***
"Rakaaa... Cepetan siap siap nya, kalau ngga ntar telat lohh"
Teriak dari silvia yang menuggu pada Ruang makan. Dengan menggunakan apron di badannya, ia baru saja selesai memasak suatu makanan untuk raka. Mendengar hal itu Raka yang sedang berada di balik suatu pintu ruangan membalasnya dengan keras.
"Iyaa iyaa abis ini kesana"
Rutinitas Pagi hari ini sepertinya lebih lama dari biasanya karena urusan yang tidak bisa ditinggalkan oleh raka.
"Aduh... kenapa juga dengan perut ini, pagi pagi udah sakit, kenapa harus waktu kepepet gini sih"
Waktu saat itu menunjukkan pukul 7.00 yang mana Raka harus cepat bergegas bilamana tidak ingin terlambat memasuki sekolah dan meninggalkan pelajaran pertama
Merasa gelisah dengan keadaan Raka, Silvia melepas apron yang ia gunakan dan bergegas menuju tempat raka berada.
Dari balik pintu itu muncul suara ketukan pelan dari sisi lainnya.
"Apa kamu gapapa Rakaa...?"
"Ahhh... gapapa sil, cuman masalah kecil aja, abis ini selesai kok"
Kenapa sakit banget nih!
Muncul bunyi bunyi kecil dari perut raka
"Sial.. Aku habis Salah makan atau apa ya..."
"Apa mau bolos kelas aja kah Raka?"
Ucap dari bibir kecil silvia, suara itu menjadi sedikit tersamarkan karena terhalang oleh pintu namun raka masih bisa mendengar apa yang dikatakan oleh gadis itu.
"Jangan jangann. aku tidak ingin ketinggalan materi "
"Kamu jangan memaksakan dirimu ya raka..."
Aku harus bertahan, kalau begini saja aku masih kuat. Rasa sakit seperti ini tidak akan membuatku goyah untuk belajar
Baiklah! aku akan segera selesai sepertinya ini
"Aku abis ini selesai Silvia.. tunggu yaa.."
"Ohh oke kalau sudah mau selesai, makanannya aku jadiin bekal ya"
"Iya iya.."
Beberapa saat setelah Silvia pergi dari depan pintu itu, ia mempersiapkan bekal untuk dibawa oleh Raka. Disisi lain raka langsung bergegas dengan urusannya dan menyiapkan hal lainnya. Cahaya mentari menyelimuti beberapa ruangan di rumah melalui jendela.
*Ceklek* Suara gembok depan rumah sudah terkunci
"Ehmm Raka, kamu gapapa kan?"
Silvia sedikit khawatir karena wajah Raka tidak seperti biasanya. Ia menoleh dan memperhatikan dengan serius. rambut hitamnya masih sama seperti biasa hitam dan lurus.
"Ahh gapapa kok sil"
Sebaiknya aku tidak membuat dirinya khawatir deh
"Ohh okee"
Mereka kemudian berjalan menuju sekolah di atas trotoar, Segarnya pagi memang cocok untuk beraktivitas, Disekitar Raka terlihat banyak orang yang sedang melakukan Lari pagi. Dari suatu sisi muncul seorang pemuda yang sedang jogging melintas di samping raka dan silvia. Melihat dua remaja berjalan bersama, pemuda itu pun bertanya.
"Ahh mau berangkat sekolah ya dek?"
Ucap dari salah satu orang yang lewat sambil dengan cepat menapakkan kakinya secara bergantian. Orang ini tingginya sekitar tinggi badanku dan dia menggunakan kaos polos berwarna putih sambil salah satu telinga nya sedang terpasang sebuah earphone.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Sakti
خيال (فانتازيا)Laksana kabut tebal meredam secercah cahaya menembus cakrawala, ketetapan hati dan pikiran Raka-Seorang siswa kelas 2 suatu SMA-tidak akan bisa tenang. Setelah menjalani hidup dengan normal, suatu insiden menyebabkan kedua orang tuanya meninggal. Se...