Hari ini pertemuan club basket yang kedua.
Setelah kemarin saling mengenal satu sama lain antara sunbae dan hoobae, hari ini mereka memulai latihan dasar sambil mempelajari karakter bermain satu sama lain.
Guanlin menghela nafas, cukup melelahkan juga setelah mencoba 1 lawan 1 bersama Park Woojin. Si Ace dalam tim.
Guanlin menuai pujian dari permainannya meski ia belum bisa mengalahkan Woojin, bukan hal istimewa karna bermain basket memang hobi Guanlin sejak ia kecil.
Jemari panjang Guanlin merapihkan rambutnya sendiri, menyisirnya pelan seraya mengarahkan rambut yang sudah setengah basah tersebut kearah belakang, membuat dahi mulusnya terlihat dengan jelas.
"Minumlah"
Gerakan mata Guanlin kini tertuju pada sebotol mineral yang sengaja disodorkan kearahnya.
Ia yang tengah terduduk sontak mendongakkan kepala untuk melihat siapa yang menjadi pelaku pemberi minum itu.
Si pria gingsul lagi.
Guanlin tidak tau jika Woojin akan seramah itu padanya, meski baru kenal sebentar tapi pria ini nampak sudah menganggap Guanlin kawan-ah atau adiknya?
"Untuk hyung saja"
"Tidak, aku masih punya yang lain" ujar Woojin yang sontak membuat Guanlin mengerutkan dahi-bingung.
Sejujurnya sejak pertama kali mendengar nama Woojin disebut, terasa tak asing bagi Guanlin tapi ia tak ingat mengapa ia bisa merasa seperti itu.
"Oy Woojin, dia datang" si winkboy yang kali ini berbicara, membuat Woojin segera menoleh kearahnya.
Yang dimaksudkan oleh Jihoon adalah sesosok pria berhidung mancung yang tengah sibuk menyeruput susu rasa pisang kesukaannya seraya berjalan kearah Woojin dan Guanlin berada.
Guanlin sontak membulatkan kedua matanya tanpa alasan, botok mineral yang entah sejak kapan sudah berpindah tangan padanya ia remas pelan tanpa sadar.
" Ada apa?" ujar Woojin.
"Aku mau pinjam buku catatan senimu, aku lupa saat di kelas tadi"
Entah mengapa keringat yang mengalir di pelipis Guanlin malah tak juga berhenti, atau malah bertambah saat ini? ia terlihat sangat kikuk bukan main.
"Ambil saja di tasku" yang diberi perintah segera menurut, kebetulan sekali tas woojin berada disamping Guanlin.
Itu Hyungseop.
Ya, yang tengah membuka tas Woojin sambil mencari buku yang dia maksud.
Sebelah tangannya masih sibuk memegang sekotak susu pisang hingga tak lama susu itu sudah berpindah tangan pada woojin yang tanpa izin menyeruputnya begitu saja.
Guanlin merasa dia bagaikan patung hiasan diantara mereka berdua, diam tanpa berkata apapun.
Namun diam-diam juga matanya menelisik kearah Hyungseop yang tengah sibuk mencari buku dan kearah Woojin yang tengah menyeruput susu pisang dari sedotan yang sama digunakan Hyungseop tadi.
Pantas saja Woojin terasa tak asing, Guanlin baru ingat jika nama Woojin pernah disebutkan saat pertemuan pagi di koridor sekolah beberapa hari lalu.
Hyungseop merasa ada yang ganjal.
Ia menyadari sedari tadi ada satu sosok lain yang berada di dekatnya dan Woojin, namun mengapa makhluk hidup itu tak menunjukkan tanda-tanda kehidupannya?
Sontak membuat Hyungseop menoleh, dan itu tepat pada saat kedua mata Lai Guanlin juga sedang meneliti seorang--Ahn Hyungseop.
Membuat pandangan mereka bertemu dalam jalan yang tak direncanakan sebelumnya.
Guanlin segera mengalihkan pandangannya, sementara Hyungseop nampak masih meneliti lekuk wajah si pria jangkung tersebut--Seperti pernah melihat tapi dimana?
"Ketemu tidak?" Woojin memecah keheningan dan Hyungseop segera mengangguk, menghentikan aktivitas meneliti Guanlin dan bertigkah seolah hal yang dilakukannya tadi hanya angin lalu.
"Nanti malam aku kerumahmu, kembalikan ini" ujar Hyungseop seraya mengangkat buku Woojin yang ia pegang dan Woojin hanya mengangguk patuh.
Hyungseop dekat dengan Woojin.
Satu fakta baru yang Guanlin temukan tanpa sengaja-lagi.
Tapi entah kenapa, kali ini rasanya sedikit tak menyenangkan.
TBC
Ditunggu selalu vomentnya gaes🙆🙆