Bagian 20 : Kekuatan Cahaya Terakhir

191 125 0
                                    

***

"Aku dimana...." 

"Mengapa semuanya gelap sekali..."

Raka berada sendirian didalam kegelapan yang tanpa ada siapapun disana. dengan memandangi sekitarnya ia seperti benar benar di dalam dunia yang kosong tanpa ada siapapun. 

"Silviaaa!!!..." 

Teriak raka dengan kencang, Namun tidak ada yang menjawab setelahnya... suaranya seperti hilang kedalam ketiadaaan.

"Risa.... Putri...."

"Hei... aku ada dimana!?"

*Cliink*

Suatu partikel perlahan muncul. ia terbang di sekeliling Raka, berputar putar dan menyatu menjadi satu kesatuan. Cahaya tersebut menyatu menjadi sebuah bentuk persegi, dari cahaya tersebut semula yang berwarna putih cerah kini mengeluarkan spektrum warnanya. Lambat laun warna itu seperti membuat suatu gambaran dari kejadian. 

*Lepaskan aku...*

"tunggu... suara ini.."

Setelah suara itu muncul, diikuti dengan suara tamparan yang nyaring terdengar. 

Seketika Raka dapat melihat suatu dalam kegelapan itu, tempat itu ada di sebuah kamar yang dekorasinya sangat kuno seperti dekorasi 100 tahun yang lalu...

disitu terdapat sebuah gadis, dan juga ada 2 orang dewasa, kemungkinan mereka berdua adalah orang tua mereka...

*Aku sudah mencoba pah, mah!*

*Bagaimana bisa kamu gagal terus menerus dalam ujian masuk Kepahlawanan! *

Dengan keras suara itu muncul, perawakan yang terlihat pada cahaya itu adalah seorang laki laki dewasa dengan rambut yang sudah berwarna hitam bercampur dengan putih. Orang disebelah Pria itu adalah seorang Wanita dewasa dengan rambut panjang berwarna hitam.

*Mama muak sama kamu, Kamu menjadi anak tidak berguna begini..*

"Tunggu tunggu.. apa yang terjadi.. itu..."

"Silvia bukan...?!"

"Bagaimana bisa berpenampilan seperti imajinasi yang pernah aku bayangkan, bahkan aku belum pernah bertemu dengannya secara langsung"

"Ini terjadi 100 tahun lalu kan? mengapa..., mengapa aku bisa melihatnya..."

Aku tidak sedang bermimpi kan? Aku dimana ini, dan hal ini...

*brak* 

Suara buku yang terbentur sesuatu. Buku itu di lempar oleh pria dewasa yang sedang berada ada di depan gadis tersebut.

*Ini Rasakan!, belajar lebih giat lagi, dunia ini akan hancur bila bukan kita yang menyelamatkannya tau ga!*

"Hei... janga..n." 

Tangan Raka seakan mencoba menjangkau gambaran yang berjarak beberapa meter dari dirinya. 

* Kalau kamu gagal terus, lebih baik aku tidak melahirkanmu !*

* Huaaa... sakit paa---... huaa*

* Aku kan.. ukhh... sudah.. beru..saha... huaa..* 

Dengan nada tersedu gadis itu menjawab, berlinang air mata membanjiri pipinya. ia hanya bisa menunduk sambil mengigit bibirnya sekali kali. Setelah puas membentak gadis itu, mereka bergegas meninggalkannya dengan perasaan yang kesal, terlihat dari langkah kaki yang menapak keras pada lantai itu.

Suara pintu dibanting dengan keras hingga membuat gadis itu sempat sedikit tersentak dan mereka berdua bergegas keluar dari kamar tersebut.

Tiba tiba Cahaya gambaran itu perlahan menghilang

Buku SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang