Bagian 11 : Simbol Pertemanan

263 171 0
                                    

***

Para siswa sedang mempersiapkan diri untuk pulang sekolah. Tas yang mereka bawa sudah banyak yang berada pada punggungnya. Wajah sumringah terlihat pada wajah mereka bukan karena apa namun karena ingin bergegas pulang merupakan keinginan banyak siswa yang ada di kelas. Hanya Raka yang masih duduk dan tidak mengangkat tas ranselnya. Fokus dengan yang ada di atas meja ia memandangi buku usang itu.

-Apakah ini baik2 saja sil?-
-Sudahlah percaya saja padaku-

Raka dan silvia sedang mempersiapkan sesuatu untuk menyelamatkan Putri

Bel berdentang keras melalui pengeras suara di pojok kelas, diikuti dengan hentakan siswa yang berjalan keluar ruangan ini.

Aku akan memangil silvia.

Raka lalu memanggil silvia dengan seperti biasa. muncul sebuah gadis dengan pakaian batik yang sama dengan raka dan rok panjang se mata kaki berwarna hitam. 

"Sippp persiapan selesai Raka"
"Sekarang saatnya aku yang mempersiapkan diri... Huh.."

Semoga saja berhasil.

Raka bangkit dari duduk dan segera pergi ke kelas sebelah untuk memberitahukan Putri tentang Rencana yang ia susun. sesampai disana ia langsung menemui putri yang sedang duduk dibelakang. tampak beberapa siswa masih berada di kelas dan tidak menghiraukan mereka.

"Putri.."
"Ada apa?"
"Ikutlah kemari "

Raka menggandeng tangan putri dengan erat. Dan menariknya pergi ke suatu tempat. disaat melangkah putri sempat menanyakan pertanyaan.

"Untuk apa?"
"Sudahlah... Percayakan saja padaku"
"Heem"

Gadis itu mengangguk dengan pelan seraya mengerti apa yang Raka katakan.

Sekarang Putri sedang Bersembunyi di balik pintu belakang kelas. jadi pintunya terbuka dan tersisa sedikit celah dibelakangnya, di situlah Putri berada. Di sisi lain kelas itu ada Raka dan Silvia serta beberapa siswa lainnya yang sedang bergegas meninggalkan ruangan itu.

"Bagus... Tapi aku tidak menyangka kamu bisa seperti ini sil haha"
"Serahkan padaku Raka, Sesuai skenario bukan hehe"
"Yasudah kita tunggu saja dia datang..."

Tak lama kemudian setelah suasana hening menyelimuti kelas karena beberapa siswa yang tersisa tadi sudah meninggalkan ruangan kelas. Terdengar ada yang memasuki kelas melalui pintu depan kelas.

Suara berdecit bisa terdengar hingga dalam ruangan yang sepi ini. Senja sore mulai memasuki kelas melalui jendela yang ada di samping kelas. 

"Ternyata disini ya kau put , sekarang sudah tidak ada yang mengganggu lagi jadi kita bisa selesaikan secepatnya..."

Tiga gadis itu melangkah mendekati putri yang sedang duduk sambil belajar di bangkunya

"HOII DENGAR GAK???"

Teriak salah satu gadis yang bisa dibilang seperti ketua dari geng mereka.

"Apa...???"

Jawaban polos dari bibir pink mungil itu serasa tidak berdaya menghadapi mereka semua.

"Sial aku tak tahan liat wajah polosmu itu, kawan-kawan bagaimana ? Apakah perlu kita beri pelajaran anak satu ini?"
"Betulll!!!"

Buku SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang