21

1K 188 54
                                    


Yang satu tersenyum yang satu murung.

Suasana latihan klub basket kali ini memiliki dua warna yang berbeda.

Sedari tadi Woojin tak henti-hentinya tersenyum, baru saja kemarin ia berhasil mengungkapkan perasaannya pada Hyungseop dan gosipnya kini sudah menyebar kemana mana.

Jihoon dan Haknyeon sesekali menggoda Woojin untuk mentraktir mereka makan sebagai perayaan hari dimana ia dan Hyungseop resmi menjadi sepasang kekasih.

"Uhuu bintang utama kita datang juga" ujar Jihoon saat Hyungseop berjalan kearah mereka.

Sementara Hyungseop hanya menyunggingkan senyuman kikuknya, tidak seperti Woojin yang terlihat sangat senang, Hyungseop terlihat lebih banyak diam.

Bahkan ketika Woojin terus berbicara sambil merangkul Hyungseop, pria itu malah terfokus pada sesuatu yang lain.

Woojin mengikuti arah pandang Hyungseop.

Yang mengarah pada sosok teman satu klub Woojin, yang tengah memasukkan bola basket dengan gerakan keras kearah ring.

"Guanlin, istirahat dulu kau tidak berhenti sedari tadi" namanya disebut oleh Jihoon.

Guanlin tak peduli, seakan ia membutakan dan menulikan dirinya, tak perduli pada sekitar dan terus memaksakan diri.

"Guanlin" panggil Woojin.

Tak mendapat respon.

Pria itu masih sibuk pada bola basket, tak berhenti sedikitpun meski ia sudah terlihat kelelahan.

Sebagai kapten dalam tim, Woojin tentu memiliki tanggu jawab dalam menjaga anggotanya.

"Lai Guanlin !" kali ini Woojin memanggil nama Guanlin dengan sedikit keras

DUKK

"APA ?" Guanlin membenturkan bola ditangannya kebawah dengan gerakan keras dan menyahut dengan suara keras juga.

Membuat semua yang ada disana terkejut, termasuk Hyungseop.

Karena Guanlin tak biasanya bersikap seperti itu.

"Urusi saja urusanmu sendiri, kenapa ? tak senang melihatku berlatih?"

"Kau bukan berlatih, itu menyiksa dirimu sendiri"

"Tutup mulutmu, aku tak butuh nasihat darimu"

Woojin tersulut emosi, lantas ia segera menghampiri Guanlin dan mencengkram baju bocah tinggi dihadapannya itu.

"Jaga ucapan, dimana sopan santunmu" geram Woojin.

"Ck, kau gila hormat Woojin sun ba e ?"ledek Guanlin dengan penuh penekanan.

Jihoon dan Haknyeon yang melihat itu berusaha menghentikan keduanya, sementara Hyungseop terdiam ditempatnya tak tau apa yang harus dilakukan.

Bugh

Hingga sebuah hantaman keras yang mengenai wajah Guanlin membuat Hyungseop membulatkan kedua matanya.

Woojin dan Guanlin saling melayangkan pukulan mereka, seperti yang selalu dilakukan anak lelaki dalam mengekspresikan rasa marah mereka.

"WOOJIN!" teriak Hyungseop sambil berlari menghampiri mereka.

Hyungseop tak menyukai kekerasan, terlebih ketika melihat orang terdekatnya melakukan hal semacam itu.

Dari segi kekuatan jelas Woojin lebih unggul, ia sudah berhasil membuat sudut bibir Guanlin mengeluarkan bercak merah.

"Yak! Kau ingin cari masalah?" geram Jihoon yang menahan Woojin dan Haknyeon yang menahan Guanlin.

Stalkernya Hyungseop [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang