Hari ini adalah jadwal latihan club basket, Guanlin meneguk dengan cepat sebotol air mineral yang diberikan oleh Jihoon tadi.Ada senyum bangga yang mendadak muncul di wajah Guanlin tatkala ia mengingat aksi beraninya tadi di kantin.
Masa bodo dengan bagaimana akhirnya Hyungseop menganggapi hal itu yang terpenting Guanlin merasa puas ketika dirinya bisa melakukan hal tersebut.
Dukk
Bola basket yang menggelinding mengenai kaki Guanlin membuat lamunan pria tersebut buyar.
Lantas Guanlin meraih bola itu dan melihat kearah depan dimana Park Woojin tengah menatap kearahnya.
"Ayo bertanding" ujar Woojin
Tentu saja Guanlin menyutujuinya tanpa berpikir panjang.
Toh mereka memang sering melakukan hal ini, bisa dibilang Woojin lawan yang menyenangkan dalam bertanding.
10 menit berlalu
Dan Guanlin merasakan ada yang berbeda dari Woojin.
Sunbae-nya itu tak terlihat seperti biasanya, permainan Woojin menjadi sedikit agresif.
Ia terus menabrak tubuh Guanlin dengan keras seakan sengaja, hingga puncaknya ia membuat Guanlin jatuh tersungkur.
"Hanya sampai situ kemampuanmu?"
Woojin berkata seraya menampilkan tatapan tajam sekaligus meremehkan pada Guanlin.
Guanlin jadi terprovokasi.
Tadinya ia menanggapi biasa saja, namun ketika Woojin meremehkannya seperti itu mendadak Guanlin merasa kesal bukan main.
Ditambah lagi ingatannya yang berujung pada bagaimana Hyungseop yang selalu tersipu karena Woojin.
Oh, sangat menganggu pikirannya.
Guanlin bangkit dan meraih bola basket yang ada didekatnya, berkali-kali menciptakan angka yang tentu saja Woojin juga tak ingin kalah dengan hal itu.
Haknyeon yang melihat mereka berdua nampak sedikit heran.
"Tidak kah permainan mereka terlihat sedikit agresif?" ujarnya pada Jihoon.
Jihoon melihat arah pandang Haknyeon dan mengangguk setuju setelah melihat pemandangan tersebut.
"Apa yang salah dengan dua bocah itu" imbuh Jihoon.
"Apa kau tidak menyadari jika hubungan Hyungseop dan Guanlin mulai dekat? maksudku mereka jadi terlihat sering berinteraksi seperti itu"
"Kau tak takut Park Woojin? jika Guanlin mengambil posisimu?"
"Mengambil hati Hyungseop"
Woojin mengepalkan tangannya kuat, ucapan-ucapan yang Jihoon lontarkan sesaat setelah Hyungseop pergi sambil membawa susu pisang pemberian Guanlin di kantin tadi kembali menghantui pikiran Woojin.
"Apa yang salah denganmu hyung?"
Guanlin angkat bicara ketika Woojin menatap padanya dengan pandangan tak suka.
Woojin tak menjawab dan menabrak keras bahu Guanlin seraya melemparkan bola basket ke ring.
"Tutup mulutmu dan hanya menangkan permainan ini jika memang kau bisa" ujar Woojin, ada nada meremehkan disana.
.
.
Hyungseop nampak menjejakkan kaki ke arah lapangan sambil memegang erat bagian ransel yang tersampir di bahunya.
Menghampiri Haknyeon dan Jihoon terlebih dahulu.
"Woojin masih berlatih?" tanya Hyungseop dan Haknyeon menjawab dengan gerakan menunjuk kearah lapangan menggunakan dagunya.
Hyungseop bisa saja pulang terlebih dahulu, namun itu sudah menjadi kebiasaannya menunggu Woojin untuk pulang bersama, terkecuali jika pria gingsul tersebut menyuruh Hyungseop untuk duluan.
Hyungseop memiringkan kepala, menatap kearah Woojin dan Guanlin yang masih bermain dengan penuh semangat, iya itu menurut pandangan Hyungseop saja.
"Park Woojin! kau masih lam--"
BUKKK
Suara keras membuat percakapan Jihoon dan Haknyeon terhenti seketika, dan mereka nampak terkejut ketika melihat Hyungseop yang sudah jatuh terduduk disekitar lapangan dengan bola basket yg menggelinding didekatnya.
"HYUNGSEOP!" teriak mereka seraya berlari menghampiri pria Ahn tersebut.
Gerakannya terlalu cepat, bahkan Hyungseop tak bisa menghindar ketika benda bulat tadi menghantam bagian muka sebelah kanannya dan mengenai bagian hidungnya juga.
Baik Woojin maupun Guanlin, keduanya nampak terkejut dengan nafas memburu melihat pemandangan yang terjadi begitu cepat, bahkan mereka tak sadar akan siapa yang membuat bola basket terlempar kearah Hyungseop.
"Hyungseop kau baik-baik saja?"
Jihoon berusaha memapah Hyungseop untuk bangun sementara pria Ahn itu hanya mengangguk lemah.
Woojin dan Guanlin lantas segera menghampiri ketiga orang lainnya, dengan wajah khawatir mereka menatap kearah Hyungseop.
Tak lama, Hyungseop merasakan cairan hangat keluar dari hidungnya.
"Y-yak kau berdarah" ujar Haknyeon.
Hyungseop merasakan kepalanya menjadi pening seketika, dunia sekelilingnya terasa berputar.
"Uhh kepalaku pusing sekali" ujarnya dan tubuhnya menjadi limbung, hampir saja terlepas dari pegangan Jihoon.
Jika saja seseorang tak segera menangkap tubuhnya.
Guanlin kembali memundurkan langkah, ketika nyatanya Woojin sudah lebih dulu menangkap tubuh Hyungseop daripada dirinya.
"Yak! bantu aku" ujar Woojin yang segera disadari Jihoon dan Haknyeon untuk membantu Woojin membawa Hyungseop dipunggungnya.
Guanlin hanya bisa melihat adegan tersebut tanpa bisa berkata apapun.
Hyungseop tak protes atau melakukan apapun, ia hanya berusaha menghentikan darah yang mengalir dari hidungnya menggunakan tangan.
Namun sekilas, Hyungseop masih sempat melihat kearah Guanlin yang tengah menatap kearahnya juga, sebelum selanjutnya Woojin segera membawa Hyungseop pergi ke ruang kesehatan.
Guanlin terdiam, tangannya mengepal dengan keras.
Lagi-lagi Woojin mendahului langkah Guanlin.
TBC
Ucup lagi buka-bukaan
Hot payerrrrrr🔥🔥🔥🔥🔥*yang dibelakang plis muka kondisikan*