Guanlin datang seorang diri.
Di umurnya yang masih muda tentu saja tak mudah untuk beradaptasi di negara asing yang bahkan untuk menguasai bahasanya saja masih sulit.Guanlin bukan tipikal yang mudah untuk membuka dirinya, meski ia bisa berteman dengan banyak orang namun ia tak bisa sampai ke tahap yang lebih dekat terkecuali hanya pada Daehwi saja--pengecualian karena Daehwi tetap menempel padanya meski terkadang Guanlin mengabaikannya.
Guanlin biasanya hanya akan fokus pada dirinya sendiri, apa pedulinya pada urusan orang lain?
Dia anggap itu tak penting-oke ini hanya pada awalnya saja.
Sebelum kini akhirnya ia menemukan sesuatu yang menarik untuk dipentingkan olehnya.Ia selalu datang pukul 07.00 pagi, headphone berwarna putih seakan menjadi pelengkap yang tak pernah lupa untuk ia gunakan. Lokernya nomor 007, berada dibawah loker Woojin dan diatas loker Jihoon. Ada stiker kelinci di lokernya seraya nama hyungseopie yg ditulis dengan cara yg manis. Setiap hari rabu dan kamis ia selalu kumpul club dance, pada jam istirahat biasanya ia berkumpul dengan Woojin dan teman sekelas lainnya di kelas 3-A. Susu rasa pisang merupakan favoritnya yang tak pernah terlewatkan setiap hari---Srakk
Guanlin merobek kertas yang sudah terisi oleh hampir satu paragraf tulisan olehnya.
Bukannya mengisi soal-soal di buku paket ia malah menulis seperti seorang detektif yang tengah mencatat informasi targetnya.
"Apa-apaan ini" sobekan kertas itu segera ia jadikan gulungan asal dan dilempar pada tempat sampah di samping meja belajarnya dengan gerakan kasar.
Guanlin menghela nafas seraya mengusak rambutnya sendiri dengan gerakan kesal.
Hingga suara ketukan yang cukup keras di pintu kamarnya membuat Guanlin segera beranjak.
"Ibu baru mengirimiku uang, ayo bermain kalau kau menang aku traktir sepuasmu" ujar Daehwi yang langsung muncul ketika Guanlin membuka pintunya.
Si heboh itu memang tau bagaimana caranya membuat Guanlin bersenang-senang.
"Setuju" ujar Guanlin dengan smirk yang ia tampilkan di wajah tampannya.
"WOAHHH KAU YANG TERBAIK SUNBAE"
Suara ribut itu berasal dari lantai bawah, di tempat yang baru saja akan dijadikan lapak bertaruh Guanlin dan Daehwi-bermain playstation.
Guanlin dan Daehwi saling berpandangan sejenak sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk melihat ke sumber suara, dimana beberapa anak asrama nampak tengah kegirangan dengan beberapa kotak pizza yang tersaji di meja ruang tengah.
"Heol, daebak siapa yang membeli itu?" ujar Daehwi sementara Guanlin sibuk menatap salah sosok di bawah sana yang tengah membelakanginya dan Daehwi dengan tas backpack berwarna hijau army yang bertengger di punggungnya.
"Kalian tidak ikut makan?" Daehwi dan Guanlin menoleh pada Dongbin yang baru saja berbicara.
"Siapa yang membeli itu?" penasaran Daehwi.
"Kudengar anak club dance memenangkan perlombaan jadi Hyungseop sunbae merayakannya dengan mentraktir mereka pizza"
"Tapi kelihatannya ia tak hanya memberikan itu pada anak club dance yang ada di asrama"
"Iya, dia juga memberikan itu untuk semua anak asrama, kupikir ia ramah hanya kabar berlebihan semata tapi ternyata benar" ujar Dongbin sambil berlalu menuju kamarnya membawa beberapa potongan pizza.
Guanlian terdiam.
Sejak Dongbin menyebutkan nama Hyungseop sontak ia segera menajamkan pandangannya kearah bawah sana, dan benar saja sosok yang sedari tadi ia lihat--yang mengenakan backpack berwarna hijau army adalah Ahn Hyungseop.
Ia nampak tersenyum bahagia melihat anak-anak asrama sedang menikmati pizza yang ia bawa, dan senyuman Hyungseop terlihat sangat--
"Nah kan, kau menatapnya"
Guanlin mengalihkan kedua matanya kearah Daehwi yang kini sudah memasang wajah kau-tertangkap-Lai-Guanlin.
"m-menatap siapa" kikuk Guanlin
Daehwi melipat kedua tangannya di depan dada.
"Padahal aku belum mengatakan kau menatap apa atau menatap siapa, ternyata benar kau sedang menatap Hyungseop sun--"
Guanlin sontak membekap mulut Daehwi, nada bicara bocah ini tak bisa dikontrol.
Jika tiba-tiba ia meneriakkan nama Hyungseop itu bisa bahaya.
Akhirnya terjadi pertengkaran kecil dimana Daehwi berusaha melepaskan dirinya dari Guanlin dan Guanlin yang berusaha keras untuk menutup mulut berisik Daehwi.
Pergerakan ribut mereka mengundang perhatian seseorang di bawah sana.
Kedua mata Hyungseop mendadak saja ingin menatap kearah lantai dua, dimana sesosok pria menggunakan hoodie berwarna hitam tengah membekap mulut--ah Daehwi, Hyungseop hafal anak itu karna ia sering menemui Samuel di club dance.
Kali ini Hyungseop ingat.
Pria ber-hoodie hitam itu adalah pria yang sama ketika ia sedang menemui Woojin di lapangan basket beberapa waktu lalu.
Pria yang pendiam dan sedikit aneh itu kan?
TBC
Voment ditunggu selalu~
btw gue rada ilang semangat mantengin pd101 gara2 Guan anjlok rank-nya, tapi gue seneng juga Guan se-tim ama Hyungseop di Super Hot wkwk udah ah bye👌