Bagian 8 : Hei Teman Lama!

304 154 0
                                    

***

"AKHhhh...!!!"

Tunggu...

Mengapa aku tidak terluka, mungkinkah ...

Seorang gadis cantik tiba-tiba melompat ke arah Raka. Rambut hitamnya terurai indah. Tepat saat pedang itu melayang cepat menancap pada salah bagian tubuh gadis ini. Percikan darah terurai keudara. dan suara memekikkan tak tertahankan keluar dari bibir manisnya. Raka yang melihat itu hanya bisa mematung sesaat.

"OII SILVIAA!!"

Ini tidak benar kan?

Silvia

Mengapa kamu melakukan sejauh ini?

"Hehehe tidak apa Raka.. Akhh... , inikah yang dinamakan pedang kegelapan.."

Gadis itu mencoba berdiri dengan pergelangan kakinya yang sedikit bergetar. Seperti tidak menghiraukan rasa sakit yang teramat melanda tubuhnya. Seakan ia melakukan itu demi melindungi orang yang ada dibelakangnya. Kucuran merah darah bisa terlihat menetes dari bagian perut Silvia yang terkena oleh pedang kegelapan akibat serangan makhluk itu.

"HAHAHA KALIAN ADALAH MAKHLUK BODOH , BISA BISANYA MENANTANGKU, SEKARANG RISA MILIKKU!!! HAHAHA..."

Suara keras dan menyeramkan muncul dari suatu sisi dari mereka. Melihat makhluk itu yang tertutupi oleh aura kegelapan sungguh mengerikan bila berhadapan langsung dengan makhluk sekuat itu!

Dengan memegang dan mengeluarkan pedang kegelapan yang tertancap di dalam perutnya. Silvia merintih sedikit kesakitan Lalu ia mencoba menoleh ke arah Raka dengan sedikit tersenyum.

Mengapa

Mengapa kamu masih bisa tersenyum hingga saat ini!

Aku tidak mengerti.

"Hihihi. aku.. tidak apa.. apa uhuk!"

Silvia mengucapkan beberapa kalimat lalu  diikuti dengan batuk yang mengeluarkan darah.

"Raka...Bayangkan pedang di tanganmu.. fokuskan pikiranmu dan Katakan "Metu", kali ini kamu bisa memanggil senjata tanpa harus menulis di buku itu ukhh... Siall aura pedang kegelapan ini sungguh kuat "

"Baiklah sil.. serahkan sisanya padaku!"

"Aku harus menyelamatkan mereka"

Bayangkan sebuah pedang...

Pedang yang bersinar

Aku tau!


"METU!!!"


Partikel Cahaya mengelilingi tangan Raka. Seperti akan membentuk suatu pedang yang indah. Dengan ujung pegangan berwarna perak dan terlihat ukiran-ukiran batik di sekitarnya. pedang itu menjadi nyata!

Aku hanya perlu menggerakannya seperti apa yang aku lihat dalam film maupun game. Tapi tidak kusangkan pedang ini ternyata seberat ini ya.

Baiklah!

"Risaa...!!!, aku datang!!!"

Raka melaju dengan cepat beserta pedang yang bersinar digenggamannya. Makhluk yang ada di sisi lain itu juga tidak membiarkan lelaki ini untuk mendekat. Berbagai pedang serta aura kegelapan muncul lebih banyak disekelilingnya. bersamaan dengan raka berlari pedang itu juga melaju cepat menuju dirinya.

Buku SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang