09

1K 208 39
                                    


Semenjak kejadian tempo lalu di asrama, Hyungseop menjadi semakin terasa jauh untuk didekati.

Guanlin masih sering memperhatikan kegiatan Hyungseop secara diam-diam, ketika mereka tak sengaja berpapasan di kantin--dan Hyungseop tak pernah menyadari keberadaan Guanlin.

Guanlin selalu menatap lekat kearah Hyungseop yang tengah menyeruput susu rasa pisangnya favoritnya.

Ketika Hyungseop dengan sengaja menghampiri Woojin saat kegiatan club basket tengah berlangsung, Guanlin selalu memperhatikan betul bagaimana wajah kesal yang terkadang Hyungseop tampilkan saat Woojin iseng menggodanya-- dan Guanlin sedikit tak menyukai pemandangan itu.

Kedua mata Guanlin menatap jarum jam di pergelangan tangannya, kegiatan club basket hari ini baru saja selesai 20 menit yang lalu.

Guanlin tengah merapihkan perlengkapannya di loker yang mulai tak beraturan tata letaknya.

puk

Sebuah tepukan mendarat di pundak kiri Guanlin, membuatnya menoleh dan mendapati Woojin disana.

"Sudah mau pulang?"

Guanlin mengangguk menanggapi pertanyaan Woojin dengan sedikit senyuman yang ia paksakan untuk ditampilkan--pasalnya Woojin sunbae yang baik pada Guanlin, bahkan meskipun Guanlin baru saja bergabung di club pria gingsul itu sudah menyambutnya dengan baik.

"Aku duluan" ujar Woojin seraya menepuk lagi pundak Guanlin.

"Iya hyung" Guanlin menjawab dan kedua matanya mengikuti pergerakan Woojin yang mulai menjauh.

Namun perlahan langkah Woojin terhenti.


"Menungguku Hyungseopie?"


Nama itu disebut


Guanlin yang tadi tengah membuka pintu loker, kini menutupnya perlahan.

Tak ingin memecah fokus untuk dua hal ketika kini satu hal yang selalu ia prioritaskan tengah berada tak jauh darinya.

"Berisik! aku sedang membereskan buku-buku di lokerku bukan sengaja menunggumu!" Hyungseop melakukan pembelaan.

"Tapi kau sengaja membuatnya lama agar sekalian menungguku selesai kan?"

Hyungseop menggerlingkan kedua matanya dengan sebal, tapi ekspresinya nampak berusaha menyembunyikan sesuatu.

Woojin memanfaatkan Hyungseop yang tengah lengah dan mengambil kunci loker milik Hyungseop-tentu saja berniat untuk menjahilinya.

"Park Woojin!"

"Ambil ini kalau bisa" ledek Woojin sambil berjalan mengelilingi Hyungseop yang sesekali berusaha meraih kunci yang Woojin jauhkan dari jangkauannya dengan berjinjit-jinjit kecil.

Gualin sudah persis seperti penonton yang kehilangan minat pada pertunjukan yang terjadi di depan matanya.

"Woojinnnn" suara berteriak Hyungseop masih tetap terdengar lucu bagi Guanlin-tidak seperti Daehwi yang sangat berisik.

"Woojin cepat kembalikan aku ingin pulang"

Woojin memasukkan kunci tersebut ke saku blazer sekolahnya, melipat kedua tangan di depan dada seraya bersandar pada loker-loker yang ada di belakangnya.

"Kalau begitu lakukan aegyo"

"Tidak mau!"

"Yasudah tidak akan aku kembalikan"

"Woojin!"

"Lakukan"

Hyungseop menghela nafas, Woojin tak akan berhenti sebelum ia merasa puas menggoda Hyungseop maka lebih baik Hyungseop mengalah saja.

Stalkernya Hyungseop [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang