Guanlin terlihat mondar-mandir tak jelas disekitar jajaran loker yang ada disana.Jam baru menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit pagi, tapi kecemasan Guanlin sudah sigap muncul tanpa diminta.
Dia masih setia menanti pemilik dari loker dengan stiker bergambar kelinci yang ditempel di pintu lokernya.
"Apa? tidak, hari ini tidak ada latihan dulu"
Suara itu.
Guanlin sontak segera berjalan cepat kearah loker miliknya, bertingkah seperti seorang maling yang nyaris tertangkap basah.
Pintu loker ia buka, dan blazer yang dibawanya sedari tadi segera ia masukkan ke dalam sana.
Ahn Hyungseop-pemilik suara yang Guanlin dengar tadi, melangkahkan kaki menuju loker miliknya.
Tadinya ia ingin menyimpan dulu blazer milik Guanlin disana sebelum ia bertemu dan mengembalikan kepada Guanlin.
Namun mata Hyungseop menyipit seketika saat menangkap figur tak asing yang tengah berdiri kaku di depan salah satu loker yang terbuka.
Nama '라이관린' terlihat jelas terpampang di pintu loker yang tengah terbuka tersebut.
"Guanlin?"
Brakk
Itu gerakan yang spontan dilakukan Guanlin ketika mendengar namanya disebut.
Menutup pintu lokernya dengan sedikit bantingan keras
Hyungseop sedikit tersentak kaget hingga mundur selangkah dari tempatnya berdiri tadi.
Berusaha membuang ekspresi panik dan merasa bodoh disaat yang bersamaan, akhirnya wajah datar andalan yang Guanlin pasang.
"Hm tunggu sebentar" ucap Hyungseop sambil membuka terlebih dahulu tas miliknya seraya mengeluarkan blazer milik Guanlin dan menyodorkan kearah pemiliknya.
Guanlin mengambilnya dengan gerakan cepat dan memberikan milik Hyungseop kembali juga.
"Terima kasih" Hyungseop tersenyum sambil menerima blazer miliknya.
"Tak perlu"
Entah mengapa nada bicara Guanlin selalu terdengar sama bagi Hyungseop.
Iya, sangat dingin.
"Kau sengaja menunggu disini? atau kebetulan saja?" Hyungseop berusaha mencairkan suasana.
"Kau pasti datang di jam ini, jadi aku menunggu sebentar untuk mengembalikannya"
Hyungseop mengerjap-ngerjapkan matanya nampak masih mencerna sesuatu.
Pertama
Guanlin berbicara dengan kalimat panjang padanya.
Kedua
Guanlin tau jam datang Hyungseop ke sekolah?
Oh sial, kenapa mengatakan itu -Batin Guanlin menyesali.
Harapan satu-satunya sekarang adalah Guanlin ingin Hyungseop tak berpikir lebih jauh lagi mendengar ucapannya tadi.
Mati saja sudah kalau Guanlin ketahuan diam-diam selalu memperhatikan pria Ahn ini.
"Ah, begitu" respon Hyungseop membuat Guanlin hampir memperlihatkan ekspresi kelegaannya pada Hyungseop.
Guanlin tak memberi respon apapun lagi, seperti biasa ia hanya akan melengos begitu saja meninggalkan Hyungseop yang nampak masih enggan pergi darisana.