Bagian 12 : Anak Pindahan

245 152 0
                                    

***

Suara gesekan alat tulis yang hanya terdengar dalam suatu kelas. Kelas itu adalah kelas Raka. Hening namun menegangkan, bukan karena apa namun sedang terjadi ulangan disana. Wajah para siswa dengan tekun mengerjakannya seperti setiap orang disini memiliki dunianya sendiri. Mendapat nilai bagus merupakan tujuan semuanya. Hingga di penghujung ulangan itu berjalan murid yang sedang asyik mengerjakan tidak memperhatikan pukul berapa sekarang sehingga Saat ini guru bangun dari tempat duduknya di depan kelas dan berbicara.

"Anak-anak sekarang kumpulkan lembar jawaban kalian"

"tapi pakk..."

Gaduh dan riuh dari teriakan beberapa siswa lainnya menjadikan situasi menjadi tidak kondusif.


Aku belum menyelesaikannya juga, Gawat Gawat Gawatt!


"Sudah tidak ada kata tapi waktu sudah berakhir, satu menit lagi tersisa, kalian bisa merapikan alat tulis kalian"

Lalu pak Agung selaku penjaga ulangan mulai berjalan-jalan di sekitar bangku siswa serta melihat ke arah lembar jawaban masing-masing.

"Sial...., terpaksa kalau gini.."

Raka mengeluarkan keahlian menjawabnya dengan menggunakan dadu yang dia simpan di kotak pensil. Dadu itu hanya dadu biasa yang terdiri dari 6 sisi, namun setiap sisinya telah diganti dengan tulisan A,B,C,D,E dan sisi sisa nya kosong. ia mulai mengambil barang itu dari kotak pensilnya dan menggulirkannya diatas meja.

"dengan ini.."

"oii ngapain raka pake gituan haha... dia sudah menyerah rupanya"

Teman sebelah Raka yang melihat itu menahan tawa sambil menutup mulutnya. 

"sudah diam saja...."

Bagai kilat yang menyambar bumi. Kecepatan menjawab Raka sekarang diatas rata-rata. dengan waktu kurang dari satu menit, Lembar jawaban yang banyak menyisakan jawaban kosong pun terisi. Seperti ia mendapat pencerahan secara ajaib.

Hingga tiba Pak Agung berjalan ke Meja Raka dan menanyakan kepadanya.

"Raka lembar jawabanmu mana?"

"Ini pak"

Raka sambil memberikan lembar jawabannya.

"hmm baguslah kalau kamu mengisinya semua"

"hehehe..."

Sial... sepertinya pemahamanku tentang bab ini kurang.. 

Waktunya mepet juga hmm...

*Ding..dong..ding..dong*

"Karena semua sudah dikumpulkan, Terima kasih, Saya keluar dulu"

Ucap guru yang masih berumur 27 Tahun itu. Ia menggunakan Pakaian Cokat khas guru PNS yang ada di sekolah. Namun perawakannya yang masih terlihat muda seperti orang pertama bertemu pun tidak menyadari bahwa ia adalah sebuah guru di suatu sekolah.

Hentakan kaki meramaikan suasana kelas bebarengan dengan beberapa siswa yang keluar kelas.

"Ke taman sekolah dulu ah.."

Raka memutuskan untuk pergi ke taman sekolah saat instirahat

***

Pemandangan Taman sekolah SMA 1 Cukup luas, terlihat dari banyak pohon besar yang rimbun dan tempat duduk besi yang tersedia. Banyak siswa siswi yang terlihat mondar-mandir berbincang satu sama lain sambil memakan jajan dan makanan yang mereka bawa. Angin sepoi-sepoi juga ikut meramaikan suasana yang sangat cocok digunakan tempat beristirahat dari pelajaran.

Buku SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang