-Kalau bertemu denganmu itu hanya sebuah kebetulan, boleh tidak jika aku mengubahnya jadi sebuah takdir?-Dahi Hyungseop mengkerut tatkala membaca rangkaian kata nyaris puitis tersebut ia temukan di dalam loker.
Kepalanya otomatis menoleh ke kanan dan ke kiri meski hasilnya nihil ia tak menemukan siapapun disana kecuali hembusan angin di pagi hari.
Entah itu hanya orang iseng yang ingin mengerjai Hyungseop, atau--Woojin.
Ah iya, setau Hyungseop yang biasanya menyelipkan note ke lokernya kan hanya Woojin.
Tapi untuk menulis sesuatu semanis ini, rasanya Hyungseop tak berani mengambil resiko dengan meyakini kalau Woojin yang melakukannya.
Senyum hambar mendadak datang di wajah Hyungseop seiring ia yang hanya mengabaikan kertas tersebut, menutup loker dan segera berlalu darisana.
Tak sadar jika di sebuah tempat strategis ada yang tengah memperhatikan setiap pergerakannya.
Hari ini berjalan begitu lambat bagi Hyungseop, sebenarnya ia sedang berada dalam mood yang tidak baik.
Ditambah lagi kehadiran note misterius yang berhasil membuatnya penasaran bukan main.
Sedari tadi ia ingin bertanya pada Woojin atau setidaknya bercerita, namun pria gingsul itu nampak sedang sibuk membicarakan perihal pertandingan basket dengan Jihoon sejak di kelas hingga di kantin.
Akhirnya mood Hyungseop jadi semakin rusak.
Ia hanya mengaduk-ngaduk makan siangnya dengan malas setelah memakannya hanya beberapa suapan.
Susu pisang kesukaannya pun nampak tak mendapat perhatian Hyungseop kala itu.
Jihoon sekilas menyadari aura tak menyenangkan dari Hyungseop dan memberi kode pada Woojin, membuat Woojin menoleh kearah disamping kanannya.
Hyungseop yang tengah murung.
"Hei, kau sakit?" ujar Woojin sambil memiringkan kepala berusaha mendapat kontak mata dari Hyungseop.
Yang ditanya sontak menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Kenapa makananmu tak habis?"
"Aku sedang tak nafsu" tutur Hyungseop yang akhirnya membuat Woojin hanya menganggukkan kepalanya.
"Oy Guanlin, sini bergabung" Woojin mendadak berseru seperti itu, tanpa menoleh juga Hyungseop sudah mengerti jika Guanlin ada di sekitar mereka, ditambah lagi ada suara Daehwi yang terdengar.
Kantin terdengar begitu ribut siang itu, membuat kepala Hyungseop terasa pening.
Tanpa berkata terlebih dahulu, Hyungseop bangkit dari duduknya dan membalikkan tubuh berniat segera pergi.
Sebelum kejadian yang tak pernah terduga olehnya terjadi.
Seperkian detik kemudian ada bunyi keras antara benturan tempat makan di kantin dengan lantai.
Dan wajah Hyungseop yang terkejut saat menyadari makanan yang ada di tempat yang terjatuh tadi mengenai baju sekolahnya.
"Astaga!! Aku tidak sengaja- eh tidak maksudku--aishh kenapa kau ceroboh sekali" ini Daehwi yang berbicara dengan nada panik sambil menyikut Guanlin dengan lengannya.
Guanlin terdiam, dia adalah pelaku yang menimbulkan suara ribut tadi.
Daehwi dan Guanlin sedang berjalan menuju meja Woojin berada, namun mereka sibuk bercanda hingga tak sengaja Daehwi mendorong tangan Guanlin yang tengah membawa nampan makanannya.
Dan, inilah hasilnya.
"Salahmu" Guanlin menoleh kearah Daehwi dengan tatapan geram sementara beberapa mata di kantin nampak menjadikan mereka objek tontonan saat itu.
"Hyungseop sunbae maaf ya dia-ah kami tak sengaja" Daehwi mendekat kearah Hyungseop dan membantunya membuang beberapa sayuran yang menyangkut di blazer sekolah Hyungseop.
Hyungseop tersenyum masam,berekspresi seolah ia tak apa-apa dan lekas pergi ke kamar kecil untuk menbersihkan bajunya.
Woojin bahkan tak sempat bertanya jika ia baik-baik saja atau tidak.
"Susul dia" perintah Daehwi pada Guanlin yang masih terdiam di tempatnya.
"Cepat Lai Guan Lin"
"Iya cerewet" protes si jangkung sebelum akhirnya ia segera berlalu dari sana.
Hyungseop nampak berusaha membersihkan bagian blazer nya yang terkena tumpahan makanan tadi.
Tapi percuma, bau nya tak akan hilang secepat itu. Mengapa harus disaat ia sedang tak memiliki mood bagus seperti ini hal itu terjadi?
Hyungseop merasa kesal, entah karena kejadian tadi atau memang karna badmood-nya.
Hingga akhirnya ia membersihkan blazer miliknya sambil mengerucutkan bibir persis seperti seorang anak yang tengah menahan tangis.
Guanlin melihat pemandangan tersebut dengan rasa bersalah.
Satu langkah
Dua langkah
Tiga langkah
Guanlin berusaha mendekati Hyungseop dengan langkah yang perlahan.
"Hm maaf"
Hyungseop sedikit terkejut mendengar suara Guanlin, dan segera menoleh.
Tak ada yang bisa dijadikan respon lagi oleh Hyungseop selain mengangguk pelan, membuat pria jangkung di hadapannya itu menatap Hyungseop lekat.
Lagi-lagi hadir atmosfer canggung disana, dengan keheningan yang cukup panjang terjadi diantara keduanya.
Hyungseop memilih untuk melanjutkan kegiatan membersihkan blazer nya tadi, sebelum sebuah tangan menghentikan pergerakannya seraya mematikan kran di wastafel yang Hyungseop gunakan.
"Tidak usah dilanjutkan" Guanlin berucap seraya membuka blazer miliknya sendiri dan menyodorkannya pada Hyungseop.
"Pakai punyaku saja dulu, aku akan melaundry milikmu dan aku kembalikan besok" lanjut Guanlin namun Hyungseop masih tak bergeming.
"Tidak apa-apa, aku--"
"Pakai saja, agar aku tak merasa bersalah" ujar Guanlin kali ini sambil menyampirkan blazernya di pundak Hyungseop dan mengambil blazer kotor milik pria mungil di hadapanya ini.
Hyungseop tak bisa berkata-kata, ia hanya mengerjapkan matanya seraya melihat kearah Guanlin.
Kini Guanlin menyalakan kran di dekatnya, membasahi tangan kanannya sendiri sebelum akhirnya apa kau akan menduga?
Jika ia mengusap pipi Hyungseop menggunakan tangannya yang telah dibasahi tadi.
"Ada sesuatu yang menempel di wajahmu"
Kuah kimchi? potongan bawang? sisa sayuran?atau butiran nasi? Hyungseop menebak-nebak sekiranya apa yang menempel di wajahnya itu.
Namun fokusnya teralihkan oleh usapan lembut tangan Guanlin di wajahnya, meski hanya sekilas.
Guanlin sosok yang sulit diduga.
Hyungseop tak tau jika pria itu bisa melakukan skinship yang tanpa aba-aba seperti ini.
TBC
Slow update✌ lagi mentok (?)