23 [END]

1.5K 221 86
                                    


Hyungseop memandang lurus kearah pintu kamar yang sudah beberapa kali ia ketuk.

Namun sang penghuni kamar itu nampak belum juga keluar, entah masih tertidur atau memang ia tak  berniat untuk keluar.

Masa bodo dengan penolakan apa lagi yang akan dilakukan oleh sosok yang tengah Hyungseop nanti itu, yang jelas Hyungseop ingin kesalah pahaman ini segera selesai.

"Buka saja" itu Lee Daehwi yang berkomentar, namun Hyungseop menggelengkan kepalanya.

"Tunggu saja sampai ia mau keluar" ujar Hyungseop pelan, membuat Daehwi jadi geram dengan teman bodohnya yang sedang bertapa di kamar.

"Tidak bisa, tidak bisa begini" Daehwi lantas mengambil langkah untuk masuk ke dalam kamar yang ada di hadapan Hyungseop.

Sudah jelas apa aksi yang dilakukan Daehwi.

Berbicara dengan nada tinggi pada sosok pria bertubuh bongsor bernama Lai Guanlin.

Yang tengah berpura-pura tertidur.

Guanlin berusaha menutup kepalanya menggunakan bantal ketika Daehwi terus meneriakinya.

Ia sedang tak mood untuk berbicara dengan siapapun tapi Daehwi malah mengganggunya.

"Sampai kapan akan mengabaikannya? Ia sudah menunggumu sejak dua jam lalu" ujar Daehwi.

"Lai Guanlin"

"Guanlin"

"L a i G u a n l i n"

"Arghh" akhirnya Guanlin menyerah.

Melempar bantalnya kearah Daehwi dan segera bangkit dari tempat tidur.

Tak tau jika sedari tadi yang menunggunya sudah ada di depan pintu kamar, menunggu dengan gugup.

"Tak usah berlebihan, lagipula kau sudah tau semuanya" ujar Daehwi.

"Berisik !" geram Guanlin sambil membuka pintu kamarnya kasar.

Membuat yang sedari tadi sudah menunggunya sedikit terkejut dan memundurkan langkah.

Guanlin juga ikut terkejut, ia tak tau jika Ahn Hyungseop sudah menunggunya disana.

Daehwi mengendap-ngendap keluar dari situasi itu untuk memberi ruang bagi Guanlin dan Hyungseop menyelesaikan masalahnya.

Guanlin perlahan menyandarkan tubuhnya di dinding samping pintu kamar, berusaha bersikap tenang.

Sementara Hyungseop masih berdiri ditempat namun menundukkan kepalanya.

"Ada apa?" buka Guanlin.

Hyungseop nampak bergumam tak jelas sambil memainkan tali dari hoodie yang dikenakannya.

Hyungseop tak tau darimana ia harus memulai, ia bingung dan takut.

"Hari itu... m-maaf aku tak bermaksud mengabaikan ajakanmu, aku--"

"Tunjukkan wajahmu jika sedang berbicara dengan orang lain" sela Guanlin.

Hyungseop akhirnya mendongakkan kepalanya, matanya terlihat sembab, terlihat sekali jika ia banyak menangis.

Guanlin jadi tidak tega melihatnya.

"Aku tidak tau tentang perasaanmu...a-ku.." Hyungseop tiba-tiba menangis, ia tak bisa menahannya.

"Tapi aku tak suka kau menjauh seperti itu, aku tak tau kenapa... saat Woojin menyatakan perasaannya aku bingung hiks.. karna aku pikir aku memang menyukainya t-tapi sepertinya aku salah..."

Stalkernya Hyungseop [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang