
"Pukul 06:00 sipp , aku berangkat pagi sekarang sudah di sekolah"
Raka melihat jam tangan yang ada pada tangan kirinya lalu bergegas menuju kelasnya yatu IPA 2, Rungan IPA 2 terletak pada Lantai 2 gedung utama
Aku mencoba membuka pintu aluminium yang setinggi kurang lebih 2 meter ini menggunakan tangan kananku dan menmutar gagang serta memberikan dorongan untuk membukanya
"Tapi sepi amat ya dikelas , belum ada yang datang "
Ruangan ini terlihat semuanya bangku dan kursi tertata rapi, mejanya menggunakan meja besi dan terpisah satu murid antar lainnya jadi tidak ada meja yang tersambung. Kursi yang terlihat dari besi juga diatasnya ada sedikit spons empuk berwarna hitam guna kenyamanan siapapun yang duduk diatasnya
Melangkah kedepan dan mencari tempat duduknya itulah yang Raka lakukan, setelah meletakkan tas ransel model pria yang biasa ada di pasaran berwarna hitam namun cukup untuk membawa sebuah laptop dan beberapa buku pelajaran, ia melihat kearah sekitar
"Kalau begitu aku coba panggil silvia ah, mumpung ngga ada siapa siapa "
Duduk dan mengeluarkan buku kuno itu dari dalam tas lalu meletakkannya daiatas meja. Raka membalik halaman pertama yang ada sudah ada beberapa tulisan seperti yang terjadi tempo hari. mengeluarkan pensil dan menulis sesuatu kemudian dibaris baru sebuah halaman buku itu
- Metu : Silvia -
Setelah Raka menulis di catatan itu lalu dia mulai mengimajinasikan seorang gadis cantik yang ia bayangkan
"Nyata!!"
Menerikkan kata itu pada ruangan yang kosong tidak terlalu buruk juga pikirku, untungnya masih belum ada yang datang
Partikel cahaya membanjiri ruang sunyi ini, merekah terbang kesana kemari layaknya sebuah cahaya yang mencoba menerangi jenuhnya kegelapan. Semkain terang cahaya itu timbul dan membuat struktur seperti seorang manusia sebaya. Lalu Raka berkedip, seperti yang ia lihat sebelumnya gadis cantik dengan seragam SMA nya putih abu-abu mata indah coklatnya itu sedikit bersinar menatap wajah sang lelaki didepannya
"Hai silvia"
Seperti sebuah mimpi... dia ini sebenarnya apa ya..
"Hai juga, Pagi Raka"Silvia tersenyum dan bibir pink nya itu seakan tiada tara, ia mengucapkan beberapa kata dan menundukkan sedikit kepalanya dan mengangkatnya kembali.
"Pagi juga silvia, ngomong2 kamu lebih cantik deh dari hari kemarin aku panggil"
Wajahnya sedikit berubah atau aku saja yang tidak pernah melihat gadis secantik ini?
"Iya , soalnya aku bisa merasakan tingkat kepintaranmu meningkat karena belajar kemarin malam "
"Jadi tingkat kepintaranku menambah yaa , haha "
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Sakti
FantasiLaksana kabut tebal meredam secercah cahaya menembus cakrawala, ketetapan hati dan pikiran Raka-Seorang siswa kelas 2 suatu SMA-tidak akan bisa tenang. Setelah menjalani hidup dengan normal, suatu insiden menyebabkan kedua orang tuanya meninggal. Se...