08

1K 213 24
                                    

Keadaan di ruang tengah asrama sudah tak seramai tadi, beberapa anak sudah kembali ke kamar mereka masing-masing setelah perutnya terisi.

Hyungseop nampak tengah bercakap dengan Justin dan anak club dance lainnya sementara Daehwi masih menatap sebal kearah Guanlin yang tengah menyiapkan Playstation di depan sana.

Daehwi melirik kearah Hyungseop berada, memastikan jika ia bicara tak terdengar hingga kearah sana--tumben sekali.

"Heh, kenapa kau bersikap seperti itu?" ditujukan kepada Guanlin

"Apa?" jawab Guanlin enteng

"Tak usah pura-pura bodoh karna kau memang bodoh, kenapa kau bersikap dingin pada Hyungseop sunbae?"

"Apa maksudmu?" balas Guanlin lagi-sok tenang.

"Kalau suka katakan saja tak usah berbelit"

"Shut up" Guanlin berkata seraya melempar stik Ps kearah Daehwi hingga membuat pria itu menggerutu tak jelas.

Akhirnya mereka mulai bermain dan melupakan kejadian yang baru saja terjadi beberapa menit lalu, terlarut sampai tak menyadari jika ada sepasang kaki yang mulai melangkah mendekat kearah mereka.

"Boleh bergabung?"

Suara lembut tersebut sontak membuat Guanlin dan Daehwi menoleh bersamaan kearah sumber suara.

"Tentu saja, ayo duduk!" ujar Daehwi sambil menarik Guanlin mendekat kearahnya, menyisakan tempat kosong di samping Guanlin.

Sang pemilik suara lembut tadi-Hyungseop, duduk di samping Guanlin kini.

Guanlin dan beribu kegugupannya berusaha bertahan untuk tetap fokus ketika Hyungseop sesekali tertawa melihat permainanya dan Daehwi, atau sekedar menoleh kearahnya--lebih tepatnya untuk bicara pada Daehwi.

Hyungseop sangat talkactive-itu yang Guanlin tangkap.

Berbeda sekali dengan Guanlin yang untuk berucap satu kalimat panjang saja sulitnya bukan main.

Hyungseop duduk dengan cara yang sangat manis, malam itu ia mengenakan celana pendek selutut berwarna coklat-yang ketika ia duduk membuat kaki putih mulusnya terlihat dengan jelas.

Bukan salah Guanlin jika sesekali ia tak sengaja melihat pemandangan itu ehe.

"Kau anak club basket kan?"

Kali ini Hyungseop bukan bertanya pada Daehwi.

Merasa Guanlin tak lantas menjawab Hyungseop berinisiatif untuk menambah perkataan untuk melengkapi pertanyaannya tadi.

"Aku ingat saat menemui Woojin aku melihatmu juga di lapangan basket"

"Iya" ujar Guanlin super singkat

"Berarti aku tak salah ingat kalau itu pertama kali aku melihatmu" lanjut Hyungseop

"Hm" ini yang terucap oleh Guanlin

-Tapi kau tak ingat kalau sebenarnya kita pertama kali bertemu di koridor sekolah- dan itu yang Guanlin katakan dalam hati.

Hyungseop menjadi kesal tiba-tiba, ia tak pernah berbicara dengan orang super singkat seperti Guanlin, semua pertanyaan Hyungseop selalu Guanlin jawab dengan kata yang membuat percakapan mereka mati.

Daehwi sudah menghilang dari sofa, alasannya dia sakit perut mendadak hingga membuat Guanlin akhirnya bermain ps solo ditemani Hyungseop yang sejak beberapa detik lalu tak lagi banyak bertanya.

Hyungseop melirik kearah pria disampingnya, kedua mata Guanlin nampak fokus pada televisi didepan sana, hidung mancung Guanlin yang nyaris sempurna sekilas menganggu fokus Hyungseop tapi sungguh Guanlin sepertinya tak ada niatan untuk membuka obrolan.

Menghempaskan punggungnya ke sandaran sofa seraya mengerucutkan bibirnya dengan lucu--kebiasaan Hyungseop ketika ia merasa kesal ataupun bosan ataupun kecewa akan suatu hal.

Akhirnya Hyungseop merogoh kantung celana dan mengambil ponselnya, menunggu seseorang yang tengah ia hubungi kini segera mengangkat panggilannya.

"Woojin? kau dimana?"

Guanlin jadi menajamkan pendengarannya.

"Uhm-aku sedang di asrama, bisa jemput aku?" Hyungseop berbicara dengan nada yang sedikit manja disini, membuat genggaman Guanlin mengeras  pada stik ps-nya.

"Aku malas naik bus" menggembungkan pipi seraya mengerucutkan lagi bibirnya.

" 5 menit sampai? yasudah aku tunggu diluar asrama" lanjut Hyungseop seraya mengakhiri panggilannya.

Ia lantas segera meraih tas hijau army miliknya seraya bangkit dari sofa, sebenarnya ia berniat pamit pada Guanlin tapi ia mengurungkan niat tersebut dan berlalu begitu saja.

1 menit sudah lewat

Dan Hyungseop sudah benar-benar pergi keluar asrama.

Meninggalkan Guanlin yang dengan kesal melempar stik ps kasar kesembarang arah.

Merasa kesal juga pada dirinya sendiri yang sudah membuat Hyungseop memberikan penilaian jika Guanlin bukan pribadi yang hangat.






TBC

Vomment kalian = Semangat gue 👌

Stalkernya Hyungseop [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang