Guanlin tengah fokus mengerjakan tugas sekolah malam itu.Atau lebih tepatnya mencoba untuk fokus pada deretan soal di buku paket, ketika kedua mata Guanlin malah lebih tersita pada pemandangan blazer yang terlipat rapi tersimpan di meja belajarnya.
Iya, itu milik Hyungseop
Guanlin sudah membuatnya menjadi kembali seperti semula saat ia belum menumpahkan senampan penuh makan siangnya pada blazer milik Hyungseop.
Guanlin ingin mengutuk Daehwi namun sekaligus ingin berterima kasih juga pada bocah tersebut.
Ya bagaimana tidak? berkat kejadian tadi Guanlin jadi memiliki satu langkah maju lagi untuk dekat dengan Ahn Hyungseop.
Senyuman yang menampilkan lesung pipi Guanlin terukir tanpa disadari oleh pemilik sendiri.
Tangan kanan Guanlin bergerak mengusap name tag bertuliskan 'Ahn Hyung Seop' yang terpasang di blazer tersebut.
Seketika ekspresi Hyungseop yang setengah terkejut namun terlihat polos saat Guanlin mengusap pipinya mendadak kembali terulang dibenak Guanlin.
Itu sungguh diluar rencana Guanlin, untuk melakukan skinship mendadak semacam itu pada Hyungseop.
"Daripada hanya mengelus baju miliknya, kenapa tidak pemiliknya saja sekalian yang kau elus ?"
Suara tersebut datang dari arah belakang, seiring sosok Daehwi yang sudah ada disana entah sejak kapan.
Guanlin sontak melempar bukunya kearah Daehwi, senyum yang tadi ada di wajahnya langsung berganti dengan ekspresi datar seperti biasa.
"Aw sakit" gaduh Daehwi meski sebenarnya tak sesakit itu.
"Berterima kasih padaku tidak seperti itu caranya" lanjut Daehwi membuat Guanlin memutar pandangannya malas.
"Ya bagaimana pun kau jadi ada kesempatan kan tadi? apa saja yang kalian lakukan di kamar mandi ?"
"Bukan untuk konsumsi publik" Guanlin berucap membuat Daehwi membulatkan kedua matanya seraya membentuk O besar di mulutnya.
"Heol, daebak"
Guanlin diam saja, karna memang biasanya juga ia tak banyak bereaksi.
"Kau membantu dia apa saja selain membersikan blazer nya ? membantu membuka kemeja sekolahnya? lalu celanany---"
Plak
Buku paket yang cukup tebal digunakan Guanlin sebagai alat untuk menyentuh puncak kepala Daehwi
"Memang aku membuatnya jatuh ke kubangan lumpur sampai ia harus membuka semua pakaiannya?" kalimat yang cukup panjang keluar dari mulut Guanlin.
Daehwi mendengus sebal--akibat pukulan Guanlin di kepalanya.
Namun detik berikutnya Daehwi sudah memasang seringai-an mengejek pada Guanlin.
"Oh tidak ya, sayang sekali. ku dengar Hyungseop dan Woojin sering berganti pakaian bersama saat akan pelajaran olahraga"
"Aku tidak peduli" Guanlin kini menyeret Daehwi untuk keluar dari kamarnya, meski pria itu masih tetap mengoceh sampai Guanlin menutup pintu kamar dengan rapat dan menguncinya.
Daehwi sedang tak sehat otaknya, sejak ia tak sengaja melihat abs Samuel beberapa hari lalu imajinasinya jadi liar seperti itu.
Guanlin menghela nafas, sialnya ucapan Daehwi memberi efek padanya.
Guanlin tidak bermaksud membayangkan yang tidak-tidak ! tapi ucapan Daehwi jadi membuatnya membayangkan ke arah sana.
"Yang benar saja, jangan berpikir aneh-aneh" monolog Guanlin sambil menggelengkan kepala.
Namun ucapan terakhir Daehwi tadi, perihal Woojin lagi-lagi membuat Guanlin kembali berpikir jauh.
Meski Guanlin sudah menempuh satu langkah maju, tapi nampaknya ia memang belum bisa menyaingi langkah Woojin ya?
Ditambah lagi ia teringat kenyataan jika Hyungseop masih tersipu karna Woojin, bukan karenanya.
TBC
Ehehe, seneng deh makin banyak yg baca ff ini. Apalagi yg semangat sampe nyempetin vomment duh jadi makin semangat buat nulis.
GuanSeop momentnya ditahan dulu ya biar ga ambyar terus ehe