Bagian 16 : Perasaan yang Rumit

236 176 0
                                    


"Ehh.. Rak-... Kenapa tiba-tiba..."

Tangan kiri raka tidak sengaja menyentuh tangan kanan dari Silvia, disuatu sisi Raka sedang mengecek smartphonenya sambil sedikit melirik ke arah Silvia. jempolnya hanya mengulir sesuatu diatas layar tipis itu. 

"hmmm ada apa silvia?"

Raka yang sedang melirik Silvia sekarang terlihat sedang kebingungan karena wajahnya gadis ini berubah. Seperti ada sesuatu yang menjanggal pikirannya. 

"Bukan begitu..."

"mau segera pulang kah?"

"Emmm bukan bukan"

Dia terlihat berbeda dari biasanya, aku penasaran kenapa ya?

Perlahan tangan kanan Silvia berada tepat pada dadanya, seakan Ada sesuatu yang dipikirkannya. Suasana hangat kembali menyelimuti keduanya diantara dinginnya terpaan angin malam.

"Anu... Silvia?"

"Ahh.... ehh... ada apa?" 

Pundak gadis itu meninggi serta alis matanya terangkat.

" Mau duduk sebentar di taman?"

Di depan supermarket terdapat taman yang tersedia beberapa tempat duduk dan Mesin Minuman otomatis. Lampu penerangan juga lumayan terang menerangi gelapnya malam bersama hamparan bintang yang ada..

" ahh... ummm... oke" 

Balas silvia dengan nada lirih

Sebelum mereka melangkah tiba tiba tangan kanan Silvia dengan cepat meraih tangan kiri dari Raka dan menggenggamnya.

"ehmm.. Raka.."

Whaa... ada apa ini...?

"Silvia..?"

"Ehh... ahhh... apa yang kulakukan?... Raka bodoh"

Perlahan Silvia melepaskan tangan Raka yang ia genggam dari Raka. Suasana menjadi sedikit canggung setelah apa yang terjadi. Kemudian Raka dengan wajah yang terheran melihat kearah silvia yang sedang menggerutu.

"Hoaa.. Salahku?"

"Sudah Pasti dong, Karena Raka selalu salah hihihi..." 

Silvia kembali tesenyum dan memiringkan kepalanya

"Ya ampun... Jadi duduk di taman kah?" '

" Yukkk "

Whoa... cepat sekali perubahan ekspresinya

Mereka berdua bergegas untuk duduk di salah satu bangku taman yang ada, kalau dilihat sekilas bangku taman itu terbuat dari besi dan terdapat ukiran ukiran pada sandaran punggungnya. Angin berembus karena keadaan juga sudah semakin malam, namun setelah duduk di bangku yang ada, Raka dan Silvia masih belum mengucapkan apapun dalam waktu 10 menit terakhir suasana dingin dan sepi menyelimuti taman itu.

Yahh kalau dipikir pikir sudah sebulan semenjak aku menemukan buku itu

***

"hmmm ada apa silvia?"

Uaaa Suara lelaki ini mengagetkanku!

Aku bisa merasakannya, Tangan lelaki ini.

Kulitnya sedikit kasar dan dingin. Wajahnya sedang serius melihat sebuah layar tipis yang memancarkan berbagai warna yang tidak ku mengerti. Sesekali wajahnya berubah melihat sesuatu yang ada disana. aku penasaran sebenarnya alat apa itu. Namun yng terpenting sekarang yang kurasakan...

Buku SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang