Ahn HyungseopKelas 3-A anak dari club dance, terkenal dengan sifat cerianya yg nyaris overdosis.
Dapat dibuktikan dengan bagaimana tanpa merasa canggung ia meliukkan tubuhnya mengikuti irama dari lagu Pick Me di panggung aula sekolah.
"heol, daebak" ujar Daehwi sambil sesekali tertawa terpingkal, belum menyadari kawan disebelahnya sudah persis seperti manusia yang dikutuk menjadi batu, tak bergerak sedikitpun.
"Guan, kau harus melihatnya.. dia-"
Daehwi sontak terhenti, mengerutkan dahi ketika melihat Guanlin yang sudah lebih dulu fokus pada hal yang baru saja akan Daehwi tunjukkan.
"kenapa wajahmu memerah seperti itu?"
Seolah menjadi alarm peringatan kalimat Daehwi tadi sukses membuat Guanlin kembali pada kesadarannya, apa yang baru saja terjadi pada dirinya ?
"Guanlin?" panggil Daehwi lagi memastikan namun yang dipanggil hanya berdehem pelan seraya melipat kedua tangannya di depan dada dan langsung menundukkan kepalanya.
"apa ac tidak berfungsi? panas sekali" alih-alih menoleh ke arah Daehwi, Guanlin memilih bergumul dengan dirinya sendiri, membiarkan Daehwi menatap kearahnya dengan pandangan apa-yang-salah-dengan-bocah-ini.
Asrama
Guanlin menghempaskan tubuh jangkungnya pada ranjang berseprai warna biru laut.
Bahkan ia melewatkan acara tanding bola di playstation bersama bocah lain di asrama yang biasa ia lakukan setiap hari.
Ya, karna Guanlin merupakan murid pindahan dari taiwan jadi ia memilih tinggal di asrama yang disediakan oleh pihak sekolah dibandingkan mencari tempat tinggal sendiri.
Daehwi juga tinggal diasrama disertai beberapa anak lainnya baik yang berstatus sama dengan Guanlin, ataupun mereka yg memang memilih untuk berasrama dibanding pulang ke rumah.
Pikiran pria berhidung tegas tersebut tak fokus, jiwa-nya serasa masih tertinggal entah dimana.
Di aula? ah atau di sosok pria manis yang tengah menari tadi?
"arghhh" tiba-tiba saja Guanlin menggeram kesal tanpa alasan, beruntung ia tak memiliki teman sekamar-ya meski di kamarnya terdapat dua ranjang namun Guanlin belum memiliki teman sekamar.
Jemari panjang Guanlin mengusak rambut hitam lembutnya, kedua kelopak matanya terpejam.
Tidak, baru kali ini ia merasa seseorang telah menarik perhatiannya sebanyak itu.
Kulitnya putih pucat, ukuran wajah yang terlihat pas dengan gambaran hidung mancung, bibir merah, dan matanya yang memikat, juga senyumnya yang membuat sosok itu terlihat semakin manis.
Oh, bahkan Guanlin mengetahui nama dari pemilik ciri-ciri diatas saja tidak.
"Lupakan" gumam Guanlin pada dirinya sendiri sambil berusaha menghilangkan pikiran itu jauh-jauh dengan pergi ke alam mimpi.
.
.
Angin pagi terasa menyentuh pelan kedua pipi Guanlin, sengaja ia pergi lebih pagi ke Sekokah--untuk menyegarkan pikiran.
Itu yang dia niatkan
Bukan Guanlin namanya jika ia tak terlihat tampan seperti pagi ini,bahkan meski ia tak terlalu memperhatikan penampilannya saja ia tetap terlihat menawan, nyaris mengalahkan kepopuleran Park Jihoon si ketua osis sekaligus winkeu boy idaman seisi sekolah.
Padahal Guanlin masih berada di bangku kelas 1 namun eksistensinya di sekolah sudah tak perlu diragukan.
Tadinya Guanlin berniat santai namun mungkin karena kaki jenjangnya yg memiliki langkah lebar sehingga beberapa meter lagi ia sudah akan mencapai kelas, akhirnya Guanlin memperlambat ritme berjalannya.
Namun mendadak saja, sesuatu mendorong Guanlin dari arah belakang dengan cukup keras dan nyaris membuat pria kurus tersebut hampir tersungkur.
Guanlin kesal bukan main, dipaginya yang tentram ini, siapa yang telah berani merusaknya?
"ups maaf, aku terlalu bersemangat menari jadi tak sengaja menabrakmu"
Menari? apa dia waras untuk menari di pagi hari seperti ini di koridor sekolah bahkan hingga menabrak Guanlin-tapi tunggu kenapa suaranya terdengar sangat lembut di pendengaran Guanlin?--ah lupakan.
Guanlin sejenak memejamkan matanya, masih tak bergeming hingga saat ia memutuskan untuk membuka mulut si pelaku penabraknya tadi sudah mencela.
"kau baik-baik saja?" ujarnya sambil sedikit mencodongkan tubuhnya dari arah samping kiri Guanlin untuk memastikan keadaan Guanlin.
Sontak Guanlin menoleh
Dan
Kedua mata lembut tersebut bertabrakan dengan pandangan milik Guanlin.
Tenggorokan Guanlin terasa tercekat, mulutnya terbuka namun tak mengeluarkan suara membuat pria disampingnya mengerutkan dahinya tak mengerti.
"oy Hyungseop! sedang apa kau"
Setelah mengedikkan bahunya pria yang baru saja dipanggil namanya tadi lantas perlahan menjauh dari Guanlin yang masih terdiam.
"kau apakan anak orang?"
"heh bodoh, aku tidak melakukan apa-apa"
"tapi dia jadi terdiam seperti itu"
"aku tak sengaja menabraknya tadi, aku meminta maaf tapi dia malah diam seperti itu" kali ini disertai pout manis yang terselip disela pembicarannya membuat pria lain yang bergigi gingsul merasa tindakan itu manis bukan main.
"kenapa dengan bibirmu? minta kucium?"
"berhenti bercanda Park Woojin!"
Masa bodo dengan percakapan yang Guanlin dengar di belakang sana, ia tak fokus dengan hal tersebut.
Satu hal yang terus terngiang di pikirannya sekarang adalah
Hyungseop
Hyungseop
Hyungseop
Ah, nama pria manis itu Hyungseop.
TBC
Thankseu yg udah mau ninggalin jejak ✌