Typo everywhere
.
.
.
.
.
.
.
.
.Annisa POV
Baiklah, setelah kemarin aku disekap digudang bawah tanah, sekarang aku kembali dikurung disebuah markas besar komplotan mafia atau gangster atau apalah mereka menyebut diri mereka. Aku tidak mengkhawatirkan orang tuaku karena aku tidak memiliki orang tua. Ibuku meninggal saat aku berusia 15 tahun dan ayahku menikah lagi dengan wanita yang sekarang menjadi ibu tiriku. Semula aku mengira bahwa cerita cinderella dan ibu beserta saudara tirinya hanya ada didalam cerita dongeng belaka. Nyatanya kini aku mengalami nasib tragis seperti cinderella, bedanya adalah tidak pernah ada pangeran yang mencariku untuk sebuah sepatu kaca seperti cerita yang sudah sudah.Ayahku meninggal karena penyakit yang dimilikinya 2 tahun yang lalu. Meninggalnya pun dengan cara yang kurasa sungguh tidak wajar, meninggal setelah melakukan hubungan suami istri dengan ibu tiriku itu. Jujur, aku memang tidak terlalu peduli lagi terhadapnya sejak dia memutuskan untuk menikah dengan wanita jahat itu. Menikah dengan seorang janda beranak dua wanita jahat itu tidak bisa mengusirku setelah kematian ayahku alasannya adalah karena ayahku mewariskan rumah beserta asetnya padaku. Semuanya kelak bisa aku dapatkan bila aku sudah menginjak umur 25 tahun. Tapi, selama belum menginjak umur 25 tahun maka wanita jahat yang memegang kendali atas rumah dan warisan ayahku itu.
Wanita jahat itu tidak pernah memberiku uang untuk kuliahku yang tinggal beberapa Bulan lagi, jadi aku putuskan untuk mengambil pekerjaan sampingan sebagai waiter disebuah cafe. Penghasilanku yang tidak seberapa membuatku ingin mencari pekerjaan ditempat lain. Aku sadar bahwa biaya yang aku butuhkan untuk menyusun tugas akhir tidaklah sedikit. Sampai akhirnya salah seorang kenalan lamaku menjanjikan aku sebuah pekerjaan dengan orang bernama hanz dan seperti yang sudah aku ceritakan maka itulah awal mula penyebab aku terperangkap ditempat lelaki kejam pemimpin komplotan ini.
Beruntungnya salah seorang dari mereka bersikap sangat baik padaku. Namanya daehan, seorang pemuda dengan status pelajar disekolah menengah pertama. Sedikit terdengar aneh, dengan umurnya yang sudah 17 tahun harusnya sudah berada disekolah menengah atas. Tapi kurasa karena dia terlambat sekolah atau mungkin tingkat kecerdasanya yang sedikit dibawah rata rata, entahlah aku tidak mau menduga duga.Daehan berjanji padaku bahwa dia akan membantuku berbicara dengan lelaki kejam itu. Setidaknya jika daehan berhasil maka aku bisa melanjutkan kuliahku dan tentunya juga melanjutkan hidupku. Lelaki yang bernama daniel itu sungguh kejam menurutku. Bagaimana tidak, bila setiap kali aku kelebihan bicara maka dia mengancam akan menembak kepalaku seperti yang dilakukannya siang tadi dimeja makan. Tapi kenapa orang orang ini begitu menghormatinya? Kenapa bibi tri yang sudah tua itupun membelanya. Apakah karena daniel itu adalah atasannya atau memang ternyata dia memiliki sisi baik yang tidak aku ketahui. Ya aku akui jika beberapa kali dua bersikap lembut padaku, tapi hanya sedikit kurasa dan itu tidak sebanding dengan perlakuannya yang kejam terhadapku. Meski demikian aku merasa ada sesuatu yang menarik dari dirinya, entah apa utu aku sendiri tidak mengetahuinya.
Author POV
Lea, sam dan chen terlihat sedang menikmati makan siang mereka sambil membahas sesuatu."Kenapa lama lea?" tanya chen
"Aku memberikan sedikit ceramah gratis untuk bos tercinta" jawab lea sambil terkekeh
"Hahahahaha ceramah apa lea? Apa aku bisa mendapatkannya juga?" tanya sam.
"Untukmu sepertinya tidak usah sam, khusu untuk bos" jawab lea sambil menyuap kedalam mulutnya.
"Apakah untukku bisa lea?" tanya chen