Bagian 2 : Malam yang panjang

395 187 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sesaat suara berdecit dari pintu yang perlahan menutup, Raka melangkah memasuki rumahnya dengan melepas sandal tipis di rak yang ada pada depan rumahnya. Suasana rumah itu sepi dan tidak menunjukkan kehidupan selain dirinya sendiri. Tangannya mencoba meraih saku yang ada pada celana pendek yang ia gunakan saat ini

"Sial... Kunci kamarku dimana?"
"Masa ketinggalan sih..!"
"Yah kembali lagi ,aku simpan bukunya ditempat yang aman dulu"

Sistem rumah yang ditempati raka memiliki dua kunci yaitu kunci utama dan kunci kamar, keduanya memilki kunci yang berbeda sehingga disaat kehilangan salah satunya kunci satunya tidak akan bisa digunakan untuk membuka pintu itu.

Aku berjalan menyusuri ruang keluarga yang sedikit luas sekitar mungkin 4x5 meter. Pandaganku terarah kepada laci yang ada pada penyimpanan disebelah sofa. 

Setelah Raka menyimpan buku catatan itu, dia kembali memastikan rumah telah terkunci kembali dan segera menuju ke rumah kakek menggunakan sepedah itu

"Kakek, maaf aku kembali lagi kunciku ketinggalan kek"
"Oh dek raka ya, iya tadi kakek liat ada kunci di meja"
"Untunglah masih ada... Aku ambil dulu ya"

Raka berlari menuju sebuah ruang makan dan ia bisa melihat bahwa ia meninggalkan kuncinya tepat diatas meja itu. Sekejab tangannya mencoba meraih kunci berwarna perak yang ditinggalkannya

"Nah ini dia"

Setelah aku mengambilnya , aku pamitan dengan kakek dengan mencium tangan kakek, itu sudah menjadi adat bila bertemu dengan orang yang lebih tua untuk mencium tangan orang itu dan itu merupakan suatu penghormatan

"Ati ati ya dek Raka"
"Oke kek"

Aku mulai perjalanan pulang dengan sepedahku ini, karena aku tinggal sendirian dirumah jadi pulang sore tidak masalah buatku

Hawa Panas yang ada menjadi sedikit hangat dan suasana pemandangan sore ini membuatku teringat akan suatu hal
...

...

...

"Hm..."

Dadaku mulai terasa sakit,sakit ini rasa sakit yang biasa aku rasakan sebelumnya namun aku tidak tahu mengapa terjadi hal itu. Seakan aku mengingat sesuatu yang penting dan berharga untukku

...

....

"Mama... Papa... "

"Dimana kalian"

Secara tidak langsung , aku menteskan air mata di perjalanan

***

...

...

"Sudah sampai rumah ya..."
"Kira kira Mama sama Papa dimana ya.."
"Lebih baik aku masuk dan mandi dulu"

Buku SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang